Chapter 5

306 30 0
                                    

Beberapa hari berlalu.

Ponsel Sowon berdering saat dia sedang sibuk mengetik sesuatu di komputer kantornya.

Sowon mengangkat teleponnya. "Halo."

Terdengar suara seorang wanita. "Unnie! Kamu lagi di mana?"

"Ini siapa, ya?"

"Ini aku, SinB."

"Ah, kamu ganti nomor lagi?"

"Iya, aku terpaksa ganti karena Yerin unnie selalu meneleponku setiap saat."

"Kamu masih belum berbaikan juga dengan dia?"

"Unnie, ini aku lagi di jalan mau ke rumahmu tapi sepeda motorku mogok di perjalanan. Uangku sudah habis untuk beli bensin, bisa tidak kamu menjemputku sekarang juga?"

"Aku lagi sibuk tahu."

"Sebentar saja, Unnie."

"Aku akan panggilkan seseorang dari bengkel untuk ke sana memperbaiki sepeda motormu. Di mana posisi kamu sekarang?"

"Oke, Unnie, aku di...." SinB menjelaskan alamat posisi di mana dia berada saat ini.

Setelah mengetahui lokasinya, Sowon segera menutup telepon dan menelepon seseorang. Dia menelepon SinB kembali sesudahnya.

"Aku sudah menyuruh orang ke tempatmu, tunggu saja."

"Baik Unnie, terima kasih."

"Kamu ingin ke rumahku ya? Kebetulan Eunha lagi ada di rumah."

"Dia tidak sekolah?"

"Iya, katanya dia lagi tidak enak badan."

"Oh, begitu."

"Ya sudah, aku lagi sibuk jadi sudah dulu, ya?"

"Oke, makasih Unnie, sampai ketemu nanti."

Sowon langsung menutup teleponnya. "Anak itu masih belum berubah juga." Sowon tersenyum lalu meletakkan ponselnya di atas meja.

***

SinB melihat ponselnya. "Unnie masih saja sibuk seperti biasanya. Bagaimana dengan Eunha , ya? Aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengannya."

Rambut panjangnya yang berwarna orange tertiup angin sepoi-sepoi, dia terlihat keren dengan jaket kulit berwarna hitam yang dikenakannya. Sambil berdiri bersandar pada sebuah pagar kayu di pinggir jalan, pandangannya mengamati sekitar, ke sebelah kanan dan kirinya.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya seseorang datang untuk memperbaiki sepeda motor SinB. Setengah jam berlalu, sepeda motornya menjadi normal kembali.

"Oke, sekarang saatnya lanjut!" SinB memacu sepeda motornya dengan penuh semangat.

***

SinB memarkirkan sepeda motornya di halaman samping rumah Sowon. Dengan cepat dia menekan bel pintu rumah Sowon. Beberapa saat kemudian, seseorang membukakan pintu.

"Unnie!" SinB melambaikan tangan kanannya sambil tersenyum kepada Eunha.

"Oh, kamu, ada apa ke sini?" Eunha bersikap acuh.

"Seperti biasa, Unnie, aku mampir sebentar." SinB berjalan masuk ke dalam dan melepaskan sepatunya.

"Aku mau tidur lagi." Eunha berjalan meninggalkan SinB sendirian dan menuju kamarnya.

Bulan Setelah Malam ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang