4. Rencana Morgan

17 7 0
                                    

Angel kembali menatap kosong hamparan bunga yang ada di depannya, air matanya masih saja mengalir, membuat matanya memerah.

Hanya dia yang mampu merasakannya, sejujurnya ia juga tidak memahami mengapa Ina berlaku begitu kejam pada dirinya.

"Kalo aja Lo ga rebut Dia dari Gue, mungkin saat ini lo masih jadi temen gue" seseorang kembali tersenyum setelah mengetahui keadaan Angel.

"Nangis, lagi? Jadi lo kesini cuma mau pindah tempat buat nangis?" Bisma. Angel sedikit tersentak saat mengetahui Bisma sudah duduk disampingnya.

"Ngapain lo disini? Gue kan udah bilang jangan ngikutin gue" Angel menatap garang pada bisma.

"Ke pd an lo, Gue cuma ga mau sekolahan Gue banjir karna air mata Lo"

"Lagian kenapa Lo diem aja waktu Ina dorong lo tadi? Harusnya lo dorong dia juga atau minimal lo tampar gitu masa lo malah nangis sih" Bisma terus saja berbicara, sementara Angel menatapnya dengan tatapan geli, menurutnya bisma itu lucu jika berbicara cepat seperti itu.

"Gue ga pernah liat lu ngomong panjang lebar kaya tadi" kali ini senyum tipis terukir diwajah Angel.

"Gue lagi berusaha buat lo senyum tadi" bisma.

Jelas saja Angel bingung saat bisma berbicara panjang lebar tanpa henti seperti itu, pasalnya Bisma terkenal sebagai pemuda yang selalu dingin dan cuek pada semua orang.

--------

Morgan memasuki ruangan mewah milik Om Hadi, ia segera duduk di sofa yang tersedia disana. Entah harus memulai dari mana yang jelas, Om Hadi harus mengetahui kelakuan putri kesayangannya itu.

"Eh kamu Gan, Om kira siapa yang mau ketemu sama Om" pria paruh baya itu tersenyum hangat pada Morgan yang duduk disampingnya.

"Iya om, Morgan kesini mau ngomong serius sama om tentang Ina" ujar Morgan.

"Apa yang terjadi pada Ina, Morgan? Apa dia sakit?" Nampak jelas jika Om Hadi sangat mengkhawatirkan keadaan putrinya tersebut.

Memang sejak masuk SMA, Ina meminta untuk tinggal sendiri di salah satu apartment milik ayahnya. Sebab itulah Hadi, tak pernah mengetahui hal apa saja yang terjadi pada putrinya karena kesibukannya mengurus perusahaan.

Morgan telah menceritakan semua yang Ina lakukan, pada Om Hadi. Pria paruh baya itu merasa gagal dalam mendidik Ina, karena kesibukannya di kantor, putrinya menjadi biang onar disekolah.

-----

"Heh cupu, lo masih aja disini. Ga kapok sama kejadian kemarin?" Ina kembali mendorong anygel dengan keras.

Hampir saja Angel terjatuh jika Morgan tak menangkap tubuhnya.

"Cukup Ina, kapan sih lo berhenti nyakitin Angel?" Morgan.

"Kapan aja, setelah dia musnah dari muka bumi ini" Ina dan teman-temannya kembali tertawa renyah.

"Cukup! Mulai sekarang Lo ga akan bisa nyakitin Angel lagi. Karna gue akan ngelindungin dia" ujar Morgan.

Angel menatap bingung pada Morgan, apa maksudnya mengatakan seperti itu pada Ina?

Apakah pemuda ini hanya merasa kasihan pada dirinya atau memang benar-benar ingin melindungi dirinya.

"Gue tau Lo cuma kasihan kan sama dia? Dan lo cupu jangan berharap Morgan ngomong kaya gitu karna dia cinta sama lo. Karna orang yang dicintai Morgan itu Dina, sahabat lo" ina.

The beauty kembali meninggalkqn angel dan Morgan dengan seribu tanda Tanya.

-------

"Ina, aku bawain bekal buat kamu. Ini aku sendiri loh yang bikin." Rafael tersenyum manis sambil mengulurkan sebuah bekal makanan berwarna biru pada ina.

Ia benar-benar mencintai gadis ini, dan rela bangun lebih pagi demi membuatkan bekal makanan untuk ina.

"Makasih ya Raf, kamu baik banget. Kebetulan tadi aku ga sempet sarapan" Ina tersenyum manis sambil menerima bekal itu.

Sementara Rafael langsung terlonjak kegirangan.

"Ya udah jangan lupa dimakan ya" Rafael berlalu meninggalkan Ina dengan hati berbunga-bunga.

"Lo beneran mau makan ini?" sintia.

"Ya enggalah, bisa-bisa nanti gue sakit perut lagi" Ina segera membuka tong sampah dan memasukan kotak makan itu kedalamnya.

~bersambung~

Terimakasih sudah membaca ceritaku, jangan lupa tinggalkan jejak ya kawan.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang