Cinta Dan Sahabat

18 1 0
                                    

Sudah 5 tahun persahabatan Gunawan dengan Dita. Mereka dalah teman satu kelas saat SMP. Diantara persahabatan tersebut tercipta sebuah rasa yang disebut cinta. Yah, cinta memang unik, dia dengan mudahnya muncul pada hati seseorang tanpa memandang latar belakang.
Sudah lama Gunawan memendam rasa kepada sahabatnya sejak perkenalan pertamanya dengan Dita, tanpa sepengetahuannya. Hari demi hari mereka hampir menghabisakan waktu bersama, walaupun hanya lewat chatting mereka tetap saling sapa. Kini masing-masing dari mereka  telah menyelesaikan sekolahnya. Sebagai seorang pelajar yang baru lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan, tentu mereka ingin melanjutkan belajarnya kejenjang yang lebih tinggi.
Suatu pagi, "kriiing, kriiing, kriiing!" handphone Dita berbunyi. "Hallo selamat pagi Gun, pagi-pagi udah telfon aja nih hihihi."

"Pagi juga Dita, hehe iya nih pengen ngobrol aja. Ngomong-ngomong kamu udah mandi?"

"Udah lah, kan aku cewe jadi pagi-pagi sudah harus rapih biar nanti dapat suami yang sama-sama rajin bangun pagi hihihi."

"iya deh iya terserah kamu aja, owh iya Dit kita kan baru banget selesai melaksanakan Ujian Nasional, aku pengen ngajak kamu liburan yaa sekedar melepas penat sebelum kita sibuk persiapan masuk ke Universitas"

"wahhh ide bagus tuh, ayok mau kemana kita?"

"Aku sih pengen ngajak kamu naik gunung, sekarang kan lagi banyak tuh orang-orang upload foto di gunung dengan pemandangan diatas awan."

"Boleh juga tuh, tapi aku izin sama orang tua ku dulu yah."

"Oke Dit aku tunggu kabar kamu yah."

"Oke bye. Tuuuttt."

Dita pun izin sama orang tuanya, karena orang tua Dita sudah sangat kenal dengan Gunawan, mereka pun meng-iyakan permintaan putrinya tersebut. Dan mereka memutuskan untuk mendaki gunung Prau di Wonosobo Jawa Tengah, ya karena gunung Prau salah satu gunung yang dekat dari tempat tinggal mereka dan juga gunung yang mudah untuk pemula seperti mereka. Sabtu pagi pun mereka berangkat menggunakan kereta. Setelah 3 jam perjalanan, sampailah mereka di basecamp pendakian. Beberapa saat mereka istirahat dan mengurus data pendakian, akhirnya merekapun melakukan pendakian. Langkah demi langkah mereka jalani, canda dan tawa menghiasi perjalanan mereka. Pada akhirnya mereka pun sampai di puncak, dimana hamparan padang rumput dan gumpalan awan menyambut kedatangan mereka.

"ya tuhannn!!! Begitu indah kau menciptakan alam semesta ini." teriak Dita dengan raut wajah kegembiraan.

"Yah inilah semesta Dit, sehebat apapun manusia mereka kecil dihadapan alam raya ini." tegas gunawan. Mereka pun mendirikan tenda dan menyiapkan makanan. Obrolan, canda dan tawa serta kegembiraan menghiasi mereka. Dan senja pun mulai menampakan wajahnya sebagai tanda siang segera berlalu dan berganti malam.

"Dit, coba kau lihat senja itu, indah bukan? Kau tau apa yang lebih indah dari senja?"

"Gak tau Gun." jawab Dita dengan nada polos.

"Senyuman mu!."

"Hahaha bisa aja kamu Gun." jawab Dita dengan nada yang polos juga.

"Dit sudah lama aku menunggu waktu seperti ini, dimana kita menghabiskan waktu berdua menikmati keindahan senja, tanpa ada orang lain diantara kita. Dan kini akan ku ungkapkan apa yang aku rasa selama ini."

Dita hanya terdiam mendengarkan sahabatnya.

"Dit apa kamu tau betapa indah nya kamu didalam sini (menunjuk hati) kau sama indahnya seperti senja. Diantara persahabatan ini ada perasaan lain yang tercipta, aku sayang kamu lebih dari seorang sahabat, aku menginginkan kamu ada disampingku sampai kita tua nanti, atau dengan kata lain aku cinta kamu Dit." tegas Gunawan sambil menatap wajah Dita.

" Gun, aku tau kau orang yang paling mengerti aku, tapi aku hanya butuh kamu sebagai seorang sahabat, aku sayang kamu sebagai sahabat ku." jawab Dita dengan air mata menghiasi matanya.

"Yah begitulah cinta tak pernah memandang latar belakang orang yang dicintainya, bahkan aku pun tak akan mengerti sampai dititik pemahaman mengapa aku mencintai kamu. Maaf jika aku membuatmu sedih, aku hanya ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini bersembunyi  dibalik persahabatan kita."

"Gun! Aku sungguh minta maaf, aku tak bermaksud menyakiti mu, aku gak pengen kehilangan kamu sebagai seorang sahabat ku."

"Aku pun tak memaksa hati mu untuk menyiapkan ruang lain untuk rasa sayang ku ini. Dan ketahuilah aku hatiku tak akan pernah bisa membencimu."
Senja pun berganti malam, mereka pun beristirahat menunggu pagi dengan perasaan yang sedikit mengubah kedekatan mereka sebagai sahabat. Setelah melewati malam yang sangat panjang mentari menampakan sinar keemasannya tanda pagi telah tiba. Mereka pun bersiap untuk pulang. Diperjalanan pulang mereka tetap mengobrol layaknya seorang sahabat. Dan sampailah mereka di rumah Dita.

"Dit besok lusa aku akan terbang ke Jerman untuk melanjutkan study ku, maaf selama ini aku tidak memberi tahumu soal ini."

"Hah, ke Jerman haruskah kamu kesana untuk melanjutkan study mu??" seketika mengalir deras air matanya

"mungkin inilah pertemuan terakhir kita untuk perpisahan yang cukup lama. Owh iya jaga kesehatan mu, kamu jangan sampai telat makan, kurangin makan mie ayam nya takut asam lambung mu naik, jangan tidur larut malam, semangat belajarnya. Owh iya titip salam buat orang tuamu maaf aku tidak bisa berpamitan dengan mereka." dengan senyuman Gumawan pun beranjak pergi dari rumah Dita.


Yah begitulah cinta kadang menyatukan kadang juga memisahakan bahkan sampai pada titik tak saling kenal. Yah itulah kehidupan tuhan dengan mudahnya membuat sekenario layaknya film, karena pada dasarnya kehidupan ini adalah drama yang diciptakan tuhan.

Cinta dan SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang