Dia

24K 538 59
                                    

Aku melirik dan tersenyum kearahnya. Melihat dia yang tertawa lepas seperti itu membuatku damai, ia benar-benar seperti matahari untukku.

Walaupun hanya dari jauh, aku sudah bersyukur. Setidaknya satu tahun terakhir kami di Konoha High School ini aku bisa sekelas dengannya.

"Hinata, aku boleh pinjam buku PR mu tidak? Aku lupa mengerjakannya" aku menoleh pada gadis cantik dengan warna rambut yang juga sangat cantik.

"Ne Sakura-chan. Ini" ku berikan buku tugasku padanya. Ia tersenyum, mengucapkan terimakasih dan mencium pipiku. Lalu pergi menuju mejanya dengan membawa buku PRku bersamanya.

Sakura sahabat terbaikku. Kami tetangga dari kecil, dan Sakura adalah kekasih dari sepupuku, Sasuke Uchiha. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa memutuskan untuk berpacaran dua tahun yang lalu. Sakura yang ceriwis dan Sasuke yang pendiam membuatku mengernyitkan dahi setiap kali menyaksikan mereka berduaan.

Terkadang aku tertawa geli melihat Sakura-chan yang bersusah payah menarik perhatian Sasuke dari game di ponselnya.

Aku jadi membayangkan juga seperti apa aku bila bersama dia. Aku yang pendiam dan dia yang cerewet. Apa bisa semanis Sakura-chan dan Sasuke?

Aku menggeleng kencang menghilangkan semua khayalan aneh yang muncul dikepalaku. Dia dan aku tidak mungkin bersatu. Aku bahkan akan sangat sulit mengeluarkan kata bila berhadapan dengannya. Dia terlalu tinggi untuk ku gapai.

Ku alihkan pandanganku lagi pada dia, dan aku menangkap mata biru saphire nya yang juga sedang menatap kearahku.

Aku tidak peduli bila seandainya yang ia tatap dan beri senyuman itu aku atau bukan. Bisa saja dia menatap kanan-kiri atau belakangku. Tapi aku tidak berniat mengkonfirmasi itu. Aku akan tetap mengira kalau dia menatap ke arahku.

Dan aku hampir saja terjungkal saat ia menangkupkan wajah dikedua tangannya dan berkedip ke arahku.

Tuhan!!!

Apa dia tidak tahu efeknya melakukan itu kepadaku. Bila aku tiba-tiba mimisan atau pingsan dikelas, memangnya dia mau mengangkat tubuhku yang terlihat agak lebar ini?

Cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku dan berpura-pura sibuk membaca buku.

Selama ini aku selalu memperhatikannya diam-diam, tidak ada seorangpun yang tahu kalau aku tertarik pada dia. Bahkan Sasuke dan Sakura pun tidak tahu.

Tuhan, semoga saja tadi ia tidak menatap padaku. Semoga saja ia tidak melakukan itu padaku. Aku malu.

"Hinata!!"

"Ya Tuhan!!" Aku tersentak dengan Sakura yang menepuk bahuku. Aku gugup sekali karena ku kira tadi dia yang menghampiri aku. Syukurlah ternyata Sakura.

"Kau kenapa terkejut begitu? Melamun ya?" Sakura menyerahkan buku tugasku, ku rasa ia sudah selesai menyalinnya "Terimakasih ya, Hinata"

Aku mengangguk singkat dan menerima bukuku yang segera aku masukkan kedalam tas.

"Ti-tidak ada apa-apa Sakura-chan. Hmm, i-iya. Tadi aku hanya sedikit melamun"

"Jangan melamun, sebentar lagi bel masuk. Ketahuan Asuma sensei kau bisa dihukum"

"Iya. Terimakasih Sakura-chan"

Aku menghembuskan nafas lega saat Sakura sudah kembali ketempat duduknya. Aku sangat bersyukur sekali tadi bukan dia yang mengagetkan aku.

Naruto Namikaze. Nama itu benar-benar membuatku gugup. Aku menatap kedua tanganku yang sudah berkeringat dingin.

Ku atur nafasku dan menetralkan segala rasa gugupku tadi. Sekarang aku sudah tidak berani lagi melihat kearah Naruto. Mungkin aku terlalu percaya diri, tapi aku takut kalau Naruto juga ternyata sedang melihat kearahku. Semoga saja tidak.

ALL ABOUT YOU & METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang