Verna mengerutkan bibirnya, melipat kaki dan mengunyah popcorn caramel kesukaannya. Ia terfokus dalam sebuah acara kartun yang ia sukai sejak embrio —eh?Apalagi kalau bukan Courage the Cowardly Dog. Kartun yang dibilang lumayan lucu sekaligus membuat sedikit merinding —karena alurnya yang sedikit diluar akal sehat?
Skip.
"Ver! Makan malam dulu sini!" teriak mama yang membuat lamunan Verna terpecah.
"Masak apa ma?"
"Ini sup jagung kesukaan kamu,"
Tanpa basa-basi, Verna langsung lompat dari sofanya dan langsung menghantan meja makan mempersiapkan perutnya yang kosong untuk diisi sup kesukaannya.
"Ma, ayah mana?" tanya Verna
"Bentar lagi dateng kok, kita tunggu ayah ya," sahut Mama Verna dengan suara lembutnya sembari mempersiapkan makan malam mereka.
"Malam semua,"
Verna dan mamanya menoleh ke sumber suara. Terlihat dua pria berjalan beriringan. Yang satu dengan kacamata membingkai matanya dengan tampak sedikit rambut putih di rambutnya. Dan satunya seorang pria muda yang masih mengenakan jas dokter kebanggaannya.
Ayah dan Kakaknya Verna. Troy.
"Kak Troy!!" teriak Verna. Ia langsung berlari untuk melepas rindu kepada sang kakak.
"Verna-nya Troy!" kak Troy langsung menaruh tasnya sembarang dan langsung memeluk erat Verna. "Kangen..."
Pelukan itu terasa sangat hangat. Verna harus merasakan ini setiap 3 tahun sekali. Karena Kak Troy adalah seorang dokter handal yang bertugas di luar negeri —Perancis.
Kak Troy mengelus rambut Verna. Verna dapat merasakan lembutnya nafas kakaknya. Aroma jeruknya langsung menyeruap ke indera penciumannya.
"Libur berapa lama kak?" tanya Verna lalu melepas pelukannya.
"Dua bulan,"
Terlihat senyumnya terukir di wajah itu. Karena libur yang cukup panjang sehingga Kak Troy bisa menghabiskan banyak waktu bersama adik kesayangannya itu.
"Ekhm, cukup mesraannya, makan dulu," ucap Ayah nembuyarkan suasana.
Hening. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu di sana. Ke empat orang itu sedang menikmata jamuan yang sudah dipersiapkan mamanya Verna.
"Ver, gimana sekolah?" tanya Kak Troy memulai pembicaraan.
"Ya gitu," balas Verna datar.
"Kamu ngga ada bolos bolos lagi kan?" tanya Ayah.
"Gatau."
"Ver, kamu udah SMA, tolong seriusin dikit. Kamu mau jadi apa kalau bolos terus. Nanti kamu kuliah kedokteran dimana coba kalo gini aja," kata Ayah yang mulai menahan emosinya.
Dokter, dokter, dokter.. —batin Verna
Verna menahan matanya agar tidak mengeluarkan cairan setetes pun. Di bawah meja makan ia mengepalkan tangannya agar bisa menahan semua emosinya.
Melihat adiknya seperti itu. Kak Troy langsung saja menggenggam tangan adiknya itu dan menenangkannya. Mengusap tangan Verna menggunakan jempolnya dengan lembut.
"Ga liat? Troy itu karena belajar dia bisa jadi dokter. Kerja di luar negeri pula. Kamu? Mau ngemis nantinya?"
Rahang ayahnya mulai mengeras. Sehingga mamanya Verna mencoba untuk menenangkan kedua belah pihak.
"Ma, pa, Verna udah kenyang, cabut dulu," ucap Verna datar.
***
Di dalam kamar. Tempat itulah yang menurut Verna cocok untuk dijadikan pelampiasan emosinya. Mata Verna mulai sembab karena sudah menangis selama 2 jam.
Hal inilah yang menjadi beban hidupnya selama ini. Rasanya seperti belati yang menusuk ratusan kali ke jantungnya Verna. Karena memilih sebuah pilihan yang tidak direstui orang tuanya.
Kriet...
Verna menoleh ke pintu. Kak Troy berdiri melihat Verna. Ia menangis semakin menjadi-jadi. Ia tak mampu untuk membendung air matanya lagi. Verna tau ini semua sia-sia. Tapi air matanya tak henti juga untuk mengalir.
"Ssh udah, jangan nangis,"
Kak Troy langsung memeluk Verna dari samping dan merebahkan kepala Verna ke pundak lebarnya. Sesekali mengelus rambut hitam legamnya.
Verna mengeratkan pelukannya. Tidak ingin sosok itu lepas darinya. Hanya Kak Troy yang menjadi tempat pelampiasannya.
"Ver, luapin aja, gue di sini. Nangis aja sampe batas limit lo," itulah kalimat terakhir yang diucapkan Kak Troy malam ini. Lagi-lagi Kak Troy mengelus rambut Verna dan membiarkan pelukannya semakin erat.
Dan akhirnya, Verna tertidur lelap malam itu. Masih dalam dekap pelukan Kak Troy.
Astaga baper:')
Akutu gapunya kakak laki² hikd.
Btw jangan lupa voment iyesh:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] SHE IS MY VERNATTHA
Novela JuvenilKau memang bukanlah orang yang saya cari. Kau memang bukan orang yang mengenal saya sejak kecil. Namun kau adalah Vernattha. Milik saya. Dan akan selalu begitu, selama-lamanya.