Lucu sekali dirimu, wajah depan-belakang beda gitu. Kayak wajan. Atas bersih. Bawah gosong. Di depanku suci, di belakangku songong.
Keterlaluan! apalah daya aku hanya bisa tertawa. Menertawakan betapa bodohnya aku yang terus merindukanmu dan ingin menghubungimu, namun urung ku lakukan hanya karena takut mengganggu waktu sibukmu.
Sedangkan kamu, sibuk berasumsi bahwa aku telah lupa denganmu. Bahwa aku tengah bersenang-senang dengan bangku pendidikanku.Oh tentu saja! Aku kembali ke bangku pendidikan. Menjaga seorang anak perempuan yang satu rahim denganku. Aku belum menikmatinya kawan, mengertilah.
Jika ingin mencemooh dan berbahagia di atas penderitaanku.
Tolong lakukan secara langsung di depan mataku.
Jangan lakukan segala dramamu di belakangku.
Karena akan lebih mengasikan lagi, aku jadi penonton yang banyak memberikan kritik pada aktingmu.Sumpiuh, 10 September 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
September
PoetryDear September, Sekumpulan hari dimana aku ingin mengabaikan segalanya.