introducing rasyid

316 52 0
                                    

"dih muka lu ngapa?"

yang ditanya mendengus. baru saja ia melangkah masuk ke kelas 12 ipa 5 langsung diledek oleh sobat karibnya itu.

tas dilempar sembarangan ke atas meja yang masih kosong di deretan paling belakang, kemudian ia naik di atasnya untuk berbaring, "biasa, ketiban pantat."

"ah kalo gue jadi lo, kena tiban pantat gue yang bilang makasih, cid."

si cowok satunya diam saja sambil mencibir, malas meladeni karena masih pagi, ia belum melek sepenuhnya. mana tadi malam ia begadang untuk main game pula bersama beberapa teman-teman satu gengnya yang sama gabutnya dengan dia.

(sama gabutnya dan sama-sama belum nyadarnya kalau keesokan hari sudah bukan liburan lagi)

lagi-lagi cowok ganteng itu menghela napas, kali ini sambil mengusap-usap pelan pipi sebelah kirinya yang memang agak biru. risiko pekerjaan, ia sudah sering memar-memar begini sehabis latihan, tapi kalau memar di wajah? jarang, apalagi penyebabnya kurang mengenakkan. itu tadi, ketiban pantat.

memang susah jadi anggota ekskul cheerleader.


i l l e g a l

( introducing

mohammad alrasheed )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mohammad alrasheed )

orang bilang "jangan menilai buku dari covernya," dan mungkin seorang cowok berwajah rupawan itu adalah the embodiment of that quote. mohammad alrasheed, atau rasyid untuk lebih singkatnya, atau acid untuk paling singkatnya. siapa yang tidak kenal? ibu kantin, pak satpam, mbak-mbak koperasi, sampai mas-mas janitor tahu dia.

anaknya hobi tebar pesona, dan suka jb-jb ke semua warga di sekolah. pak satpam hendak mengunci pintu kelas saat pulang sekolah, ia ajak mengobrol tentang skor pertandingan sepak bola yang tayang di sctv tadi malam. ibu kantin sedang menggeprek ayam pesanannya, ia menyeletuk soal kenaikan harga cabe baru-baru ini. bahkan kucing liar lewat di depan aula tempatnya berlatih ia tanyai sudah makan apa belum.

begitulah.

mungkin bawaan dari keluarganya yang memang terhitung kalangan atas dan classy, membuat rasyid tidak segan-segan mengajak bicara siapapun.

kembali ke "jangan menilai buku dari covernya," dimana di kalangan kelas 10 dan 11 rasyid terkenal ramah, suka senyum, dan kalau disapa pasti membalas.

lain lagi ceritanya kalau di kalangan satu angkatan apalagi satu kelasnya, rasyid dikenal sebagai cowok tengil, sebelas dua belas dengan anak-anak sepermainannya yang lain. ia sering nongkrong sampai malam, cabut dari kelas untuk tidur atau sekedar merokok, memanjat tembok belakang sekolah kalau terlambat, dan masih banyak lagi.

terlahir di keluarga religius tidak serta merta membuat rasyid menjadi sealim itu seperti yang dikira orang-orang.

karena ada yang lebih aneh lagi.

saat smp, keputusannya untuk masuk ke ekskul cheerleader yang didasari iseng saja malah berlanjut sampai ke sma. karena banyaknya prestasi yang didapat rasyid dari kompetisi cheerleading dari tingkat kota, daerah, sampai nasional, ia ditarik masuk ke kelas ipa 5 yang merupakan kelas khusus anak-anak berprestasi non akademik. karena itu ia terpaksa melanjutkan ekskulnya di cheers lagi di sma.

yang jelas kalau kalian menilai anak-anak cheerleader, terlebih anggota lelakinya kemayu, melambai, dan semacamnya, buang penilaian itu jauh-jauh. karena mohammad alrasheed dapat membuktikan secara langsung penilaian yang salah tersebut.

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

illegal +skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang