3. Miss

9.7K 575 9
                                    

Sepertinya kita sudah mulai terikat, dan apakah kita saling merindukan di setiap saat?

▪▪▪

     PAGI yang menyambut bersama deringan ponsel membuat Jieun yang bergelung dalam selimut membuka mata sempurna.

Napasnya memburu. Setelah mimpi malam yang mengerikan menghantui. Mungkin karena efek tidur terlalu larut untuk mengerjakan tugas kuliah yang begitu menumpuk.

Dicek ponsel yang berada di sampingnya dan ternyata alarm yang menunjukkan pukul 03.30 pagi. Mata kecilnya diucek lantaran berair.

Dirinya baru saja tidur pukul 12.00

"Skripsi."

'What?!' Dia berteriak dalam hati. Kedua kakinya berdiri sempurna untuk menyangga tubuhnya yang sempoyongan. Dicepol asal rambutnya yang berantakan untuk berangkat mandi.

Sudah 1 bulan lewat, setelah kejadian itu. Ya, kejadian yang membuat Jeon Jieun sempat terguncang. Parahnya lagi disaat sedih seperti itu Jungkook tak pernah ada menenangkannya.

Setelah pikirannya terkumpul Jieun bergegas ke kamar mandi dan pergi berangkat ke kampus. Tempat kuliahnya bisa sedikit meringankan beban yang menimpanya akhir-akhir ini. Walaupun ia tersiksa dengan otaknya yang sering diperas oleh setiap dosen mata kuliah.

Tidak ada berubah pada gadis itu tetapi akhir-akhir ini hal yang menurutnya aneh terus terjadi pada dirinya. Dia sering kelaparan lalu setelah itu porsi makanannya jadi bertambah banyak dari biasanya. Lalu makanan yang tidak disukai sekarang jadi favorit begitu saja.

Ya, karena satu kendala. Memaksa Jieun untuk menerima takdir. Memaksa Jieun untuk menerima masa depannya yang perlahan tapi pasti mulai hancur.

Jieun hamil anak dari Jungkook.

Hanya karena masalah satu malam itu. Mirisnya Jungkook tidak mengetahui sama sekali hal tersebut.

Haruskah membencinya? Tidak! Batinya berupaya berontak menolak. Tapi bibirnya terus menggumamkan makian pada sosok Jungkook. Ia merutuki hati dan bibirnya yang selalu tidak selaras kalau mengenai maknae sialan itu.

Bagaimanapun Jungkook adalah ayah dari bayi yang dikandung Jieun, bagaimanapun Jungkook secara tak sengaja karena mabuk telah menanamkan benihnya. Merebut mahkota kehormatannya.

Akh! Rasanya Jieun ingin mengakhiri hidupnya saja.

Tapi ia tidak pernah mau melakukan itu. Cara bunuh diri hanya bisa dilakukan oleh orang yang berpikiran sempit saja.

Tidak dengan dirinya. Ia berpendidikan. Kalau tidak, mengapa ia harus pergi jauh-jauh dari Indonesia hanya untuk ke Korea Selatan?

Dan lucunya. Pria yang dia idam-idamkan saat masih duduk bangku SMP hingga SMA malah menjadi ayah calon bayinya.

Jieun bahkan dulu tidak berpikiran jauh untuk memandang Jungkook daei dekat bahkan berinteraksi dalam waktu yang lama. Tapi Tuhan maha adil bukan?

Pertemuan mereka dan kebersamaan sebagai seorang teman. Terlalu ekstrim.

▪▪▪

Jungkook Point of view

Satu bulan lebih telah berlalu, dan tentu saja ingatan pada malam itu malah semakin jelas pada pikiranku. Aku belum siap menemui Jieun atas apa yang telah aku lakukan padanya. Aku merengut apa yang seharusnya bukan milikku dan tentu saja aku merasa bersalah.

"Jungkook-ah waeyo?"

Aku tersentak, membawa lamunanku dalam kesadaran sepenuhnya. Kedua mataku menatap depan menemukan kekasihku sekaligus tunanganku tersenyum lembut yang tak dapat aku hiraukan.

Jungkook Daddy_[END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang