Part 5 - A Lie

20 4 4
                                    


"Tak apa... Membohongi diri sendiri lebih baik dari pada membohongi orang lain. Walaupun rasanya lebih menyakitkan" –Dimas Askara.

*****

Kantor, 15.23 WIB.

Sejak saat itu, aku jadi penggemar nomer satu Mell Nittha.

Aku suka memperhatikannya saat meeting, Melakukan fotocopy, berinteraksi dengan teman sekantornya. Dan yang lebih menghebohknannya lagi, dia suka mengoleksi sebuah action figure anime yang terkenal.

Aku tahu hal pertama yang dia lakukan saat baru datang, Mengunjungi kebunnya di permainan F*cebook. Dia juga hanya memakai satu setengah sendok kopi instan, karena khawatir susah tidur nanti malamnya.

Dia suka lagu-lagu lawas. Lagu di mana kami belumlah lahir.

Dia bermimpi suatu saat nanti... ingin berlibur ke Pulau Bunaken dan menyelam untuk memberi makan penyu.

Dia selalu tersenyum... dimana pun dia berada, dia selalu tersenyum.

Tapi, suatu saat aku melihatnya murung di kubikelnya. Saat rekan kerja menanyakan 'kenpa?', dia selalu menjawab 'tidak apa-apa' dengan tersenyum lebih dari biasanya.

Padahal aku tahu, dalam hatinya tidak sedang tersenyum.

*Khayalan Dimas On

Kuis tanya jawab ; tentang Mell

"Baiklah, kita telah sampai pada pertanyaan terakhir... yang akan menentukan apakah Tuan Dimas... penggemar sejati Nona Mell Nittha" ujar dari sang pembawa acara.

Riuh dari suara tepuk tangan dari penonton di sekeliling.

"Pertanyaannya adalah... dari semua makan Indonesia, apa yang paling di sukai Mell?"

Aku berpikir sejenak. Setelah sekian lama aku mengamati Mell diam-diam, pasti ada sebuah petunjuk di sana.

"Aku perlu papan tulis!" jawabku dengan teriak kepada sang Host.

Penonton berteriak bingung atas jawabanku.

"Ini dia, silahkan".

Seorang crew muncul setelah host itu bicara 'silahkan'. Dia berjalan membawa sebuah papan whiteboard berukuran 50x25cm dan spidol berwarna biru.

Tanpa panjang lebar, aku langsung menulis jawabku di sana. Aku menulis....

[ Sup ikan salmon dan Ayam bakar madu dari restorant XXXX ]

"Dari 40 kali Mell makan makanan Indonesia di tahun ini, yang selalu dia pesan adalah... Ayam bakar madu dari restorant XXXX!" jawabku dengan mantap.

"Baik kita kunci jawabannya... dan ayam bakar madu adalah jawaban yang... "

Semua penonton berteriak 'Benar'.

"Apakah anda yakin tidak akan merubah jawaban anda, Tuan Dim?" tanyanya meyakinkan.

"Dan jawabannya adalah.... BENAR SEKALI!"

"Yeaaah!" aku berteriak heboh dengan penonton.

Aku meloncat-loncat karena saking senangnya bisa menjawab soal dari kuis.

"Selamat Tuan Dimas! Anda memang penggemar sejati dari Nona Mell Nittha. Dan hadiah yang di peroleh dari kuis ini adalah..."

*Khayalan Dimas End

"Hei Mell, aku mau pergi keluar meeting dengan Agensi Media. Mau ikut?" ajak seorang Pria dengan jas mewah berwarna hitam.

Pria itu adalah Tom Maxiell, Presiden dari perusahaanku.

Dia adalah pacarnya Mell. Pria yang berjas mahal seperti dia memang pantas bersanding dengan Mell, daripada aku yang seperti operator warnet.

"Tentu" balasnya sambil tersenyum.

Mell pun berdiri dari duduknya dan memasukan beberapa barang-barang yang akan ia bawa ke dalam tas jinjingnya.

"Nanti aku kembali ya!" ucapnya kepada teman kerja di belakangnya.

"Oke" balasnya dengan tersenyum sopan.

Dan mereka berdua berjalan bersama menuju lift.

Seluruh pandangan mata tertuju kepada mereka berdua. Rumor kedekatan mereka sudah tersebar di setiap penjuru perusahaan.

Dan lebih sialnya lagi, kebetulan aku sedang berada di divisi marketing ini melihatnya secara langsung kejadian tersebut dengan kedua mataku.

Setelah mereka tidak kelihatan lagi, barulah 'rumput tetangga' bergoyang.

"Dinas luar lagi" bisik pria berkepala jamur.

"Jangan keras-keras" balas dari perempuat perponi di samping meja kerjanya.

"Sudah ketiga kalinya minggu ini. Aku penasaran, mereka sudah selesai atau belum".

"Sebentar lagi selesai".

"Selesai apanya!"

Mendengar mereka berbicara, perasaanku bercampur aduk. Antara marah dan sedih.

Tanpa berpikir panjang, aku pergi menuju parkiran. Untuk memastikan hubungan mereka. Apakah Cuma rumor dar orang-orang atau nyata.

*****

Parkiran mobil, 15.33 WIB.

Saat sampai, aku melihat Tom yang menggenggam sebuket bunga di tangannya. Lalu memberikannya kepada Mell. Bunga tersebut pun di terima oleh Mell dengan sangat senang.

Dia tersenyum dan tertawa secara bersamaan yang tidak pernah dia tunjukan kepada yang lainnya, termasuk juga aku.

Melihat Mell dan Tom, rasanya... Duniaku runtuh seketika.

*****

Kantor, 21.48 WIB.

"Dim, tolong periksa Mackbooknya Tom. Ada CD nyangkut katanya" ucap Andre yang baru saja datang membawa sebuah Mackbook di tangannya.

Andre meletakan Mackbook tersebut di sebelahku.

"Aku harus cepat pulang, ibuku lupa bawa kunci" ujarnya dengan terburu-buru.

"ini aku. Iya. Ini sedang dalam perjalanan" ucapnya kepada seseorang di sebrang sana.

Andre keluar dari ruangan IT, masih berbicara dengan ibunya yang terdengar sedang mengomel.

Aku pun langsung mengambilnya dan melihat apa masalah yang terjadi dengan Mackbooknya sekarang.

Setelah aku buka, banyak sekali folder di halaman dektopnya yang bertuliskan 'everithing'. Dengan sengaja aku pun meng-klik isi dari folder tersebut.

Dan isi folder yang bertuliskan 'everything' ini adalah... foto-foto Tom bersama Istri dan anaknya.

Mungkin benar apa yang Andre katakan... Aku ini abnormal.

Orang saling berbohong satu sama lain. Sebagian orang membohongi sebagian lainnya...

Satu berkata sudah tidak mencintai istrinya lagi.

*****

Love in One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang