Chapter Six: Something Isn't Right

1.4K 172 8
                                    

Halo, Jakarta!

Akhirnya gue bisa pulang ke rumah. Setelah sekian lama berkutat dengan tugas tugas penelitian gue di Solo, akhirnya sekarang gue bisa istirahat sejenak.

Betapa bahagianya gue bisa kembali ke rumah, bertemu keluarga gue, kembali ke zona nyaman gue. Ditambah siang ini, gue akan berkunjung ke Pelatnas.

Gue masih berkirim kabar dengan mas Rian, dan hubungan kami sepertinya semakin intens. Kita jadi lebih sering video call dan telfonan.

Namun, gue tidak memberitahu mas Rian kalau gue akan pulang ke Jakarta, terlebih berkunjung ke Pelatnas. Gue ingin sok-sokan kasih surprise gitu deh, hehe.

Yang tahu kalau gue ke sana ya cuma Jojo, karena dia yang minta ketemu juga kan. Semoga saja dia nggak bilang ke mas Rian dan yang lainnya.

"Fira, nanti ketemu di cafe ini ya.. gue kirim alamatnya. Gue masih latihan sampai jam 12 habis itu break bentar sampai jam 2. Kalo udah sampe tunggu dulu yaa"
Pesan terakhir Jojo ke gue.

Oke Jo, tapi sepertinya gue tidak akan datang ke cafe yang lo bilang, karena gue akan langsung ke Pelatnas. Ketika lo bilang akan istirahat jam 12, berarti sebelum jam 12, gue sudah harus ada di sana.

Maka dari itu, saat gue lihat jam tangan gue menunjukkan pukul 11.30, gue sudah berada di depan Pelatnas Cipayung. Gue datang tidak hanya dengan tangan kosong, tapi gue juga membawakan beberapa oleh-oleh dari Solo.

Gue menunggu di depan Pelatnas dekat plang PBSI, dengan bingung dan tidak tau harus apa, gue cuma celingak-celinguk sambil sesekali bermain hp.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki mendekat ke arah gue. karena penasaran, gue menengok ke belakang namun tidak ada siapa-siapa di sana. Kok tiba-tiba creepy gini ya? Gue bener kan ini ke Pelatnas PBSI, bukan ke rumah hantu?

"DUARRRR!!!!" Betapa terkejutnya gue ketika ada suara seseorang mengagetkan gue tepat di telinga gue dan hampir membuat hp gue terlempar dari tangan. Untungnya, gue tidak latahan.

Dan ketika gue menengok, sudah ada a Fajar di sana sedang cengar cengir menatap gue.

"A FAJAR YA AMPUN BIKIN JANTUNGAN AJA SIH!!!" kata gue setengah berteriak namun tetap mengontrol intonasi gue agar tidak menimbulkan kegaduhan.

"Hahahahha lagian Safira ngapain celingukan depan sini.. aa udah perhatiin dari tadi kirain siapa, ternyata beneran Safira. Mau ngapain ke sini?"

"Hehe iya a, mau ketemu aja sama kalian. Sekalian kasih oleh-oleh... yang lain mana? Masih pada latihan?"

"Halah pasti sebenernya tujuan utamanya mau ketemu salah satu kan, bukan semua? Siapa sih? Mas Jom???" Hehe a Fajar tau aja sih, isi hati gue.

"Ya semuanya beneran a..." belum sempat menyelesaikan kalimat gue, tiba- tiba ada seseorang datang dan melihat gue dengan ekspresi...kaget?

"Safira?!" Iya, itu Jojo yang kaget.

"Hai Jo! Kata gue senyum lebar sekali, seakan berkata, hehe sorry bro gue langsung ke sini.

Detik berikutnya gue sudah ditarik oleh Jojo menjauh dari a Fajar yang membuat gue kebingungan sendiri, dan a Fajar yang melihat itu sepertinya juga sama bingungnya dengan gue.

"Kok lo kesini sih? Kan gue bilang tunggu di cafe yang gue kasih tau" kata Jojo dengan ekspresi yang bisa gue baca kalau dia sedikit marah.

"Loh emangnya kenapa sih Jo? Kan gue kesini juga mau ketemu yang lain" jawab gue dengan tak mau kalah.

"Ya iya tapi kan gue mau ngomong sesuatu dulu" Eh dia malah makin ngegas :")

"Ya ngomong di sini aja emang kenapa?" Gue sudah mulai hampir tersulut emosi dibuatnya.

"Ah, susah nanti kalau ada yang lewat..." Jojo masih bersikeras.

"Emang kenapa Jo? Sepenting itu? Ini bilang aja di sini sekarang, mumpung sepi ngga ada siapa-siapa..." kata gue dengan intonasi sedikit memelan dan menekan emosi gue, untuk menghindari adu mulut dengan Jojo.

"Oke... karena lo udah jauh-jauh ke sini... dengerin gue, Fir." Kata Jojo mendadak serius.

Kok gue jadi degdegan ya lihat Jojo seserius ini... apa yang mau diomongin nih?

"Fir....lo mau bantuin gue nggak?"
Katanya kemudian.

"Bantu apa Jo?"

"Tapi gue mau minta maaf, kalau gue minta bantuan yang sedikit......berat." Kan, gue makin penasaran dan degdegan.

"Apa itu? Kalau gue bisa bantu, gue akan bantu." Jawab gue meyakinkan.

"Lo....mau nggak, pura-pura jadi pacar gue?"

HAH GIMANA JO?????

"Eh? Pacar? Pura-pura? Gimana maksudnya?" Jawab gue udah nggak santai lagi, dengan ekspresi yang mungkin sangat shock mendengar permintaan Jojo tadi.

"Iya, pura-pura jadi pacar gue. Plis, nanti gue jelasin kenapa. Tapi sekarang, gue butuh banget bantuan lo..."

Gue ingin sekali menolak. Karena....ini tidak benar. Pura-pura jadi pacar? Apa alasannya?

"Lo harus kasih tau gue alasan yang jelas, baru gue mau bilang iya"

"Fir....... plis, tolongin gue. Gak lama kok, sampai turnamen gue 2 minggu lagi. Lagian, kita akan backstreet, gue nggak akan ngasih tau identitas lo, dan anak-anak pelatnas nggak akan tahu, tenang aja"

Gue tidak tega dengan ekspresi muka Jojo yang mulai memelas seperti itu. Tapi gue tetap tidak bisa menerima begitu saja.

"Hmmm oke...."

Belum sempat gue menyelesaikan kalimat gue, Jojo sudah menyambarnya lagi.

"Oke? Jadi lo mau kan jadi pacar gue?"

"Wadaaawww ada yang lagi nembak nih!" itu bukan suara gue, tapi......






Suara a Fajar :")

Yang sedang berjalan menuju ke arah kami, dengan 3 orang lainnya di sebelahnya. Dan, salah satu dari 3 orang itu adalah..... mas Rian.

Haduh, mampus gue. Mas Rian pasti salah paham. Batin gue mulai panik.

Gue tahu salah satu yang sedang berjalan itu adalah Kevin, dan satunya mungkin pasangannya di ganda putra? Dan kemudian ada mas Rian, yang menatap gue dengan tatapan yang dingin, dan sama sekali tidak terbaca ekspresinya.

Entah kenapa ada perasaan tidak enak, seperti orang ketahuan sedang selingkuh. Terlebih, mas Rian tidak menyapa gue, dia hanya berlalu melewati gue dan Jojo, tanpa menoleh sedikitpun, seakan gue tidak ada di sana.

A Fajar yang melihat kejadian itu jadi bingung sendiri.. kemudian ia menghampiri Jojo dan bertanya,

"Jo? Lo beneran sama Safira?"

Gue buru-buru menggeleng mengisyaratkan kalau ini semua tidak seperti yang mereka kira, tapi kemudian respon Jojo adalah...













"Iya, safira pacar gue sekarang"










Mau lo apa sih Jo?


To be continue....




Polwan yang digosipin sama mas Jom cantik banget gaes :" aku hanya remahan kerupuk kulit :")

You Are the Cure | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang