Seharusnya Awan membenci Angin. Angin sudah bertindak sesukanya. Ia mengarak Awan kesana-kemari. Mempermainkan tangisnya sesuka hati. Tapi apa Awan pernah berhenti dan menolak mengikuti kemana Angin pergi? Tidak.
Awan tetaplah Awan. Cepat atau lambat Angin membawanya pergi. Awan tetap akan mengikutinya. Karena sekeras apapun Awan menolak takdir. Ia tetap akan di persatukan dengan Angin. Angin yang tak peduli betapa lelahnya Awan terbang kesana kemari mengikuti arah kemana Angin pergi. Dan Awan yang tak pernah mampu menentukan sendiri jalan hidupnya.
Karena bagaimanapun Awan berusaha pergi. Awan akan tetap menyatu dengan Angin. Karena mereka dua yang menyatu dan memberi bahagia dan derita di tempat yang sama dengan waktu yang terkadang berbeda.☁
Sumpiuh, 26 September 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
September
PoetryDear September, Sekumpulan hari dimana aku ingin mengabaikan segalanya.