teaser 2

11.7K 2.2K 168
                                    

Gadis berjalan agak terburu-buru melewati kantin yang terletak di dekat toilet. Hari ini dia mendapat tugas jaga malam di free klinik RS. Rekannya yang ikutan berjaga terpaksa pulang jam 11 malam tadi karena mencret-mencret. Terpaksa Gadis berjaga sendirian ditemani dua perawat yang saat dia tinggal tadi, sedang tidur.

Gadis membuka pintu klinik yang penerangannya remang-remang karena sedang tidak ada pasien saat ini. Dua perawat yang berjaga masih tertidur. Gadis berniat untuk beristirahat juga sampai akhirnya dia menyadari satu ranjang di klinik tersebut tertutup tirai.

Dalam hati Gadis berpikir, kalau ada pasien, pasti lampu dinyalakan seluruhnya.

Perlahan, Gadis menghampiri ranjang tersebut, menyibak tirainya dan mengumpat pelan saat melihat seonggok orang yang masih mengenakan jubah operasi namun sedang tertidur.

"Askari ayam! Ngapain loe tidur di sini??" hardik Gadis.

Aska tersentak, ikut berteriak saat matanya menatap Gadis yang melotot garang. "Kenapa gak white kawreeehh??"

"Bangun!!" Seru Gadis tak mempedulikan Aska yang masih terkejut.

Setelah membiasakan matanya dengan sekeliling, Aska kembali mengenyakkan badan di ranjang.

"Yehhh, malah tidur lagi! Loe kenapa gak tidur di ruang residen sih?" gerutu Gadis yang sekarang menarik-narik lengan Aska agar turun dari ranjang.

"Ada Andre, dia ngorok. Gue jadi gak bisa tidur," jelas Aska yang masih tak bergeming.

"Lagak loe kayak kaga ikutan ngorok juga. Zaman koas bareng loe, udah kenyang gue dingorokin."

"Irama ngorok gue sama Andre gak sama, ketukan dia gak 4/4 sih. Gak match gitu jadinya."

"Ya bukan berarti loe bisa tiduran di sini! Kalau ada pasien gimana?" hardik Gadis lagi.

Aska duduk, menggaruk-garuk kepalanya sekaligus menguap lebar. "Ya kalau ada pasien gue pindah ke ranjang sebelah."

"Semprul!!! Balik sono ke ruang residen."

"Magerrr...." gerutu Aska yang cemberut seperti anak kecil.

"Gue aduin emak loe nih!" Ancam Gadis.

Aska menjulurkan lidah. "Gak ada orangnya. Lagi gak jaga malem, lagi jagain bapak gue... Gak bisa ngadu...."

"Aduin ke dr. Jun." Gadis tak mau kalah.

"Ya jangan! Baru gue kelar diomelin sama dia."

Gadis tertawa. "Kena amuk apa?"

"Kalau jahit yang cepet dr. Aska!!" Aska menirukan nada suara Jun. "Padahal gue udah buru-buru. Ntar gak rapi, salah lagi!"

Tawa Gadis semakin kencang.

"Ntar loe rasa kalau jadi residen!" seru Aska kesal.

"Duitnya belum cukup. Gue kagak kayak loe yang duit tinggal metik di pohon!"

"Di rumah gue adanya pohon mangga sama pohon jambu! Kaga ada pohon duit! Bentar lagi panen, loe mau?"

"Panen duit? Mauuu...."

Aska menoyor kening Gadis. "Mangga!"

"Jadiin asinan, Ka. Gue mau deh...."

"Loe bawain cabenya! Kan gue udah modal mangganya."

"Emang gak ada pohon cabe di rumah?"

"Ada cabe rawit, gak ada cabe merah."

"Tanem sana!"

"Bentar ya, telpon Bunda dulu. Bilang, Bun, Gadis nyuruh tanem cabe merah!"

Gadis memukuli lengan Aska. "Auto pecat yang ada! Tega!"

Aska tertawa terbahak. "Udah ah, ganggu aja. Gue mau tidur."

"Ya enggak di sini juga! Bilangin Pak Cakra nih!" Gadis kembali menarik-narik lengan Aska yang sudah berbaring kembali.

"Pengaduan! Loe kan bukan customer service!"

"Tauk ah.... Btw, Ka, mau ada staf baru ya? Cewek bule. Gue lihat dia lama di tempat Pak Cakra tadi siang."

Aska terdiam, turun dari tempat tidur dan merapikan selimut yang tadi dia pakai. "Tinggi, langsing, rambut coklat pirang ikal, mata abu-abu?" Aska menegaskan.

"Gak lihat warna matanya, tapi iya cantik begitu deh."

"Oh...." seru Aska sambil lalu.

"Kenal, Ka?"

"Kenal."

"Kok dia mau sih kenalan sama loe?" ledek Gadis.

"Mau gak mau kayaknya. Soalnya dia tunangan gue."

----------

Luv,
NengUtie

Askari's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang