01 #You

587 40 0
                                    


Siyeon POV.

Jam weker berdering kencang mengusik tidur lelapku. Udara masih sangat dingin. Menandakan sinar matahari pagi belum menguasai kamar ini. Namun, jam weker itu terus berbunyi menggelitik telingaku yang sudah aku tutupi dengan bantal. Aku meraba meja di samping tempat tidur, dan kemudian mematikan jam weker itu dengan mata masih terpejam. Aku bangun, beranjak dari tempat tidur untuk mandi dengan rambut kusut yang masih terurai.

                         ☆☆☆

Aku sudah berganti kostum dengan seragam sekolah. Aku menuruni tangga dengan senyum yang merekah dibibirku. Di ruang makan aku melihat kedua orang tua ku sedang sibuk. Bunda sedang menyiapkan sarapan pagi ini, dan ayah sedang menikmati secangkir kopi dengan mata yang masih fokus membaca koran. Itu sudah biasa bagiku tapi ada satu yang kurang lengkap yaitu, kakak laki-laki ku  tidak ada di sini karena, dia sedang kuliah di yogyakarta mengambil jurusan ilmu komunikasi. Aku harap kami bisa kumpul dengan anggota keluarga yang komplit, itu membuatku sangat bahagia.

"Pagi ayah, bunda" sapa ku saat sudah  berada di meja makan.

"Pagi juga sayang, udah bangun? biasanya juga males kalo bangun pagi" canda bunda dengan kekehan kecil.
Ayah tersenyum mendengar bunda meledekku

"Ih gak kok bun aku selalu bangun pagi tau" ucapku sambil menyuap satu sendok nasi goreng kedalam mulutku.

"Iya deh bunda cuma bercanda, cepet habisin sarapannya nanti kamu berangkat bareng ayah, kan motor kamu masih dibengkel" ucap bunda sambil tersenyum kecil.

"Iya bun" ucapku dengan mulut masih mengunyah.

                        ☆☆☆

Aku turun dari mobil ayah, aku pamit dan mencium tangan ayah, kemudian melambai-lambaikan tangan dan berkata 'hati-hati'. Ayah tersenyum lalu mobil itu keluar dari gerbang sekolah.

Aku berjalan menelusuri koridor sekolah. Aku memasang headset. Lalu bersenandung kecil menyamai irama lagu yang ku putar saat ini. Sepanjang koridor terlihat masih sepi, karena ini masih jam 06:30, anak-anak lain pasti masih terlelap didalam mimpi, dari pada berangkat kesiangan aku lebih memilih berangkat awal. Karena aku memang suka suasana sepi seperti ini, terlihat nyaman dan damai. Suasana sepi disekolah menurutku itu mengasikkan, di banding dengan suasana ricuh dan bising, Itu membuatku pusing dan ingin cepat-cepat pulang.

Aku masih berjalan dengan santai. Saat melewati lapangan basket, sorot mataku menangkap sosok laki-laki yang sedang bermain basket, dengan rambut hitam, mata sipit saat tertawa melihatkan eye smile andakannya, dan bibir tipis yang berwarna pink. Aku tersenyum melihatnya. Dia adalah Aditya Jeno Saputra, dia sosok yang aku sayangi setelah ayah, bunda dan kakak ku. Aku bersahabat dengannya saat masih kecil. Kita tetangga maka dari itu kami sangat dekat sampai sekarang.

Aku berjalan kearah nya, mungkin dia masih tidak tau kehadiranku.

"Jeno oper bolanya" ucapku sambil meletakkan tas ku dipinggir lapangan dekat kursi penonton.

Jeno terlihat kaget atas kehadiranku yang tiba-tiba. Lalu, dia terseyum lebar sambil mendribble bola ke arah ring.

"Coba ambil kalau bisa" ucap jeno tetap mendribble bola sambil melirikku sekilas.

"Nantangin yah lo jen, awas aja nanti yang kalah traktir dikantin" ucapku seraya berlari kecil kearah jeno untuk mengambil alih bola itu dari tangannya.

"Oke siapa takut pasti gue yang menang Nathalia Siyeon putri" ucap jeno menyombongkan diri sambil tetap mendribble bola.

"Jangan sombong dulu jadi anak nanti kalo kalah juga nyesel" ucapku sambil merampas bola yang ada ditangan jeno, tapi nihil badan jeno itu lebih besar dan dia jago basket makanya dia dipilih jadi kapten basket. Pasti jeno jelas menang.

Together | JeNo SiYeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang