IX. Janjimu

1.4K 241 16
                                    

Ting! Tong!

Soonyoung buru buru membuka pintu ketika mendengar suara bel yang berasal dari pintu rumahnya. Ia berharap bahwa itu adalah Jihoon yang hilang selama 5 hari ini.

Tapi bukannya menemukan sosok Jihoon di hadapan pintu, ia justru harus berhadapan dengan wajah datar milik Wonwoo.

"Ada perlu apa kesini?" Tanya Soonyoung. Memjengkelkan emang ketika berharap yang manis, eh munculnya yang datar. Tiba-tiba seseorang muncul dari balik punggung Wonwoo dan membuat mata Soonyoung melebar, "Jihoon?!"

"Aku menemukannya di tepi jalan, dan dia terus memanggil namamu. Ternyata kalian satu rumah." Kata Wonwoo berbohong. Tentu saja ia tidak menemukan Jihoon di jalan melainkan memang mengantarkan Jihoon dari laboratorium ayahnya dan juga ia sudah mengetahui bahwa Jihoon tinggal bersama Soonyoung.

Soonyoung menarik lengan Jihoon agar berdiri lebih dekat dengannya. Alisnya mengernyit melihat darah di baju Jihoon.

"Yasudah, aku pergi dulu. Aku harus menemui seseorang di taman." Ucap Wonwoo. Lalu mengelus kepala Jihoon dan langsung ditepis oleh Soonyoung. Wonwoo mencibir, apa salahnya sih mengelus kepala sahabat lamanya? Lalu benar-benar pergi dari pintu rumah Soonyoung.

Soonyoung menutup pintu dan segera menarik Jihoon dalam dekapannya, "kau kemana saja, Ji?"

Jihoon tidak menjawab dan sibuk menyimpan kehangatan yang diberikan Soonyoung seakan besok-besok ia akan kehilangan Soonyoung. Yah, setelah kejadian tersebut, Jihoon beepikir untuk menyimpan semua yang diberikan Soonyoung.Tapi cepat atau lambat, memang itulah yang akan terjadi.

"Soonyoung~"

Soonyoung melepas pelukannya, "hm? Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Jihoon mempoutkan bibirnya, "aku lapar~"

Soonyoung terkekeh, "bukankah kau bisa memasak sendiri?" Jihoon terdiam menahan malu, "tapi, aku ingin memakan masakan Soonyoung yang waktu itu. Yang dari daging sapi."

"Hmm, tapi di kulkas tidak ada daging sapi. Aku akan belanja dulu. Kau mandilah dan nanti jelaskan padaku kenapa ada darah di bajumu." Ketika Soonyoung memakai mantel, Jihoon menahan baju Soonyoung.

Soonyoung menoleh pada Jihoon. Hidung dan pipi Jihoon merah, matanya juga berkaca-kaca, "Soonyoung, jangan tinggalkan aku sendirian disini. Aku ingin ikut dengan Soonyoung saja."

Soonyoung menjadi bingung, kemarin Jihoon bilang ingin di rumah saja. Makanya sekarang ia berniat pergi sendiri, lagipula mungkin Jihoon trauma pergi keluar. Tapi sekarang, Jihoon ingin ikut dengannya keluar. Dengan wajah seperti itu, bagaimana Soonyoung bisa menolak?

"Kau yakin? Kau tidak takut?"

Satu tetes air mata Jihoon jatuh ke pipinya, "aku takut keluar rumah. Tapi, aku lebih takut Soonyoung akan meninggalkanku. Lagipula, bukankah Soonyoung akan melindungiku?"

Soonyoung buru buru menghapus air mata Jihoon sambil tersenyum, "aku tidak akan meninggalkanmu, aku berjanji. Kalau kau ingin ikut, segeralah mandi. Aku akan menunggumu di Ruang Tamu."

.

"Soonyoung, aku ingin memberitahu sesuatu." Kata Jihoon tiba-tiba di Supermarket. Soonyoung menoleh, "apa?"

"Tapi, Soonyoung gak boleh takut." Kata Jihoon, Soonyoung mengangguk. Melihat itu Jihoon tersenyum senang, "Soonyoung, aku udah makan daging manusia." Bisik Jihoon.

Soonyoung mendadak berhenti dari aktifitas mendorong trolleynya. Tak lama, hanya beberapa detik dan ia melanjutkan jalannya.

You're Not a Human [SOONHOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang