.
.
.
.
.
.
.
.Miracle In December
.
.
.
.
.
"Yuta cepetan dong!!"
"Ih lama banget sih."
"Mama sama papa sudah di jalan."
Yuta serba cepat menuangkan masakan-masakannya pada wadah dan menatanya di meja makan. Dari tadi Justin hanya mengoceh dan terkadang mengelap keringatnya. Kalau bukan karena sayang, Yuta tidak mau melakukannya.
"Yuta ih cumi-cuminya jatuh kan!" Oceh Justin karena Yuta yang terburu-buru.
"Kamu yang mau nyambut Seong Woo malah aku yang ribet. Masak sendiri dong!" Kali ini Yuta ikut mengoceh karena.
"Kamu manggil papa aku papa tapi kok menyebut nama mamaku begitu saja?" Justin tidak terima dan sungguh Yuta tambah lelah kalau Justin seperti ini. Kedua tangannya masih sibuk menumis sayur tapi Justin mengoceh terus.
"Tidak akan aku panggil Seong Woo mama. Tidak cocok!" Karena faktor lelah juga jadinya Yuta sedikit membentak.
Plak!!
"KOK AKU DI PUKUL SIH?!" Habis kesabaran Yuta, siapa yang buat kesal siapa yang di pukul. Mana Justin memukul kepalanya dengan sendok sayur, itu sakit sekali.
"KAMU GAK SOPAN!" Balas Justin dan baru ingin memukul lagi Yuta sudah menghindar.
Cukup lama mereka terdiam saling menatap dengan kesal. Satu sama lain mereka tahu kalau masalah sepele ini akan besar tapi Yuta yang lebih dewasa selalu berusaha mengalah dan bersabar.
"Ah udahlah!" Yuta kembali berbalik dan mengaduk masakannya dengan terburu-buru.
"Jangan ganggu aku. Kamu yang suruh aku masak kan?!" Oceh Yuta sambil menambahkan beberapa bumbu ke dalamnya.
"Mau nyambut mamanya bilang kencang tapi ngelakuin malah suruh orang lain." Terus mengoceh sampai terasa nyelekit untuk Justin.
Justin merajuk, dia merapatkan tubuhnya pada Yuta dan mengaitkan lengannya pada Yuta membuat pria Jepang itu melepas spatulanya dan membuang napas bersabar untuk kesekian kalinya.
"Kamu kan bukan orang lain. Kamu pacar aku, sayang..." Justin menaruh kepalanya di pundak Yuta.
"Iya sayang, iya aku pacar kamu yang disuruh-suruh terus. Pacar apa pembantu?"
"Ihh bukan gitu..."
"Udahlah duduk sana, jangan ganggu dulu. Gosong nih."
"Jangan marahh...."
"Yaudah duduk sana."
"Gak mau. Maunya sama kamu."
"Duduk!"
Akhirnya Justin duduk dengan wajah cemberut. Maklum dia tidak bisa memasak tapi untungnya Yuta bisa memasak. Dia bersih keras mau memasak untuk Seong Woo tapi karna tidak bisa jadi melimpahkannya pada Yuta dengan berkata 'Aku dan kamu satu. Jadi masakan kamu masakan aku juga.'
Namun cemberutnya tidak tahan lama saat dia membuka ponselnya dan melihat tempat-tempat yang akan doa kunjungi malam ini. Karena malam ini perayaan tahun baru jadi Justin ingin yang berbeda.
"Sayang, liat deh. Kamu mau yang mana?" Masih mode merajuk, Justin menyuruh Yuta yang sedang membawa piring terakhir duduk di sebelahnya.
"Apa aja yang penting kamu senang." Ucap Yuta masa bodo biasanya kalau dia pilihkan juga malah Justin yang protes.
