Eighteen

9.5K 2K 141
                                    

Aska masuk perlahan, ingin mengagetkan Leonore yang sudah pulang dari tadi sore. Sayangnya wanita itu seperti punya sensor gerak. Saat Aska berjingkat mendekati dia yang duduk santai di sofa depan televisi, tahu-tahu saja dia berseru.

"Ka, pleaseeee, I can see your shadow from TV!"

Aska tertawa, mengacak puncak rambut Leonore dan mengecupnya. Setelahnya dia melompati sofa, duduk di sebelah Leonore yang sedang asyik membuat sketsa.

Dia masih mengenakan pakaian RS walau jubah dokter hanya disampirkan di lengan berikut stetoskopnya.

"Bored?" tanya Aska setelah mengecup pipi Leonore. Wanita itu biasa menggambar kalau dia sedang bosan.

"A bit," jawab Leonore datar.

"Pasti karena kangen aku."

"Not at all, I'm bored with the movie but no good movie in another channel." Leonore menunjuk film Titanic yang sedang ditayangkan.

Aska melirik sketsa Leonore dan dia sedang menggambar adegan fenomenal, 'I'm a king of the world!'

"Kepikiran buat gambar aku lagi ga, Lee?"

Kening Leonore berkerut. Tangannya mengambil stetoskop Aska yang tergeletak di meja. "Wearing only this?" tanyanya dengan raut wajah illfeel.

Aska tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya. "Oke, Lee... Aku memang pede sama bentuk tubuhku, tapi ya ga segitunya juga!!!" serunya masih sambil tertawa-tawa.

"I can't imagine...." ucap Leonore yang ikut tertawa.

Aska duduk membelakangi Leonore, tangannya bergerak seakan sedang mengemudi, meniru adegan fenomenal lain di film Titanic. "Where to, Miss? Please answer, to the stars!"

Tertawa, Leonore memukulkan buku sketsanya ke bahu Aska. Namun tangannya tiba-tiba melingkari leher Aska dan mengecup lehernya. Kemudian dia menyandarkan kepala di punggung Aska.

Aska mengusap pelan tangan Leonore yang sekarang melingkari pinggangnya. "Tired?" tanyanya.

Leonore tak menjawab, hanya mengangguk, membuat Aska berbalik dan merangkul sambil mengusap-usap rambutnya.

"Mau kubuat lebih capek lagi? Ceritanya biar capeknya sekalian, Lee...."

Leonore mendelik, memukuli bahu Aska. "You pervert!"

----------

Aska mengatur napas setelah sisa-sisa orgasme melanda. Dia mencium bibir Leonore sebelum berbalik terlentang di sebelahnya sementara Leonore menaikkan selimut untuk menutupi dadanya. "That was amazing," gumam wanita itu.

Masih terengah, Aska menjawab. "I know... Love you, Lee."

Lonore memicingkan mata, berharap salah dengar. "Sorry, what?"

"I mean, thank you," elak Aska.

Leonore tertawa, "You're such an idiot!"

Berbalik menghadap Leonore, Aska mengusap pelan pipinya dan berucap. "If I say those words now, it will be meaningless. There's nothing that I can say to make you stay."

Mereka saling menatap selama beberapa saat sampai akhirnya Leonore mengalihkan pandangan ke sudut kamar tempat kopernya sudah siap berisikan barang-barang pribadinya.

Pembukaan hotel akan berlangsung esok malam dan sesuai rencana, Leonore akan pergi dua hari setelahnya.

"You're coming back to your parents house?" tanya Leonore mengalihkan pembicaraan.

Askari's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang