Bab 29

77 3 0
                                    

Intan's POV.

"Intaaaann" teriak Windy dari kejauhan.

"Gue tau lo lagi seneng, tapi please ngga usah lebay" ucap gue memutar bola mata malas.

"Antar gue yuk ke depan sekolah"

"Ngapain?"

"Gue belanja online dan alamatnya di sekolah"

Dih, ngapain juga belanja online naruh alamat di sekolah. Sakit nih anak.

"Males ah, gue laper mau makan"

"Ih ayo sebentar ko, tadi udah ada pesan dari kurir nya"

"Ck, yaudah ayo" jawab gue kemudian berjalam mendahului Windy.

***

"Weits mau kemana? Belum waktunya pulang, atau jangan-jangan mau kabur?" omel Mas Boy.

"Sok tau, kita mau nungguin Abang kurir kirim paket"

Mas Boy mengangguk kemudian masuk ke dalam pos satpam.

Gue bisa simpulin, Mas Boy pun malas menghadapi orang aneh macam Windy.

"Khodam lo mana?" tanya gue.

"Lagi main-main sama Denis"

Ternyata Denis masih disini.
Biar lah, lagi pula dia tidak mengganggu.

"Mana? Lama" gerutu gue.

"Ih sabar, belum juga 5 menit"

"Intan ya?" tanya seorang perempuan ke gue, sepertinya dia Kakak kelas.

"Iya, kenapa ya Kak?" tanya gue heran.

"Ini buat lo" dia menyerahkan bunga mawar ke gue kemudian langsung pergi.

"Apasih aneh banget" gue sedikit tertawa.

"Intan? Ini buat lo"

Lagi. Kali ini seorang cowo.

"Eh gue udah punya cowo maaf. Ini buat temen gue aja" ucap gue nunjuk Windy.

"Eh apaan? Gue juga udah punya cowo"

"Udah ini" kata dia kemudian pergi.

Ini kenapa sih?

"Yuk ah ke kantin" ajak Windy.

"Loh paketan lo?"

"Udah nanti aja"

Selama di jalan menuju kantin, banyak banget yang memberikan bunga ke gue.

Gue berfikir, kerjaan Anang kah?

Sesampainya gue di kantin, gue tidak melihat Anang. Yang gue lihat hanya gentong nya Windy.

"Anang mana?" tanya gue ke Dicky.

"Happy Anniversarry Indung"

Gue balik badan.
Gue melihat Anang yang membawa coklat juga bunga.
Sudah gue duga. Gue diem datar.

"Sekalian gue mau minta maaf" ucap Anang tersenyum.

"Oh jadi ini caranya kamu minta maaf?"

"Kenapa? Salah?"

"Engga" ucap gue kemudian meluk Anang sebentar.

"Eh ko sebentar meluknya" protes Anang.

"Malu banyak murid lain"

"Pulang sekolah ya"

"Apa?"

"Peluk" ucap Anang kemudian senyum menggoda.

"Jika Anda beruntung" ucap gue tertawa.

***

Kriinngg... Kriiinngg...

"Ya anak-anak, sampai sini dulu pelajaran hari ini, sampai jumpa minggu depan" ucap Bu Susi.

Huft melelahkan sekali.
Wait.. siapa itu yang duduk sendirian di belakang?

Gue nengok ke belakang, tetapi tiba-tiba menghilang.

Gue senyum, "Intan Intan... masih saja tidak paham" ucap gue dalam hati.

"Hai princess" ucap Anang.

"Oh hai"

"Kenapa?"

"Biasa dibelakang"

Anang mengangguk mengerti, "yuk ah"

Saat di parkiran, gue melihat Windy seperti ingin mengatakan sesuatu ke gue.

"Kenapa?" tanya gue ke Windy.

"Nanti saja"

"Ke toko buku yuk" ajak Dicky.

"Yuk lah, gue juga mau beli novel" ucap Anang.

***

Windy's POV.

"Jangan lama-lama ya, gue pusing pengen rebahan" ucap Intan.

"Lo sakit Dung?" tanya Anang.

Intan mengedikan bahu.

"Sebentar ko Tan, kita to the point aja ngambil buku yang kita mau" ucap Dicky.

"Gue juga pusing Tan" ucap gue.

"Kenapa? Wanita hamil?"

Gue melirik Intan, "lo juga?"

Intan mengangguk, "gue tahan"

"Yuk, udah nih" ucap Dicky.

Tanpa basa basi kami langsung ke rumah Intan, ya kami main dahulu.

"Assalamu'alaikum Bang Rony" ucap Intan.

"Yaa walaikumsallam. Eits rameh, masuk-masuk"

"Kita main sebentar ya Bang" ucap Anang.

"Ah lama juga tak apa. Ohiya, Abang baru aja beli cemilan, nih dimakan"

"Wah makasih Bang, repot-repot" ucap gue.

"Gue ganti baju dulu ya, sebentar ko" ucap gue.

AAAAA!!!

BRAKK!!

INDIGO COUPLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang