Hal baru

73 4 5
                                    

Lisa POV

Mungkin ini hari paling bersejarah ke dua dalam hidup ku. Hari ini aku di suruh kesekolah, bicara sama orang aja jarang apalagi disuruh sekolah,  apa mungkin aku punya teman?  Entalah aku tidak peduli intinya sekarang aku harus masuk sekolah gitu aja kok ribet.  " Oke tarik nafas dulu baru masuk ke sekolah" ujarku menata hati. 

"Mbak ada yang bisa saya bantu?" ujar Pak Amin,  satpam sekolah.

"Hah" ujarku bingun. " Anu pak,  saya anak baru mau cari ruang buat daftar gitu" ujar ku yang gugup.

" O ... Mari mbak saya antar" aku mengikuti Pak Amin.  Setiba diruangan itu aku langsung diberi pengarahan untuk mengerjakan beberapa soal.  Ya aku memang anak jalanan,  tapi bukan berarti aku bodoh.  Setelah menunggu beberapa menit aku diberi tahu kelas baruku.  Bu Sinta mengatarkanku menuju kelas ia juga wali kelas ku IPA 4.

" Anak-anak diam semuanya!" ujarnya membuat kelas hening. 

" Hari ini kalian ada teman baru sini masuk!" aku mengikuti perintahnya.

" Perkenalkan dirimu!" ujarnya membuatku terkejut.  Aku menata nafas dan berusaha memberikan senyum sebaik mungkin.

" Hai, nama ku Lisa Merryana Santya Wijaya.  Panggil saja aku Lisa,  salam kenal semuanya" ujarku gugup. Bu Sinta menyuruhku duduk aku tidak suka tatapan mata yang mereka arahkan kepadaku.

Aku duduk dengan ragu " Hai aku Lina " ujar teman sebangku.  Aku tersenyum " Jika ada yang gak paham tanyakan diriku oky" aku mengangguk.

Mungkin dunia tidak semenakutkan itu tapi sorot mata mereka mengingatkan ku kepada masa lalu ku dulu aku seperti anak biasa bermain bersama mereka sebelum ibu mereka berbicara bahwa aku anak kelam, anak menakutkan, anak yang gelap.  Sejak saat itu banyak orang yang menatapku dengan tatapan kasihan dan jijik. Tatapan itulah yang membuatku marah,  karena tatapan manusia yang tidak mengerti sulitnya hidup dari anak dari hubungan diluar nikah membuatku harus berusaha keras hanya untuk makan, sejak saat itu aku tidak suka tatapan mereka, tatapan yang seperti mengusir ku.

" Lisa, kamu baik-baik saja?" ujar Lina yang menyadarkan ku.
Aku menatapnya dan mulai tersadar.

"Ah, tadi aku sedikit melamun" ujarku.

"Oh,  ayo kekantin!"aku mengikutinya kami duduk di pojok kantin. Aku memesan salad dan es teh. Kea sangat baik kepada ku walaupun kami baru kenal.
Suasana kantin mulai ricuh karena masuknya beberapa lelaki yang membuat ku aneh.

"Lina itu kenapa anak perempuan histeris?" ujarku yang fokus meminum teh.

" Ah, itu Raka cs cowok tertampan di sekolahan,  gengnya berisi cowok gans-gans semua lihat deh. " ujar Lina yang tidak memalingkan wajahnya dari lelaki yang ia maksud.

" Hai Lina,  sama siapa?" ujar Mia teman Lina.

" Lisa kenalin ini Lina teman gue" jelasnya aku mengulurkan tangan,  yang ia balas dengan ramah.

"Beb gue ngumpul disini dulu ya" ujarnya kepada Bagas, pacar perempuan itu.  Mia perempuan yang sangat memamerkan pacarnya karena anggota Raka cs termasuk lelaki tertampan, jujur pertama melihatnya aku tidak pernah menyangka dia temannya Lina. 

"Hmm,  yang seneng banget dapetin Bagas" ujat Lina.  Mia merangkul tangannya.

" Yaiyalah,  yang penting gengnya Raka cs" ujarnya yang centil.  Jujur aku melihatnya ingin muntah.

Kami berbincang dengan nyaman, aku dapat bersosalisasi dengan cepat karena teman baru ku. 

Mungkin benar kata orang, jangan berpikir negatif jika belum menjalaninya, jangan menyimpulkan seseorang jika belum mengenalnya. - Lisa-

Black is not TerribleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang