Castle Was Build From Tears

894 108 21
                                    

Jennie pov

Kim Jisoo

Entah apa yang aku pikirkan akhir akhir ini.

Jisoo selalu saja masuk ke bayangan ku.
Kelakuan anehnya selalu saja membuat ku tertawa tapi terkadang kesal juga.

Seperti saat ini aku kesal sekali dengannya.

"Jennie ayolah biarkan aku istirahat sebentar" ku tatap Jisoo dengan tajam membuatnya diam seketika dan melihat ku takut takut.

Ayolah apa aku semenyeramkan itu

"Kau kenapa huh? Wajah mu seolah olah melihat hantu saja" dengus ku

"Kan hantunya didepan ku" gumam Jisoo yang masih bisa ku dengar.

"APA!!??" makin ku pertajamkan tatapan ku ke dia.

Menyebalkan memang.

Aku tinggalkan Jisoo seorang diri di kolam belakang istana.


-------------------

Author pov

"Aku ditinggal? Dasar nenek lampir kejam" dengus Jisoo dan menyusul Jennie ke dalam.

"Jisoo" Jisoo menghentikan langkahnya dan berbalik.

Disana berdiri Rosé dengan balutan gaun warna hitam yang indah sangat cocok dengan kulitnya yang putih bersih.

Jisoo terpaku melihat pandangan yang indah di depannya.

"Kau sungguh cantik Rosé"

"Ck, bukan itu yang mau aku dengar dari mu" dengus Rosé.

"Aku mau ke pertemuan para Tetua Vampire, kau tau kan. Pasti kau tau sangat Kim Jisoo" Jisoo menghela nafasnya.

Dia tau betul pertemuan para Tetua Vampire dan apa bahasannya.

"Kali ini aku pergi sendiri jadi kau jaga istana ini" ujar Rosé.

"Apa kau yakin Rosé?" tanya Jisoo

Rosé mengangguk saja

"Kau tau kan orang tua ku membangun istana ini bagaimana dan kau juga tau banyak pengorbanan yang dilakukan mereka saat memerintah sebuah kerajaan" Rosé melihat ke luar jendela saat ia teringat masa lalunya.

Jisoo melihat ada luka di mata sang Queen menghela nafasnya.

Dia sangat tau kedua orang tua Rosé dan bagaimana mereka berdua tumbuh dewasa.

Jisoo merasa bersalah dengan keegoisannya yang lalu, ia tau hal yg sudah terjadi tidak bisa diulang tapi dia masih bisa memperbaikinya di masa sekarang.

"Baiklah Jisoo aku akan berangkat sekarang" Rosé berjalan meninggalkan Jisoo yang masih diam.

"Hei Jis" tepukan dibahu Jisoo menyadarkan ia dari lamunannya.

"Lisa"

Lisa mengernyit bingung melihat ada yang aneh dari Jisoo.

"Oh ya Rosé kemana?" Lisa melihat sana sini tapi tidak menemukan Rosé

"Ah Rosé lagi ada urusan mendadak jadi dia terburu buru meninggalkan istana tanpa pamit" Lisa mengangguk paham saja.

"Kau lihat Jennie" Lisa memandang Jisoo aneh seolah olah pertanyaan tadi adalah hal yang terlarang.

"Kau bertanya itu pada ku? Apa kau yakin?" tanya Lisa balik.

"Lupakan saja lah" Jisoo pergi dari tempat dimana dia berdiri tadi

"See they leave me again" dengan tampang datarnya Lisa menuju kamarnya.



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Di sebuah ruangan pertemuan para Tetua Vampire
Rosé duduk dengan anggunnya.

"Baiklah Queen seperti yang dijelaskan di pertemuan sebelumnya peperangan ini akan berlangsung tak lama lagi" Tetua pertama.

"Apakah kau sudah mempersiapkan semuanya Queen" desak Tetua kedua.

"Kalian tidak usah khawatir aku sudah mempersiapkan semuanya, pasukan imortal sudah dikumpulkan" ujar Rosé denga tenang.

"Tapi apa kau sudah tau bahwa musuh mu licik" ujar Tetua kelima dengan senyum sinis

"Kau tidak usah khawatir Richard aku sudah menyiapkan apa yg diperlu jadi kau diam saja. Oh apa kau yang tidak tau apa apa ya" ujar Rosé tak kalah sinisnya.

Hubungan Queen Rosé dan Richard Tetua Vampire kelima memang tidak bagus.

Ini semua hanya karena Richard iri dengan kedua orang tua Rosé yang bisa mendapatkan apa saja sedangkan ia hanya jadi Tetua Vampire.

"Baiklah jika hanya ini yang kalian mau bahas aku kembali ke istana" dengan angkuhnya Rosé berjalan keluar dari ruangan.

Richard muak dengan semua kelakuan Rosé.
Dia bangun dari kursinya dengan kasar dan pergi dari situ juga dengan marah karena merasa telah dipermalukan.

.
.
.
.
.
.
.

Rosé masuk ke mobil.

"My Queen apa kita langsung ke istana" tanya supir

"Iya" balas Rosé singkat.

"Baiklah My Queen" sang supir fokus mengemudi.

Rosé merasa lelah beristirahat sejenak.

Selama perjalanan hanya ditemani keheningan yang menenangkan.

Rosé tau perjalanan kedepannya pasti akan panjang dan banyak rintangan.

Tapi dia tau bahwa keluarga dan orang orang yang disekelilingnya saat ini akan selalu menemaninya dan membantunya.

Rosé tersenyum tipis.





_______________

Hei y'all how r u?

Did y'all miss me? Ahaha

Maap typo dimana2 wkwkwk
Slamat menikmati :*

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang