Jongdae terbangun oleh suara bising yang terdengar dari lantai bawah rumahnya..
Siapa yang berbuat rusuh pagi-pagi begini?
Seingat Jongdae orang tuanya pergi ke Busan kemarin sore dan akan kembali nanti malam..
"Pencuri?" Jongdae melompat dari ranjangnya..
Tangannya dengan cepat meraih tongkat baseball yang bertengger manis di sudut kamarnya..
Berjalan mengendap-endap menuju sumber suara bising yang tadi ia dengar..
"Aahh.. Sial.." dan suara laki-laki mengikuti suara pecahan kaca yang sebelumnya ia dengar..
Dapurnya..
Jongdae mengangkat tinggi tongkat kesayangannya..
Menyusup kedalam dapur, berdiri tanpa suara dibelakang sosok tinggi yang sedang berlutut memunggunginya..
Baru saja Jongdae mau menghantam orang asing itu, pemuda itu sudah membalik tubuhnya menghadap Jongdae..
"Jangan pukul.." teriaknya dengan dua tangan ia rentangkan keatas..
"Namjoon? Sialan.. Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini didapurku?" tangan kiri Jongdae melepas genggamannya pada tongkatnya..
Menyisir rambutnya yang acak-acakan karena ia baru saja bangun tidur..
"Hehe.. Selamat ulang tahun Jongdae hyung.." Namjoon bangkit dari posisinya..
Menyerahkan sebuah kotak kecil pada Jongdae lalu menggiring pemuda yang lebih pendek menuju ruang makan..
"Maaf jika aku membangunkanmu.. Aku meminjam kunci cadangan rumahmu pada bibi Kim, aku hanya ingin memberi kejutan untuk ulangtahunmu.. Ini.." mengangkat sebuah tart dengan krim berwarna kuning yang katanya baru saja ia buat..
Jongdae tersenyum sambil geleng-geleng kepala..
"Astaga Namjoon.. Kau itu tidak pandai memasak.. Kenapa kau melakukan semua ini?" Namjoon kembali meletakkan tartnya diatas meja makan..
Terlihat sekali bahwa kue buatan Namjoon hasilnya sangat-sangat berantakkan..
Jongdae jadi kasihan melihatnya..
"Aku hanya ingin memberikanmu kejutan.." Jongdae duduk dihadapan kuenya..
Menepuk tangannya untuk memberikan sahabatnya itu semangat..
Namjoon itu adalah junior Jongdae di kampus mereka menjadi dekat karena Jongdae adalah sahabat kakak Namjoon, Kim Seokjin..
"Terimakasi.. Tapi kenapa kau kemari seorang diri? Mana Seokjin? Dia 'kan pintar memasak.. Kenapa kau tidak meminta bantuannya?" Namjoon menggeleng dengan wajah tertekuk lucu..
"Seokjin hyung sedang pergi menginap di rumah Jungkook.. Kau taulah.. Pasangan baru.. Apalagi Jungkook itu orangnya mesum dan Seokjin agresif.. Sudah jelas hari libur seperti ini mereka habiskan untuk melakukan apa.." Jongdae menepuk keningnya..
Menarik Namjoon untuk duduk disampingnya..
"Kau masih kecil.. Belum boleh mengenal dunia orang dewasa.. Ayo sekarang kita potong saja kuenya.." Namjoon tersenyum melihat wajah berbinar Jongdae..
Menyerahkan pisau kue agar Jongdae bisa memotong kue buatannya..
"Eumm? Krim pisang?" Jongdae bisa mencium bau pisang yang lumayan menusuk dari belahan kue yang sudah ia pindahkan kedalam piring kecil dihadapannya..
Namjoon mengangguk.. "Aku belajar membuatnya seminggu, Seokjin hyung yang membantuku.. Tapi baru sebentar diajarkan Jungkook sudah menariknya ke kamar.. Jadi aku sedikit tidak yakin dengan hasilnya.." menggaruk tengkuknya kikuk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Chen Chen!! √bottom Chen {END}
FanfictionCerita abal-abal yang ditulis oleh penulis abal-abal.. Klo jijik jangan baca.. Gak suka Chen jadi bottom jangan baca.. Bocah dibawah umur juga jangan baca.. Klo maksa baca, resiko tangung sendiri..