"Kau sudah waktunya untuk menikah Oh Sehun." Ibuku tiba-tiba berbicara saat kami sedang makan malam.
Hari ini aku kembali ke rumah, aku rindu ayah dan ibuku. Tidak-tidak ini hanya jadwal rutin kunjunganku ke rumah mereka sebenarnya.
"Bisa kita bicarakan soal pernikahan nanti?" Ayah yang bertanya dengan memandang ibuku. Memang seperti ini tradisi di rumah kami, saat makan tidak boleh ada yang berbicara.
Waktu berbicara adalah setelah makan malam, penting atau tidak juga sekaligus suka ataupun tidak. Aku sudah menduga kalimat itu akan muncul cepat atau lambat dari mulut ibu.
Dan aku tidak menyangka akan mendengarkan kalimat tersebut pada hari ini. Ibuku memang selalu tahu timing yang pas, aku memujimu bu.
Menikah adalah hal yang bagus memang kalau menurut Soyou noona atau Baekhyun hyung. Sudah jelas karena mereka berdua telah mendapatkan pasangan yang mereka inginkan, yang mereka cintai.
Lalu aku? Satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi adalah Jinri kekasihku dan aku tahu betul Ibu sangat amat menentangku untuk itu.
Arti pernikahan untukku adalah seperti sebuah permainan judi di mana aku mengorbankan segalanya mulai dari hidupku, hartaku serta citra keluargaku.
Aku akan kalah bermain judi jika aku menyerahkan semuanya dan sebaliknya jika aku tidak menyerahkan semua yang aku miliki bisa saja aku menang dalam permainan judi.
Tapi sayang, aku tidak pandai bermain judi.
Aku ingin sekali menghindari ibu untuk saat ini tapi aku tahu kekuasaan ibuku di rumah ini tidak ada yang berani melawannya. Wow, bahkan ayahku bisa saja tunduk pada ibuku hanya dengan satu kalimat.
Lagi-lagi harta yang berbicara.
Jika bicara tentang harta aku muak sekali, bagaimana bisa seseorang dinilai hanya dengan dari harta yang Ia punya. Lucu sekali dunia ini jika semua orang berpikir seperti itu.
"Oh Sehun ayo bicara." Nyonya rumah telah memberikan titah padaku. Aku hanyalah pelayan yang berpangkat sebagai seorang anak lagi-lagi tidak bisa mengelaknya.
Aku menemui Ibu dan ayahku di ruang keluarga kami, mereka berdua menatapku dengan penuh harapan. Iya, harapan agar aku mau memenuhi permintaan mereka untuk menikah dengan siapapun yang telah mereka pilihkan untukku.
Kalau boleh jujur aku lebih senang merebut Soyou noona atau Jieun noona dari tangan suaminya mereka daripada aku harus menikah dengan wanita yang bahkan belum pernah aku temui.
Ehm, ralat.
Aku akan lebih memilih Soyou noona karena kalau diingat Jieun noona juga sedikit gila dengan meminta Baekhyun hyung menikahinya di hari pertama mereka bertemu.
Beruntung saja Ia karena bertemu dengan Baekhyun hyung yang memang telah menyukainya sejak kecil. Aku banyak berpikir garis takdir yang dijalani oleh Baekhyun hyung sebenarnya sungguh diluar akal sehat.
Aku saja sampai merinding jika mengingatnya lagi, mereka bertemu saat masa kecil berpisah begitu lamanya hingga bertemu kembali untuk menikahi satu sama lain.
Wah cerita macam itu biasanya hanya bisa disaksikan pada drama televisi yang sering Jinri lakukan tiap malam sambil mengaduh jalan ceritanya seorang diri.
Baiklah sekarang aku harus menghadapi realita, perempuan mana yang akan Ibu kenalkan padaku untuk aku nikahkan.
"Umurmu sudah 28 tahun dan kau sudah waktunya untuk menikah." Tenang Oh Sehun ini masih tahap awal pembicaraan aku tidak boleh membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lines
FanfictionBerawal dari kesalahan Oh Sehun yang asal menyetujui sebuah ikatan pernikahan yang diajukan oleh ibunya. Membuat Sehun merutuki tindakan bodohnya sendiri. Sehun yang sudah cukup lama bersama kekasihnya kini menjadi dilema. Apakah Ia harus terus meng...