-00- Prolog

124 47 48
                                    


Fransia Vernattha Genaya,

Oh sial! Kenapa harus aku. Bertemu dengan lelaki yang bisa aku prediksi memiliki masa depan suram. Bagaimana tidak? Sikapnya membuat tingkat emosiku melonjak tiap detiknya.

"Gue ga salah,"

Kalimat itu selalu menggema di telingaku setiap aku menatap matanya. Ya. Hanya dengan melihat matanya emosiku sudah mulai menjadi-jadi.

Tolong, demi sempak kotaknya si Tayo buatlah lelaki itu menyadari bahwa bukan dia yang maha benar disini. Mengatakan 'maaf' saja sudah membuatku sedikit senang.

Aku harus berbuat apa agar lelaki itu bisa mengatakan sepatah kata ringan itu. Ini lebih susah daripada mengajarkan bayi 1 bulan mengeja a-b-c. Serius.

Tidak tidak. Jangan harap aku bisa mendengar kata maaf itu. Mustahil rasanya. Tapi, entah lah. Ingin rasanya mendengar sepatah kata itu melalui mulutnya sendiri. Itu memberikan sensasi(?) tersendiri bagiku.

Hey, jangan harap aku menaruh hati padanya. Tidak. Tidak akan mungkin. Walau hampir semua wanita luluh karena dia. Khusus untukku, mau dia salto ke samping aku tidak akan menempati dia di hatiku.

Tapi, aku bimbang. Mungkin selama ini aku keliru. Apa boleh buat? Ini sudah terlambat.

Aldric Bennedict Alkana,

Kenapa kehidupanku, caraku berinteraksi di-judge oleh wanita culun itu. Dia ga punya hak mengatur ini itu.

Hey, aku ini pindahan luar negeri yang memiliki ilmu lebih luas daripada di sini. Jadi sudah dipastikan aku itu tidak pernah salah dalam segala hal. Termasuk tata krama boker sekalipun.

Jadi, tidak sudi aku mengucapkan satu kata yang tak ber—arti itu. Maaf? Hey—hey di kamusku tidak ada kosakata seperti itu.

Toh, apa salahnya. Ini hidupku. Tidak ada yang punya hak atas ini. Except, my parents. Orang tuaku juga tidak pernah menancapkan kata maaf atau sorry, or somekind like that di bahasa mereka. Jadi fine aja.

Tapi, gara-gara wanita itu. Hidupku goyah. Antara gengsi atau apalah aku tidak mengerti. Dia yang memulai ini semua. Memaksa agar aku mengakui kesalahanku. Kapan gue pernah salah?

Sampai aku mengambil keputusan yang belum pernah aku pikirkan sebelumnya. Dan dia yang datang tanpa diundang.

 Dan dia yang datang tanpa diundang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[I] SHE IS MY VERNATTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang