Bab 19

102 7 0
                                    

Intan's POV.

"Nih pencundangnya!" kata Anang memasuki ruang kelas gue.

Windy ingin beranjak pergi tapi gue tahan.

"Selesaikan masalah kalian" kata gue.

"Iya nanti" jawab Windy.

"Nanti kapan?"

"Nanti aja, gue jamin ngga akan kaya tadi" ucap Dicky.

"Awas lo kalo bohong!"

"Sayang, itu siapa?"

Gue melihat anak kecil di belakang Anang.

"Ha?"

Gue menunjuk anak kecil itu dengan dagu.

"Oh ini, ini tadi pas gue ngomong sama Dicky di bawah tangga kelas 11 IPS 3 ada dia. Sebenernya sih ada satu lagi tapi sudah besar cuma ngga tau deh" Anang mengedikkan bahu.

"Aku pernah melihat binatang ini"

Windy maju ke arah dia, "ohya? Dimana?"

"Dimana-mana, sepertinya dia suka berkeliling sekolah" ucapnya dan disusul oleh auman macan itu.

"Kamu mengikuti kami? Sana kembali, mungkin kakak mu mencari" kata Anang.

"Dia bukan Kakak ku, dia hanya teman ku yang sudah ku anggap sebagai Kakak"

"Yasudah kembali saja dan bermain dengannya" timpal Dicky.

"Ah tidak, aku ingin bermain bersama kalian saja"

"Kenapa begitu?" tanya gue.

"Dia sedang tidak asik, bisa kah kau membantunya"

Shit! Gue dan Windy menepuk jidat.

"Bantu apa?" tanya Dicky.

"Sebentar aku panggil kan dulu Kak Fikri"

Kemudian anak kecil itu berlari.

"Aaahhh gue curigaaaa" ucap Windy sedikit berteriak.

"Lelah tau!" gerutu gue.

Anang mendekat ke arah gue, "Dung, membantu makhluk Tuhan itu kan kewajiban"

"Tapi kan yang kita bantu dari dunia lain"

"Jika kita bisa kenapa ngga? Gue yakin Tuhan percaya sama kita makanya kita dikasih kelebihan kaya gini"

"Jangan di jadikan beban" ucap Dicky.

"Makhluk apa Dick?" tanya Anang.

"Makhluk Tuhan paling seksi, hanya kamu yang bisa buatku terus menjerit aw aw aw ah ah ah"

Windy menoyor kepala Dicky, "itu desahan!"

Gue tertawa.
Ah akhirnya mereka balik seperti dulu.

"Kak"

"Weh! Ngagetin aja!" ucap Dicky.

"Sini duduk melingkar" ajak Anang kemudian kita duduk di lantai, tepat di belakang kelas gue.

"Jadi gimana?" tanya Windy.

"Apa yang kalian katakan hingga Denis memaksa ku untuk menemui kalian?" tanya nya sinis.

"Memaksa? Tak ada yang memaksa" jawab gue.

Anang mengangkat tangannya, "hmm gini ya, sebelumnya kenalkan nama saya Anang, ini Dicky, Windy dan itu Intan. Kami tidak memaksa anak kecil ini untuk membawa mu kemari"

INDIGO COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang