4. Termanis

8.3K 615 42
                                    

HOLA! 😊BOLEH MINTA LIKE SAMA KOMENNYA DONG 😥 HUFT.

GUYS AKU TANTANG YA NULIS INI YA. SAMBIL TUTUP MATA

* SARANGHE JK
* SOMIJUNGKOOK
*JIUENJUNGKOOK





HAPPY READING GUYS!

Nanti minta tolong ya diingetin kalo ada kesalalahan penulisan. Khilaf ehehe.


Jungkook
.

.

.

.

Bagaimana semua ini berakhir? Aku bertanya padamu mulai sekarang

▪▪▪

     TIDAK ada yang membuka percakapan. Sejak 10 menit lepas, baik pihak Jieun maupun Jungkook tidak ada yang membuka suara sama sekali. Hanya sekedar sapaan ringan yang berakhir dengan rasa canggung yang luar biasa. Seperti dua orang asing yang baru dipertemukan.

Udara dingin dari luar seakan masuk melalui celah pintu kaca yang sering dibuka tutup oleh pelanggan. Dan bersama itu lonceng selalu berbunyi nyaring.

"Hm," helaan napas Jungkook akhirnya keluar, tangan kanannya sibuk membenarkan topi yang berada di atas kepala, "Bagaimana kabarmu?" Suaranya berat. Sedikit lirih yang masih ditangkap oleh telinga Jieun.

Seorang wanita yang menyeruput cokelat panasnya mengernyit. Dia baik-baik saja. Tapi dia masih terdiam. Sejenak, mengulum bibirnya yang basah.

"Eum, ya aku baik-baik saja selama ini, memangnya ada apa?"

Perkacapan pun dimulai.

Lensa mata cokelat Jungkook memaksa menerobos masuk menghipnotis lawan bicaranya, sayang sekali Jieun lebih dulu memutuskan kontak mata bahaya tersebut.

"Tidak. Kupikir kita jarang bertemu sekarang, jadi aku sedikit merindukanmu."

Mata Jieun yang tadi berotasi menatap tatanan ruangan yang begitu klasik kembali fokus pada mata Jungkook, mulutnya sedikit membuka tapi Jungkook malah berganti yang memutarkan bola matanya menatap lampu yang terpasang rapi di dinding atas.

Walaupun 'sedikit' siapa yang tidak senang dirindukan.

Ingin sekali Jieun berteriak bahwa 'Aku juga merindukanmu Jungkook'  tapi hanya bersarang dipikirannya tidak terlontar melalui bibirnya yang mengatup.

Pikirannya terlalu rumit sekarang untuk bercanda bersama lelaki di depannya sekarang.

Cinta yang tak mungkin didapatkan lagi.

"Oh ya? Ternyata aku ada merindukan di tengah musim dingin ini setelah orang tuaku," tawa Jieun begitu hambar.

Entah mengapa dia benci fakta kalau dia juga merindukan lelaki bergigi kelinci. Bahkan sangat merindukannya. Melebihi apapun.

Makanya takdir mempertemukan dua insan yang saling merindukan.

Tatapan Jungkook masih sama lembut, tidak seperti biasanya yang terkadang sorot tajam bahkan mematikan.

"Kamu pucat sekali," komentar Jieun akhirnya mencoba memberi suasana serius yang terasa aneh.

"Aku sakit sejak kemarin. Apa mungkin ini efek udara dingin?"

Deg! Jantung Jieun berpacu lebih cepat.

"Ah, dan moodku sering berubah-ubah. Aku sekarang begitu malas untuk beraktivitas di pagi hari.

Jungkook Daddy_[END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang