Ina, kembali mendengus kesal karna baru kali ini ia mendapat hukuman karna tak mengerjakan pr.
Selama ini semua orang disekolah tunduk dan patuh padanya, tak ada yang berani menentangnya. Bahkan jika ia tak mengerjakan tugas sekalipun tak akan ada yang menegurnya.
"Pasti ini kerjaan Morgan. Liat aja nanti gue bales lo" Ina menatap tajam Morgan yang berdiri dipinggir lapangan sambil menyinggungkan senyum manisnya.
"Tenang aja Morgan. Gue punya permainan bagus buat lo dan cewek cupu itu" Ina kembali menatap Morgan dengan tersenyum sinis.
-------
"hahaha rasanya gue puas banget waktu nenek lampir itu keluar kelas, mukanya merah gitu nahan marah" Dina tertawa puas atas kejadian beberapa menit lalu, saat Ina dikeluarkan dari kelas dan dihukum di lapangan.
Angel menyenggol lengan kiri Dina, karna sepertinya ada orang yang tak suka atas kejadian tadi.
Rafael, tentu saja, pemuda itu sejak tadi menatap tajam pada Dina,ia benar-benar tak suka jika gadis pujaanya itu menjadi bahan tertawaan teman-temannya.
"Santai kali Raf, jarang-jarang kan kita liat kejadian kaya tadi, hahaha" Dina kembali tertawa keras.
Rafael menggebrak meja, menimbulkan bunyi nyaring yang membuat orang-orang menatap mereka.
"Jangan pernah ngetawain Ina lagi. Kalian tuh seneng banget ya kalo ina dihukum? Kalian dendam sama Ina? Jawab?" Rafael meninggikan intonasi bicaranya.
Sementara angel dan dina langsung terdiam. Bagaimana bisa Rafael yang begitu lembut dan pendiam berbicara sekeras itu pada mereka?
Apa pemuda itu tidak sadar? Mereka hanya menertawakan Ina, tidak lebih. Bahkan tindakan-tindakan Ina pada mereka lebih dari kejam.
------
Malam minggu, mungkin akan spesial jika kamu memiliki pasangan. Kalian bisa menikmati malam dengan jalan-jalan, nonton, atau diner romantis.
Tapi hal itu tak berlaku bagi gadis manis ini. Ia masih setia pada buku dihadapannya, baginya waktu yang ia miliki lebih berharga jika harus dihabiskan dengan hal-hal tak menguntungkan.
"Sayang, kamu ga main gitu sama temen kamu. Rafael sama Dina ga kesini?" Seorang perempuan paruh baya memasuki kamar gadis itu.
"Bunda ngapain kesini? Harusnya Bunda kan istirahat di kamar aja" ucap gadis itu.
"Angel, Bunda ga kenapa-napa kok. Tapi kok tumben kamu sendirian Rafa sama Dina ga kesini?" Tanya sang Bunda.
"Ga Bunda mereka sibuk, Dina mau nganterin mamanya kerumah saudara. Terus Rafael juga ada acara keluarga. Jadi mereka berdua ga kesini" Jawab Angel sembari mendorong kursi roda sang Bunda menuju ruang tengah.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Angel segera menuju pintu dan membukanya. Matanya membulat sempurna saat mengetahui siapa yang ada didepan rumahnya.
"Hai Angel" sapa orang itu.
"Lo ngapain sih kesini? lo salah rumah ya? Mending lo pulang aja deh" ucap Angel lagi, sembari menutup pintu tapi dapat ditahan orang tersebut.
"Malam minggu ngel, yam au ngapelin lo lah. Gue masuk ya" orang itu mengedipkan matanya membuat Angel geli pada orang itu.
Bersambung
Hai jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Подростковая литература"Tadi lo ngapain sih ngel, pake narik-narik tangan gue segala?" "Aku cuma ga mau kamu ribut sama Ina" Dina bingung dengan sahabatnya ini, bahkan Angel masih bisa tersenyum setelah kejadian tadi. "harusnya lo biarin aja gue ngomong tadi. Orang kaya...