Shiren 11 - Blurred

32 2 0
                                    

Senyap
Cuma aku yang tau
Entahlah rasa apa ini
Tapi aku menginginkannya


*Shiren POV*


"Shirr!! Bangun sarapan udah siang!!"

"Iya mah, bentar!!"

Pagi yang indah tertutupi mendung hitam. Udara sejuk pagi semakin dingin, tidak seperti biasanya.

"Jam berapa sih?!" Shiren mengambil ponsel disebelahnya. Pukul 07.00 sinar matahari masih tertutup mendung, pantas saja,

Weekend yang cukup damai, menyejukkan. Tubuh yang semakin menolak untuk beranjak dari tempat tidur.

"Shiren!! Mama sama papa ada acara diluar!! Kamu dirumah jangan nakalnya!!" Teriak mama Shiren dari balik pintu
"Jangan lupa sarapan!!"

"Iya mah, hati hati!!"

Udara yang sangat sejuk membuat siapapun ingin tertidur, Shiren memejamkan matanya kembali selama beberapa menit. Hujan turun sangat lebat membuat Shiren semakin enggan membuka mata.

"Aduh laperr!!"

Shiren yang masih berusaha membuka kelopak matanya untuk melihat hujan, berjalan mendekati sofa sebelah jendela.

"Udah lama gak hujan sepagi ini!!" Celetuk Shiren memandangi hujan yang semakin lebat.

"Hei Shirr!!" Sapa Andrian memakai jas hujan melambaikan tangannya.

"Ngapain!?" Tanya Shiren terheran dengan Andrian.

"Lagi jogging!!"

"Hujan hujan gini?!"

Andrian tersenyum sangat lebar melihat ekspresi Shiren.

"Mau ikut?! ada si Fero juga!!"

"Nggak ah dingin!!"

"Yaudah, daah!!"

Shiren melambaikan tangannya membalas sapaan Andrian.

"Drrr" gemuruh perut Shiren yang semakin keras.

Shiren mengambil ponselnya, berjalan membuka pintu kamar untuk menuju dapur. Rasa lapar yang bergemuruh mengalahkan gemuruh petir yang terjadi di luar sana.

"Makan apa ya?!" Shiren membuka penutup saji di dapur sambil mengusap usap rambutnya. Nasi goreng yang ditutupi oleh telur mata sapi sudah menunggu untuk dimakan.

Semua terjadi seperti biasanya Shiren menikmati sarapannya.

"Ah!! Kenyang banget!!" mengusap usap perut yang semakin membuncit.

Shiren membuka ponsel tanpa notif, mendengkus kesal dalam kegabutan sabtu pagi.
"Aduh!! Ngapain yaa, pengen keluar tapi masih hujan!!"

"Yaudah deh keluar aja!!"

Shiren berjalan menuruni tangga, menggapai payung yang tergantung di guci ruang tamu. "Masih deres aja!!"
Ia berjalan keluar hingga keluar pagar, mencari dua sosok yang tadi pagi mengajaknya hujan hujan.

Shirin berjalan menyusuri hujan dengan panyungnya, berharap bertemu dua sosok yang dia cari.

"Shiren!! Lu ngapain?!"

Shiren membalikkan tubuhnya menghadap Fero yang bertanya kepadanya. Fero berjalan mendekati Shiren yang menunggunya untuk menjawab pertanyaannya.

"Lagi gabut aja dirumah!!"
"Rambut lo basah, penutup kepalanya nggak lo pakek sih!! Sini gue pakein!!" Shiren menggapain kepala Fero untuk membantu Fero menggunakan penutup kepala. "Nah, udah!!"

"Lo ngapain sih sama Andrian gajelas banget, pagi pagi hujan hujan?!"

"Lah lo juga ngapain?!"

"Ta.. tadi diajak Andrian!!"

"Gabut banget sampek mau maunya!!"

"Yaudah sih terserah gue!!" Balas Shiren dengan logatnya.

"Drrrrtt" dering ponsel Shiren memisahkan pertikaiannya dengan Fero.

"Diem!!" Peringatan Shiren untuk Fero yang berdiri di depannya.

Shiren merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.

"Halo Ndraa!! Ada apa?!!" "Iya nanti gue beliin!!" "Iya iya sabar dong!!" "Daahh!!"

"Nih liontin lo jatoh!!" Fero menyodorkan bunga indah berwujud liontin milik Shiren.

"Hey!! Shiren katanya nggak mau keluar?!" Tanya Andrian yang sudah ada di sebelah Fero.

"Lagi gabut banget tadi!!"

"Yaudah yuk ikut kita!!"

"Kayaknya gabisa deh!! Tadi di telfon si Sandra minta beliin obat!!" "Gue balik dulu ya!! Dah!!"

Shiren berlalu meninggalkan Fero dan Andrian,

"Si Sandra kenapa baru ngabarin sih!!" Wajah yang cukup khawatir tergambar di wajah Shiren.

"Udah deh mandi dulu!!"

Shiren bergegas mempersiapkan diri menemui Sandra.

*Fero POV*

"Yuk pulang!!" Andrian menarik Fero untuk bergegas pulang.

Seperti anak ayam, Fero mengikuti kakaknya pulang.

pukul 08.15 mendung masih saja bertengger di atas perumahan indah itu, hujan pun masih menunjukkan rintikkannya.

"Untung nggk banjir!!" Celetuk Fero melihat kearah jendela ruang tamu.

"Nanti sore ada latihan basket Ro!!"

"Iya iya, ingetin nanti aja!!"

"Tapi kayaknya lo juga ada medical check up deh!!"

"Medical check upnya nggak bisa besok aja?!"

"Nggak lah!!"

"Yaudah deh!! Gue pergi dulu ke kafenya si Vino!!"

"Hati hati Ro!! Masih hujan nih!!"

"Iyaa!!"

Jalan yang masih basah tersiram air hujan, membuat Fero lebih berhati hati. Rasa gundah yang dirasakannya sangat terlihat, wajahnya yang begitu gelisah.

Ditengah tengah jalan, dihamparan sawah yang masih sangat asri Fero berhenti. Merasakan perasaan yang sangat ingin muncul ke permukaan.

"Is she?!"


Thankyou for coming <3
Jangan lupa like and comment :))





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShirenzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang