2. Maaf??

33 9 1
                                    

"Liat deh Na, si Rafael ngeliatin lo terus" Helen berbisik pada Ina saat ia dengan sengaja mengikuti arah pandang Rafael.

Ina tersenyum miring saat mengetahui sejak tadi Rafael tak lepas memandang dirinya. Ia duduk disamping Rafael dan tersenyum manis.

"Hay Raf?" Ina tersenyum manis pada Rafael yang masih setia menatap wajah cantiknya.

"Hhh-ay ina" Rafael sangat gugup saat itu sampai-sampai keringat dingin keluar dari tubuhnya.

Bagaimana tidak? Gadis cantik yang selama ini hanya dapat dilihatnya dari kejauhan, kali ini menghampiri dirinya, dan menyapanya dengan senyum yang manis.

"Ga usah grogi kali Raf, tenang aja gue ga makan orang kok" lagi dan lagi Ona tersenyum manis dihadapan Rafael.

"Lo ga mau nyusulin Angel sama Dina gitu?" Tanya Ina, yang sudah merasa tak nyaman dengan tatapan yang Rafael berikan.

Rafael, pemuda itu segera mengalihkan pandangannya setelah mendengar ucapan Ina tersebut.

Dan benar saja, ia tak lagi mendapati kedua sahabatnya disana, bahkan disemua sudut kantin.

Dengan tergesa, Rafael meninggalkan kantin untuk mencari kedua sahabatnya itu.

Jika boleh jujur, ia masih ingin berlama-lama disini. Menatap wajah cantik yang sejak dulu menjadi dambaannya. Juga memperhatikan gerak-gerik gadis manis itu.

"Kok lo lepas gitu aja sih na?" Protes Sintia, setelah melihat Rafael pergi dengan binar bahagia dimatanya.

"Gue punya rencana yang lebih keren, daripada ngerjain cupu itu"

***

Angel membawa Dina pergi menjauh dari Ina dan teman-temannya. Bukan tanpa alasan, masalahnya adalah hampir setiap hari mereka menjadi bulan-bulanan The Beauty, dan Angel sangat tahu jika Dina sudah tak lagi bisa menahan rasa kesal didadanya.

"Tadi lo apa-apaan sih ngel? Pake tarik-tarik gue segala?" Dina menatap sebal pada sahabatnya sejak kecil tersebut.

Mengapa juga gadis yang terlalu baik hati ini menariknya jauh sampai taman ini?

Angel memang seperti itu, selalu saja pergi, menghindar jika Ina sudah mulai menyudutkan mereka.

"Aku cuma ga mau kamu ribut sama Ina, Din" Bahkan setelah kejadian tadi Angel masih bisa tersenyum dengan manis.

"Harusnya lo biarin aja gue ngomong tadi. Orang kaya mereka harus dilawan iya kan Raf?" ucap Dina seolah meminta pendapat dari Rafael.

Keduannya bahkan tak menyadari jika Rafael tak ada bersama mereka. Cukup lama mereka terdiam satu sama lain, lantas kedunya saling menatap bingung dengan dahi yang berkerut sempurna.

Sepi?

"Rafael kemana?" Angel yang tak mendapati Rafael disana lantas bertanya pada Dina yang juga sama bingungnya.

"Lah mana gue tau. Kan tadi lo yang narik gue" ucap Dina.

Angel menepuk pelan dahinya, ia baru ingat jika tadi ia hanya menarik Dina, dan meninggalkan Rafael dikantin.

"Terus Rafael gimana?" ucap Angel bingung.

"Udahlah tenang aja, palingan Rafa lagi fokus sama Ina" ucap Dina asal.

"Fokus? Sama Ina? Maksudnya?" Angel mengerutkan dahinya lagi,dia semakin bingung dengan ucapan Dina barusan.

"Jadi lo ga tau kalau Rafael suka sama Ina?" Dina.

Dengan tampang polosnya, Angel menggeleng pelan. Sungguh, ia benar-benar tak tahu jika sahabatnya itu menyukai Ina.

***

"Gue heran deh sama kelakuan si Ina. Setiap hari ada aja kelakuannya buat jahilin Angel" ucap seorang pemuda berhidung mancung.

"Bener tuh, kaya nya dia punya dendam masa lalu atau apa gitu sama Angel" giliran pemuda bernama Bisma yang berkomentar tentang tontonan hari ini.

"Gue bingung deh, tujuannya dia ngejahilin Angel tuh apa?"

"Jangan kalian, gue aja ga habis pikir sama kelakuan sepupu gue" pemuda bermat sipit yang sejak tadi hanya mendengarkan semua keluhan teman-temannya kini angkat bicara.

Dia Morgan Winata, sepupu dari Ina tapi tak ada satu pun kemiripan pada keduannya. Sifat keduanya sangat bertolak belakang.

"Lo harus suruh Ina minta maaf sama Angel dan temen-temennya" ucap Ilham.

***

Suasana kelas mulai sepi, meski bukan jam istirahat. Namun sebagian murid memutuskan untuk keluar dari kelas karna Guru Sejarah, tidak masuk.

Sebagian pergi perpustakaan, untuk meminjam buku sebagau bahan referensi. Sebagian lagi ada yang sudah pergi (lagi) ke kantin, dan sisanya berdiam diri di kelas dengan aktifitasnya masing-masing.

"Ina, gue mau lo minta maaf Angel dan temen-temennya!" Morgan menatap lekat pada adik sepupunya tersebut.

"Ok"

Sedangkan Ina, tersenyum sinis setelah mendengar ucapan Morgan. Ia akan lakukan sesuatu, yang bahkan tak pernah terpikirkan di benak Morgan.

Ina berjalan mendekati Angel dan Dina. Ia memasang wajah menyesal dan hal itu membuat Morgan tersenyum senang, ia berpikir jika Ina masih mau mendengarkan ucapannya.

"Angel gue-"

Bersambung

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang