Shiren 04 - Almost

62 6 0
                                    

Rinduku semakin terobati
Aku bisa merasakannya
Merasakan apa yang selama ini ingin ku rasakan

*Shiren POV*

"Mah ini surat keterangan kesehatannya nenek" ujar Shiren menyerahkan amplop berisi surat dari rumah sakit kepada mamanya yang berada di dapur.

"Makasih ya!! kok sore banget kamu pulangnya?" Tanya mamanya Shiren, melihat Shiren dari bawah sampai ujung atas.

"Iya ma!!" Jawab Shiren bergegas naik tangga menuju ke kamarnya dengan keadaan tubuh yang sangat lelah.

Shiren membuka pintu kamarnya yang tidak pernah dia kunci. Shiren duduk di kasurnya yang empuk sembari memikirkan sesuatu yang dari tadi mengganjal otaknya.

"Gue tadi ketiduran di mobilnya Fero!!" Celetuk Shiren dalam hati.

"Huffttt" Shiren beranjak dari kasurnya, mengacak acak rambutnya dengan wajah yang semakin kusam menuju kamar mandi untuk menghidupkan kembali tubuhnya.

Seperti biasa, Shiren selalu membuka jendela kamarnya. Menikmati indahnya bintang bintang dan membaca buku karangan fiksi ataupun hanya melamun di atas sofa dekat jendela.

"Ddrrttt.." dering smartphone Shiren memecah keheningan malam yang dihiasi dengan lamunan Shiren.

"Ren, Matematika lo udah selesai?!" pesan dari Kezia.

"Eh!!! Matematika yang mana?" Jawab Shiren segera mengirim pesannya.

"Ah lu mah!! Yang di buku Tebel halaman 35-37 20 soal." balas Kezia.

"Anjir!! Gue belom, mana sekarang gue badmood bgt lagi, badan gue gak enak!! Besok dikumpulin?" Tanya Shiren gugup.

"Katanya sih iya!! Tapi besok ada rapat guru kelas 11 sama 12" balas Kezia dengan emotikon hati.

"Yaudah gausah dikerjain Key!!" Balas Shiren singkat di pesan lalu mengirimnya. Shiren melempar Smartphonenya di kasur depan sofa dia duduk.

Menempelkan bahunya di atas sofa yang nyaman, membiarkan semua khayalannya melayang layang di kepala. Mata Shiren mulai meredup, menutup indahnya bintang malam itu. Shiren tertidur dengan segala pikirannya yang membawanya ke mimpi.

*Fero POV*

"Apa gue ngeliat sesuatu?! Bahkan gue gerasain apa yang udah lama gue pengen rasain" ujar Fero.

Malam itu Fero yang tidak bisa tidur, memikirkan sesuatu yang bahkan dia tidak tau. Merebahkan tubuhnya di kasur ter-PW miliknya, mencoba memejamkan mata. Namun hasilnya nihil, Fero tetap tidak bisa tidur.

Fero melirik jam dinding yang terpajang di kamarnya, menunjukkan pukul 00.39.

Didalam kesunyian Fero mencoba membuka Smartphonennya, ada satu pesan dari Keyla.

"Tadi lo kenapa?! Buru buru pulang!! Gak ada apa apa kan?!" Pesan dari Keyla terpampang di layar smartphone Fero.

Fero tidak membalas pesan dari Keyla, Fero mematikan smartphonenya menjauhkannya dari tubuhnya. Berusaha mencari tau apa yang ingin dia ketahui.

Wajah yang semakin pucat, lelah yang terlihat jelas di wajah Fero. Fero mulai memejamkan matanya dengan segala rasa yang dia rasakan.

~

Tidak seperti biasanya, hari itu Andrian yang menyetir mobil menuju sekolah.

"Ro, nanti jam 4 sore ada latihan basket" kata Andrian memarkirkan mobil.

Fero hanya menganggukkan kepala tanda mengerti apa yang dikatakan Andrian. Fero keluar dari mobil bersama dengan Andrian berjalan menuju kelas mereka masih masing.

ShirenzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang