.
.
.
.
.
.
.Miracle In December
.
.
.
.
."Yeeyy~" Seong Woo menyengir girang melihat infusnya sudah di lepas.
Namun Dokter Min yang melepasnya tampak menatapnya kesal. Walau matanya memancarkan kekesalan namun gerakan tangannya lembut dan sangat hati-hati. Seong Woo tak perduli dengan Dokter Min, dia lebih memilih menoleh pada Arin yang melonjak kesenangan dalam gendongan Daniel.
Yoon Gi menoleh juga pada Arin yang terdiam setelah melnatapnya "Dek, bilangin ya mama papanya. Jangan berbuat zina di rumah sakit!"
Sontak Daniel merengkuh kepala anaknya sambil menutupi telinga melarang Arin mendengar kata-kata itu. Arin yang mengerti keadaan langsung menempelkan kepalanya pada dada ayahnya.
"Dokter Kim kemana?" Tanya Seong Woo pada Yoon Gi yang fokus memberinya plester.
"Pergi lah! Untuk apa mengurus pasien sepertimu!" Ketusnya dengan wajah datar dan segera merapikan perlatannya setelah semuanya selesai.
"Dokter nikah sana! Galaknya awet sekali!" Emang Yoon Gi doang yang bisa ngoceh, Seong Woo juga bisa.
"Kamu juga nikah sana! Zina mau! Nikah gak mau!"
"Siapa yang zina sih? Orang gak jadi!"
Baru mau ngoceh lagi, suster yang membantu Yoon Gi sudah menahannya dengan berkata "Dok, kita ada jadwal operasi setengah jam lagi."
Berusaha tabah, Yoon Gi menghembuskan napas dengan tenang. Seong Woo saat hamil bikin dia pusing dan ternyata sekarang tambah membuatnya pusing.
"Dokter Kim besok kembali. Kau belum boleh pulang, jadwal ronsenmu sekali lagi nanti Dokter Yoon akan membantumu, besok check up terakhir dengan Dokter Kim." Ucap Yoon Gi dia harus tenang karena mau melakukan operasi, jangan sampai dia membunuh pasien karena terbayang-bayang Seong Woo.
Setelah itu Yoon Gi melangkah keluar sambil melirik Daniel dengan tajam seolah memperingatinya. Namun selesai Yoon Gi menutup pintu Daniel kembali menyerahkan Arin pada Seong Woo lalu tersenyum bersama.
"Hari ini Arin imunisasi." Ucap Daniel, dia selalu mengingatnya.
"Imunisasi dengan Dokter Jeon?" Tanya Seong Woo dengan semangat dan Arin berdiri sambil memeluk lehernya.
"Iya. Tapi biasanya jam segini masih ramai." Jawab Daniel sambil mengelus kepala Arin.
"Kalo begitu, mendingan kamu beliin aku bubur ayam dulu." Suruh Seong Woo, ia ingin bubur ayam yang dulu dia makan bersama Kayla.
"Arin ikut yuk?" Daniel mengajak Arin dan Arin hendak menjulurkan tangannya pada Daniel namun Seong Woo segera mengalihkannya.
"Disini saja sama mama." Seong Woo bicara pada Arin yang menatapnya.
Kemudian Arin mengangguk dengan semangat, "Mama... Mama..." Seong Woo ikut mengangguk senang sambil memeluk Arin. "Tama mamaamaa..." Ocehan lucunya membuat Seong Woo mengigit gemas pipi anaknya.
Akhirnya Daniel tak mau protes karena melihat dua orang yang ia sayangi tersenyum bahagia. Padahal dia takut kalau Seong Woo mengajak Arin jalan-jalan semaunya apa lagi kalau ke tempat bermain dan melepas anaknya begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/158196172-288-k7393.jpg)