Part 5

24.9K 4.3K 811
                                    

"JENO?"

Merasa di panggil, Jeno mengalihkan pandangan ke arah suara. Saat ini ia sedang berada di gedung belakang sekolah. Terlalu malas untuk mengikuti pelajaran matematika; yang membuat kepalanya berputar. Jadi lebih baik Jeno membolos.

Keningnya berkerut saat ia melihat seorang laki-laki yang kemarin di cap sebagai anak baru di kelasnya. "Ya?" jawab Jeno singkat.

Awalnya ia merasa penasaran dengan anak baru tersebut. Melihat wajahnya saja sudah membuat kepalanya pening bukan main, tapi kini ia merasa baik-baik saja. Terimakasih pada Jaemin yang merawatnya kemarin.

Lelaki itu; Renjun tersenyum kecil. Ia berjalan mendekati Jeno; duduk di sebelah lelaki tampan itu. "Udah lama ya?" gumamnya pelanㅡ ia menatap wajah Jeno dengan sendu.

Jeno yang tidak mengerti apapun hanya bisa mengangkat sebelah alisnya; merasa bingung. "Apanya? Lagian kamu ngapain disini? Bukannya masuk kelas." Jeno kembali menyenderkan punggung pada kursi yang ia duduki; lalu memejamkan mata.

"Ternyata bener kamu gak inget apa-apa." nada suara Renjun terdengar sedih. Ia menunduk; menatap tanah.

"Inget apa?" tanya Jeno tanpa membuka mata. Ia tidak ingin melihat wajah Renjun karena kepalanya kembali berputar. Sialan!

Menghela nafas. Renjun menatap Jeno dengan intens. Ia terkejut melihat Jeno sudah tumbuh menjadi lelaki tampanㅡ menjadi dambaan seluruh warga sekolah sepertinya. "Kamu gak inget aku?"

"Ga." jawab Jeno cepat. Kepalanya semakin berputar hebat. Sekelebat ingatan perlahan masuk ke dalam otak; membuat bulir keringat memenuhi dahinya.

"Jeno! Kamu mau kemana?" suara Jaemin terdengar kecewa. Jeno bisa melihat wajah Jaemin yang menahan tangis.

"Aku mau ketemu...."

"Terus kamu ninggalin aku sendirian disini?!"

"Aaah!" Jeno meringis memegangi kepalanya yang terasa semakin nyeri.

Renjun yang melihat hal itu terkejut bukan main; apalagi saat Jeno terjatuh hingga tubuhnya mendarat di lantai yang kotor. "Jeno! Kamu gapapㅡ"

"Jangan sentuh!" Jeno menggeram; menepis tangan Renjun yang baru saja memegang bahunya, "panggilin Jaemin, tolong.." ia meringis; masih terus mejamkan mata. Tidak melihat wajah Renjun yang terlihat sangat terluka.

Mengigit bibir bawah. Renjun segera berlari dari sana untuk pergi ke kelas dan menghampiri Jaemin. Ia tidak bisa membiarkan Jeno terus merasa kesakitan seperti tadi.

"Jaemin!" Renjun berteriak di depan kelasㅡ nafasnya terengah. Mengabaikan guru yang menatap nyalang padanya. Bersiap-siap untuk memarahi Renjun yang membolos dan datang seenaknya seperti itu.

"Huang Renㅡ"

"Jeno kesakitan!" pekik Renjun cepat; membuat Jaemin langsung berdiri dari duduknya. Mengabaikan Haechan atau guru yang memanggil namanya.

Pikiran Jaemin kalut. Ia mengikuti langkah Renjun yang berlari ke gedung belakang sekolah. Dan matanya melebar saat melihat Jeno yang sudah meringkuk di atas lantai kotor sambil memegangi kepalanya.

"Jeno!" Jaemin mengangkat Jeno dan menaruh kepala lelaki tampan itu di pahanya. Matanya menatap Jeno dengan khawatir; sedangkan Renjun hanya bisa menyaksikan adegan itu.

[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang