"Kak Troy!!" teriak Verna dari kamar mandi.
Kak Troy yang notabenenya sedang membaca buku itu langsung memutarkan matanya malas. Namun, karena tidak tega mendengar Verna yang dari tadi teriak-teriak engga jelas, Kak Troy langsung menghampiri kamar mandi.
"Apa monyet! Ganggu aja!" bentak Kak Troy.
"Lah ngegas masnya, ambilin gue soft*x di laci kamar gue." ucap Verna pelan sambil mengintip lewat pintu kamar mandi. Mata Kak Troy mengerjap-ngerjap tanda sedang mencerna apa yang barusan dibilang adiknya itu. Ia lalu menggaruk-garuk kepalanya menandakan tidak mengerti.
"Ah elah, lo dokter masa gatau, pembalut maksud gue! cepetan! urgent!!" teriak Verna karena sudah tidak tahan menahan yang dari tadi meluncur lancar di bawahnya.
.pfft
Kak Troy langsung mengangguk paham lalu berlari secepat kilat menuju kamar Verna. Setibanya, ia langsung mengobrak-abrik isi lacinya dan tidak menandakan adanya keberadaan pembalut tersebut.
"Anunya ada dimana sih?" batin Kak Troy sambil membuka lemari Verna. Kak Troy putus asa untuk mencari benda itu lagi.
"Ver! Lo taruh mana anunya! Engga ada disini!" teriak Kak Troy.
"Eh anjir! Udah abis keknya tuh! Kak beliin paling cuman 5 rebu!" sahut Verna.
kutil kuda hipopotamus satu ini kurang digoreng dadakan - batin Kak Troy.
Kak Troy langsung mengambil jaketnya dan bergegas menuju minimarket terdekat. Sesampainya ia clingak-clinguk kayak anak hilang. Sepertinya Kak Troy bingung mulai dari mana.
"Kak, ada perlu bantu?" ucap seorang gadis yang kali itu menjaga minimarket. Gadis itu tersenyum ramah pada Kak Troy dan ia sedang menatap mata Kak Troy dengan sangat intens.
"Hm, ini mau beliin pembalut adik saya." sahut Kak Troy datar.
"Oh mau yang merk apa ukuran berapa?" ucap gadis minimarket itu sambil menuju rak pembalut dan diikuti oleh Kak Troy.
"Hah? Apa aja bebas deh, ukuran apa?" tanya Kak Troy polos.
"Ini ada ukuran 20, 25, 30, 35, atau yang 40?" jelas gadis itu lagi.
Hm, adik gue kan pendek mungil yang pendek gapapa kali ya
"Yaudah, kasi yang paling pendek aja deh."
***
"Nih tuan putri!" teriak Kak Troy sambil melempar pembalut itu ke depan pintu. "Gini dong jadi kakak nurut." sahut Verna sembari mengambil benda itu.
Krsekk-krsekk
"Sialan woy!! Napa lo beli yang pendek! Mana muat daki anoa!" teriak Verna dari dalam.
"Lah mana gue tau! Salah lo ngasi tugas kaga dikata secara rinci!"
Dasar buluk penggorengan bukannya terimakasih malah dikatain -batin Kak Troy.
Maapkeun saya lagi pengen bahas pembalut :v
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] SHE IS MY VERNATTHA
JugendliteraturKau memang bukanlah orang yang saya cari. Kau memang bukan orang yang mengenal saya sejak kecil. Namun kau adalah Vernattha. Milik saya. Dan akan selalu begitu, selama-lamanya.