Part 7 - A Little Hope

17 2 4
                                    

"Aku mohon... jadikanlah dia pacarku. Walau hanya sehari saja" –Dimas Askara.

*****

Manado, 08.21 WIT.

Ini tahun baru. Tapi aku tak melihat ada yang berubah.

Kulihat orang-orang tergesa-gesa membawa koper dan tas yang mereka bawa. Banyak sekali forter ketika kami keluar dari Bandara Internasional Sam Ratulangi.

Sambil menunggu mobil bus yang akan menjemput rombongan kami, aku melihat Mell dan Tom yang sedang sibuk berswafoto.

Bukan hanya Mell dan Tom, tapi yang lainnya juga. Kecuali aku.

Aku Cuma membawa tas ceriel bervolume 40 liter. Yang menampung keperluanku selama di Pulau Bunaken.

10 menit kemudian...

Dua buah mobil bus ternama yang kami sewa terparkir di depan kami. Satu-persatu dari rombongan menaikinya.

Tepat duduk sudah di atur oleh pihak perusahaan berdasarkan tiap divisi. Dan seperti biasa, aku bersama dengan orang-orang yang biasa duduk di barisan paling belakang.

Sedangkan Mell, duduk dengan Tom di barisan paling depan di belakang supir. Mungkin, agar tidak ada yang melihat bila mereka melakukan hal yang macam-macam.

Aku duduk dekat dengan jendela. Di sebelahku adalah Andre yang sedang bermain game di ponselnya bersama rekan kerjaku yang lainnya, Kecuali aku.

Aku mengambil earphone di saku sweterku dan ku pasang di ponselku dan kuputar lagi dari band kesukaanku dari jaman SMP.

Mencari posisi ternyaman, aku pejamkan mataku dan menikmati musik yang mengantarkanku kealam mimpi dengan cepat.

Mungkin dengan mendengarkan musik dan tidur, aku bisa merasa lebih... tenang.

*****

Hotel XXXX, 09.04 WIT.

"Mohon perhatiannya tuan-tuan dan nyonya-nyonya" ucap seorang tour guide menginterupsi.

Semua orang yang berada di loby resort memperhatikan tour guide.

"Terima kasih!. Saya akan mengumumkan beberapa schedule mengenai perjalanan liburan anda. Setelah tuan dan nyonya menyimpan barang bawaan anda di kamar, kita langsung mengunjungi Taman Nasional Laut Bunaken".

Semua orang pun berteriak 'Yeaaah'

"Dan untuk besoknya kita akan mengunjungi pulau tetangga, yaitu pulau Manado tuo. Jadi, jaga kesehatan anda. Terima kasih".

Tour guide itu pun pamit undur diri. Aku beserta yang lainnya menerima sebuah Draf yang dia bagikan kesemuanya.

Tak sengaja, mataku melirik Mell yang sedang duduk bersama Tom di bangku loby. Mereka sedang berbicara banyak hal yang membuat keduanya berakhir tertawa.

Tiba-tiba ada sebuah tepukan pelan di punggungku. Aku pun langsung menoleh kebelakang. Ternyata si Andre.

"Aku cari-cari kau ke mana-mana! Ayo buruan. Kita harus cek in dulu".

"Oh... oke".

*****

Hotel XXXX, 15.49 WIT.

Aku dan Andre duduk di tepian kolam berenang Resort. Kolam renangnya di bagi menjadi dua bagian. Satu untuk kolam air dingin, dan satu lagi untuk kolam air hangat.

Aku memilih untuk masuk di kolam renang hangat. Supaya bisa melihat Mell.

"Hey! Aku pernah melihat Resort ini dari channel Vlog seseorang. Katanya resort ini mempunyai sebuah lonceng cinta. Dia bilang siapapun yang membunyikan longceng... boleh membuat satu permohonan sial cinta" kata Andre seraya menunjuk sebuah gapura yang di tengah-tengahnya ada lonceng tua.

Love in One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang