Part 2 - Keseharian (2)

25 6 1
                                    

"Kamu hanya perlu melakukan sesuatu yang benar di mata orang lain untuk menujukan siapa dirimu" –Dimas Askara.

*****

Kantor, 16.31 WIB.

"Hai, Dre!"

Seorang wanita mucul di depan pintu ruanganku dan menyapa rekan kerjaku bernama Andre yang berada di belakangku.

"Hah ?" jawabnya. Namun, fokusnya masih ke layar monitor.

Plak

"Kalau berbicara dengan orang itu menghadap orangnya!" ketusnya.

Wanita yang menggeplak Andre itu adalah juniorku. Frida namanya.

Dia bekerja di bagian divisi kearsipan. Lagi pula Firda itu teman semasa kuliahnya Andre, wajar bila dia berani bersikap tak sopan kepada Andre.

"Nanti malam aku bersama yang lain mau kekaroke Lamp Sing. Kau mau ikut ?"

"Ya, tentu saja. Lagian aku juga butuh refresing setelah bekerja" jawabnya sambil membalikan badan.

Mendengar ajakan tersebut, Akupun langsung bangun dari posisiku yang tertidur di kedua lipatan tanganku. Dan sempat meliriknya di ujung mataku.

Melihat tingkahku, Frida berucap dengan ragu dan terpaksa.

"Kau juga, boleh ikut kok".

Semenjak seseorang mengajakku pergi. mengajak tanpa merasa... terpaksa.

Aku menggeleng menolak ajakannya. "Tidak, Terima kasih".

"Oh... ya sudah, nanti aku kirim alamatnya di Whatsapp Dre".

Setelah mengatakan itu dia keluar dari ruanganku.

Aku sempat melihatnya berbicara sendiri. Dari gerakan bibirnya, aku mengetahui dia berbicara apa terhadapku.

'Ngapain juga aku ngajak dia. Habisnya dia tiba-tiba muncul begitu saja'

*****

Aku berjalan keluar ruanganku untuk mengambil data-data di staf bagian marketing. Kulihat orang-orang begitu sibuk dengan pekerjaan di depannya.

Satu-satunya saat di mana aku di anggap adalah ketika....

'Hei, bisa tolong periksa komputerku?'

'Internetnya ngadat lagi!'

'Ada apa dengan Font ini?'

'komputerku kena virus lagi, nih!'

Aku mengecek satu-persatu masalah di komputer mereka. Dan sampai di bagian di mana komputer seseorang itu terkena Virus.

"Jadi, kenapa masalahnya?"

Aku menjawabnya dengan fokusku masih pada montor di hadapanku. "kau mengunjungi sebuah situs web yang di pasangi skrip jebakan berisi virus trojan. Otomatis menginstal program yang memperlambat komputermu, karena itu-

Ucapanku tiba-tiba terpotong. Kulihat dia sedang menelepon seseorang.

"Ya, aku butuh dua tim. Basa itu satu. Iya, iya".

Sepertinya tak seorangpun yang benar-benar mau berbicara denganku.

*****

Apartemen, 22.41 WIB.

Aku berjalan keluar dari kamar mandi menuju dapur dengan handuk yang aku kaitkan di leher. Dengan hanya memakai celana boxer putih, aku mengambil sebuah mie instan cup di rak.

Love in One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang