"Maaf.." Kyungsoo menunduk dalam..
Tetesan air mata sudah tidak bisa ia sembunyikan lagi..
Perih hati tersayat ngilunya isak tangis seseorang yang sangat ia cintai membuat luka lamanya terbuka kembali..
Bagaikan memar yang ditekan, bagaikan goresan luka yang dibubuhi garam..
Awalnya Kyungsoo tidak keberatan jika harus mendapat caci maki dari beberapa orang yang mengunjunginya, dan mengatainya bocah gila atau pembunuh tak berotak..
Namun yang mengunjunginya kali ini berbeda..
Kim Jongdae..
Sahabat masa kecil, yang merangkap menjadi saudara angkatnya..
Sekaligus lelaki yang sangat dicintai dan juga sangat mencintainya..
Bahkan keduanya sudah menyiapkan rencana pernikahan mereka..
Sebagai manusia, kita hanya bisa berencana bukan?
Tuhanlah yang memainkan peran penting atas apa yang akan terjadi nantinya..
Dan saat Kyungsoo bertemu dengan seseorang yang dibencinya sejak kecil..
Disitulah rencana Tuhan mulai berjalan..
Rasa dendam yang ia kubur dalam-dalam..
Sesak yang sudah lama menghilang..
Kebencian yang tergantikan hangatnya kasih sayang..
Berubah dihari dimana, sosok iblis yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya datang menemui Kyungsoo..
Bukan tanpa alasan..
Apa salahnya seorang paman yang ingin menemui calon suami keponakannya?
Iyaaa..
Paman Jongdae..
Lelaki bajingan yang sudah dengan teganya membantai kedua orang tua Kyungsoo dan memanipulasi kejadian seolah-olah itu hanyalah sebuah kecelakaan..
Kyungsoo masih belum bisa melupakan tawa jahat serta raut psycho lelaki tua itu..
Meski kejadian itu terjadi belasan tahun silam..
Namun dendam yang telah berhasil dikubur Jongdae dengan kasih sayang akhirnya memaksa keluar..
Dengan kalap dan emosi yang menguasai kesadarannya..
Kyungsoo menyerang lelaki tua itu..
Menghantam kepalanya dengan sangat keras..
Melayangkan tusukan demi tusukan pada tubuh yang sudah mulai lemah itu..
Sambil menangis, Kyungsoo berteriak kesetanan..
Dengan air mata, mengalir deras dikedua sudut wajahnya..
Jongdae disana..
Duduk dipojok ruangan, menangis tanpa berbuat apapun..
Karena pemuda Kim itu juga tau..
Bahwa pamannyalah, yang sudah menghabisi nyawa kedua orang tua Kyungsoo..
"Kyungie.." tangan bergetar Jongdae menempel pada lapisan dinding plastik bening tebal dihadapannya..
Ada beberapa lubang kecil yang dibuat untuk memudahkan tahanan dan pengunjung saling berkomunikasi..
Kyungsoo mendongak memandang wajah merah Jongdae, membuat kekasihnya itu terisak tambah kencang dan beberapa kali mengetuk dinding dihadapannya..
Jujur saja..
Jongdae sedih bukan karena kekasihnya membunuh pamannya..
Tapi karena kekasihnya harus mendekam dipenjara karena perbuatannya..
Andai saja saat itu Jongdae tidak dengan sengaja membawa pamannya bertemu dengan Kyungsoo..
Kyungsoo pasti tidak akan seperti sekarang ini..
Andai saja saat itu Jongdae benar-benar memastikan di rumahnya tidak ada orang sama sekali, mungkin ia dan Kyungsoo sudah kawin lari sekarang..
Tapi apa yang bisa ia sesalkan?
Ini keadilan dari Tuhan..
Pamannya mendapat keadilan dari Kyungsoo..
Dan Kyungsoo mendapat keadilan dari keluarga Jongdae..
Lalu..
"Aku akan membantumu bebas.. Dan kita akan meninggalkan Korea setelahnya.." Kyungsoo menghentikan tangisannya..
Untuk perta kalinya setelah ia dijebloskan ke dalam sel tahanan oleh keluarga Jongdae, ia bisa melihat senyum manis kekasihnya lagi..
"Aku akan memberikanmu jaminan untuk bebas, lalu kita pergi jauh dari Korea.." Kyungsoo ikut tersenyum mendengar keteguhan dari nada bicara Jongdae..
Meski dalam hati kecilnya, Kyungsoo yakin, mereka tidak bisa berbuat apa-apa..
"Kita bisa Kyungie.." senyum tipis diwajah Kyungsoo hilang..
Tergantikan oleh wajah terkejut dengan kemuakkan terhadap kepercayaan diri Jongdae..
"Tidak.. Dengar.." Kyungsoo kembali menutup mulutnya saat kalimat yang bahkan belum ia ucapkan dipotong oleh Jongdae.. "Aku mencuri semua isi rekening keluargaku.. Bahkan semua rekening paman dengan bantuan Seokjin.. Kita sama-sama tau kalau pamanku itu juragan judi bukan? Kau tau berapa banyak uang yang aku dan Seokjin kumpulkan? Sangat banyak sampai-sampai kau bisa membeli dunia.." Kyungsoo terkekeh mendengar penuturan lucu kekasihnya..
Kekasihnya yang belakangan kemarin terlihat selalu murung kini kembali terlihat ceria..
Itu Bagus..
"Chennie.. Kau tau 'kan bagaimana keluargamu membenciku sekarang?" mengusap pelan wajah basahnya, namun senyum lucunya masih tercetak diwajah lelahnya..
"Aku tau.. Aku 'kan tadi bilang kalau kita kabur saja keluar Korea.." Jongdae memasukkan ujung kelingkingnya kesalah satu lubang pada dinding bening dihadapan mereka.. "Sentuh kelingkingku.. Aku berjanji akan membebaskanmu dan mengajakmu pergi jauh dari sini.." Kyungsoo mengangguk..
Menyentuhkan ujung kelingkingnya pada ujung kelingking kekasihnya..
Dadanya kembali berdetak merdu..
Kehangatan menjalari jiwa dinginnya..
Sengatan kecil memompa semangatnya..
Kim Jongdae selalu bisa merubah jiwa dingin seorang Do Kyungsoo..
"Mari kita berjuang bersama-sama Mrs Do.." wajah Jongdae terlihat memerah saat dirayu oleh Kyungsoo..
Wajah memerah yang selalu Kyungsoo rindukan dari calon suaminya ini..
"Let me fix you Mr Do.."
Monday, 7 Jan 2019
22:30 WITANext pair : let's make a TaoChen pair.. Okay?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chen Chen!! √bottom Chen {END}
FanfictionCerita abal-abal yang ditulis oleh penulis abal-abal.. Klo jijik jangan baca.. Gak suka Chen jadi bottom jangan baca.. Bocah dibawah umur juga jangan baca.. Klo maksa baca, resiko tangung sendiri..