Selamat membaca!
"Jadi gitu ceritanya.. Gue juga kaget waktu tahu gue punya abang." Putri mengakhiri ceritanya tentang abang kandungnya, Irsan.
Kelima sahabatnya yang tadi mendengarkan dengan serius bergumam paham sambil menganggukkan kepala.
"Gue kalau jadi lo pasti kaget, Put. Kan ga lucu banget, tiba-tiba ada yang datang terus ngaku kalau dia abang lo." Komentar Sarah. Cewek berambut ikal sebahu itu mengambil gelasnya di atas meja lalu meneguk es jeruknya.
"Nanti sore main ke rumah Putri yuk. Gue pen liat bang Irsan. Pasti ganteng banget deh.." ucap Icha sambil cengengesan.
"Yee.. abangnya Putri alergi kulit ayam." Kata Dimas santai.
Icha sontak mendelik sebal. "Lo ngatain gue ayam?! Emang ada kulit ayam semulus gue?"
"Gue nggak bilang gitu yaa.." Dimas tertawa melihat Icha menunjukkan kulit tangan dan wajahnya yang putih mulus kepadanya.
"Cara lo ngomong ke gue tuh kayak ngatain."
"Kalo gitu berarti lo ngerasa."
"Ihhhh.... Sebellllllll!!!!"
Tawa yang keras terdengar dari meja muda-mudi itu. Mereka sadar, mereka mengerti, bahwa kebersamaan seperti ini membuat ruang lingkup diantara mereka semakin harmonis. Dalam hati, Putri sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik mereka.
***
Fauzan melangkahkan kakinya dengan santai. Tangannya menggenggam pulpen berwarna hitam. Tadinya, pria bertubuh tegap itu mencari seseorang di kelas X Ipa 5, tapi orang itu tidak berada disana, jadilah ia berjalan ke arah kantin sekolah.
Fauzan mengedarkan pandangannya, mencari orang yang dimaksud.
"Putri!"
Sang pemilik nama sontak menoleh ke sumber suara. Fauzan mendekat ke seorang gadis yang sedang menyantap makan siang bersama teman-temannya, Putri.
"Iya, gimana kak?" Putri mengelap sudut bibirnya dengan tissue yang tersedia diatas meja.
"Maaf ya, dari kemarin acara kita tertunda, soalnya Saya sibuk Osis."
Putri tersenyum kecil, "iya nggak apa-apa kak. Kita bisa ambil lain waktu."
"Kalau pulang sekolah gimana?"
Putri tampak berpikir sejenak sambil mengetuk dagunya.
"Boleh deh, Kak. Kita ketemu di lapangan aja."
Fauzan mengangguk lalu tersenyum. "Ya sudah kalau begitu, see you."
Pria tampan yang dipuja-puja warga sekolah itu berlalu meninggalkan Putri dan teman-temannya.
"Lo ada acara apa sama Kak Fauzan, Put?" Tanya Genta.
"Bu Fadia minta Kak Fauzan buat ngajarin gue main voli sama ambil nilai. Kan kemarin gue remedial." Jelasnya kepada teman-temannya.
Kriiiiingg....
Kriiiiiingg...
"Astaga dragon! Perasaan baru lima menit yang lalu bel istirahat bunyi, lah ini udah bunyi lagi aja!" Gerutu Dimas yang baru akan menyedot jus jambu miliknya.
"Lo mau istirahat lama-lama? Gak sekalian lo ke alam baka?" Ucap Sarah sadis.
"Astagfirullah, gila sadis banget omongan lo, Sar!" Dimas berucap dramatis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RATRI [On Going]
Teen Fiction"Putri! Stop, Put!" Cowok itu berusaha menyamaratakan langkahnya dengan Putri. Tangannya menarik pergelangan tangan Putri agar berhenti bergerak. Disela isak tangisnya, Putri berkata dengan sesak. "Ternyata gak ada cowok yang bisa yakinin gue kalo s...