introducing delvin

428 50 0
                                    

seperti biasa, koridor sekolah selalu penuh dengan siswa-siswi yang berlalu lalang. khususnya saat jam pulang sekolah seperti sekarang. ada yang terburu-buru menuju parkiran motor untuk segera pulang, ada yang berjalan santai sambil mengobrol menuju gerbang sekolah, dan ada juga yang malah ke ruang kelas lain untuk sekedar menghampiri temannya, seperti laki-laki satu ini yang sesaat setelah bel pulang berbunyi langsung berkemas dan berjalan menuju lantai 2. tapi bedanya, ia bukan menghampiri teman, melainkan pacar.

ehem.

cowok berwajah manis itu menaiki tangga menerobos siswa-siswi yang menuruni tangga dari lantai 2.

"DELVIN!"

seseorang yang baru saja akan ia hampiri ke kelas sudah melambaikan tangan ke arahnya. seketika senyumnya mengembang.

"yee padahal aku baru mau ke kelas kamu, kamu udah sampe sini aja," lanjut perempuan itu sambil berjalan beriringan menuju parkiran motor.

yang laki-laki tersenyum kecil, "jadi belajar fisika bareng kan?"

i l l e g a l

( introducing

delvin keanu saputra )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

delvin keanu saputra )

di sma 1, pembagian kelas sepertinya tidak hanya sekedar pengacakan daftar nama murid melainkan dikelompokkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, begitulah suudzon para penghuni sekolah tersebut. meski ada kelas yang memang resmi sebagai kelas dengan labelnya seperti ipa 1 yang berisi anak-anak akselerasi, dan ipa 5 yang isinya anak-anak berprestasi di bidang non akademik.

tapi setiap kelas seperti memiliki julukannya masing-masing karena mayoritas penghuninya yang satu spesies. seperti kelas ipa 2 yang berisi anak-anak dengan kepintaran di atas rata-rata, dan kelas ips 1 yang entah bagaimana hampir seluruh muridnya memiliki visual di atas rata-rata.

delvin keanu sendiri, bagian dari kelas 12 ipa 2, tidak begitu memusingkan label untuk kelasnya yang seakan-akan membuat ia dan teman-temannya punya citra 'jenius' atau bahkan 'ambis' di jidat masing-masing.

toh, memangnya dosa menjadi orang yang ambisius dan jenius? delvin terkadang heran kenapa 'ambis' dijadikan suatu olokan seakan-akan sifat itu sangat merugikan orang lain. seperti rasyid dan arda, salah dua dari sekian temannya yang paling sering mengatainya dengan sebutan ambis setiap ia menolak ajakan main mereka.

"ah, payah lu kemaren bilangnya mau ikut," seru si arda sambil menyikut delvin.

"ya siapa yang tau bakal ada ulangan fisika besok, dadakan nyet," jawab delvin jujur.

rasyid ikut menimpali, "sekali-kali gausah ambis lah, santuy. lo ga belajar juga paling dapet nilai 90."

di saat seperti ini delvin ingin sekali menjawab, 'GUE CUMA MAU BELAJAR WOY BESOK ULANGAN, COBA MANA BAGIAN AMBISNYA—heran deh pada ga pernah belajar apa gimana sih,' tapi ia hanya bisa menghela nafas dan menahan untuk mengelus dada lalu berjalan meninggalkan arda dan rasyid sambil berkata,

"entar gue nyusul."

urusan bisa nyusul atau enggaknya mah belakangan, yang penting sekarang ia bisa belajar.

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

illegal +skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang