i. changbin minta diantar ke pantai lagi. felix menyanggupi, tangan terulur untuk menawarkan gandengan. senyum terbit bersamaan dengan alis yang terangkat. kemudian dia tertawa lepas ketika changbin menepis tangan kirinya, merongseng sembari berjalan cepat mendahului.
ii. "kautahu," felix bersuara, mengalihkan perhatian changbin dari debur ombak yang susul-menyusul. dia berdeham sebelum memeluk lutut, "hening bersamamu tidak terasa canggung."
changbin mengangkat bahu. "menurutmu begitu?"
"hati-hati kantung belanjaanmu. nanti basah." felix segera menyimpan plastik berisi buku changbin ke dekapannya, mengerling lalu mengulum tawa. entah apa yang mengitik-itik perut. "iya, menurutku begitu. ingin menyanggah?"
iii. menit-menit selanjutnya tidak diisi konversasi. mereka membiarkan pikiran masing-masing hanyut ditelan hamparan laut, goyah sebentar kemudian tenggelam tak terlihat. felix berupaya tidak meresahkan apapun. ketika changbin bangkit dari duduk dan mengisyaratkan bahwa mereka harus pulang, felix menyentuhkan punggung tangannya dengan milik pemuda itu.
iv. dan hadiah yang dia terima sebelum masuk diam-diam ke perkarangan rumahnya adalah sebuah kecupan di pipi. ringkas, sekilas, nyaris tak berbekas.
malam itu, mata felix terus terbuka karena sibuk menerka apa maksud changbin berbuat demikian.