Part 7

22.4K 3.8K 624
                                    

MALAM tiba ketika Jaemin dan Jeno kembali ke tenda sambil membawa beberapa kayu bakar. Tentu saja yang memegang hampir semua kayu bakar berukuran besar itu adalah Jeno, sedangkan Jaemin hanya membawa ranting-ranting kecil.

Walaupun Jaemin bersikeras karena dirinya jauh lebih kuat daripada Jeno, tapi lelaki tampan itu tidak membiarkan. Mungkin ia akan merasa malu jika ada yang memergoki? Who knows.

Kayu bakar yang mereka ambil bukan untuk tungku api yang berada di dekat tenda mereka tentu saja. Katanya, besok malam akan diadakan api unggun berukuran besar di tengah-tengah lapangan, dan banyak murid yang di beri tugas untuk mencari kayu bakar. Sepertinya acara malam itu adalah menikmati malam bersama, seperti bernyanyi dan juga menari mungkin.

Sementara Mark dan Haechan sudah menyiapkan makan malam begitu Jaemin dan Jeno tiba di tenda. Wangi sedap mie menguar, ah Jaemin tidak heran jika yang memasak adalah Mark dan Haechan. Pasangan kekasih itu tidak bisa memasak dengan baik! Apalagi Mark, menggoreng telur saja gosong!

"Oh hai! Aku menunggu kalian!" Haechan berseru ketika melihat Jaemin dan Jeno mendekatㅡsebenarnya hanya Jaemin karena lelaki tan itu masih membenci Jenoㅡwajahnya yang di tekuk kini berubah menjadi cerah.

Ah Haechan mungkin sudah lapar sedari tadi, tapi tidak ingin makan terlebih dahulu karena selalu di larang oleh Mark.

"Aku hanya memasak mie dan juga telur serta bacon yang di bawa Haechan." Mark memberi tahu, ia menyiapkan makanan di tengah-tengah tenda yang lega, lalu meringis saat melihat tatapan tak terima milik Haechan. "Baiklah, bukan aku yang memasak, tapi Haechan." ralatnya membuat lelaki tan itu akhirnya memasang senyum penuh kemenangan.

Senyum Jaemin berkembang. "Ayo kita makan! Aku lapar sekali. Oh oh!" ia mengingat sesuatu lalu mengambil tupperware dari dalam tas nya dan menaruh benda berukuran sedang itu di tengah. "Aku memiliki nasi, siapa tahu masih layak untuk di makan."

Jeno menghela nafas sebelum duduk di samping Jaemin. Matanya menatap tak berselera pada makanan yang tersedia di depannya, sebenarnya ia masih butuh tidur karena tadi siang, dengan tega nya Jaemin menyentakkan kepalanya ke arah bawah tenda yang ternyata terdapat batu besar. Jeno jadi tidak bisa tidur lagi semenjak itu. Kepalanya terasa berdenyut! Ia yakin itu akan meninggalkan benjolan.

"Kenapa? Kamu gamau makan Jeno?" Mark yang mendapati ekspresi aneh Jeno akhirnya bertanya.

"Yaudah kalo gamau makan, kita juga gak rugi!" Haechan menimpali karena kesal.

Jaemin menoleh, menatap Jeno dengan bingung. "Kamu gamau makan?"

Sebenarnya Jeno lapar, hanya saja malas. "Suapin." bisiknya pelan yang hanya bisa di dengar oleh Jaemin; dan lelaki bermarga Na itu langsung membelakkan bola mata.

"Y-yaudah." ia menjawab pada akhirnya. Karena memang selalu seperti itu! Ketika Jeno sibuk bermain game bersama Jisung pun, Jaemin yang terkadang mengingatkan Jeno untuk makan dan malah berakhir menyuapi lelaki tampan itu.

Akhirnya mereka semua memutuskan untuk mulai memakan apa yang ada. Jeno hanya diam ketika Jaemin menempelkan sendok ke mulutnya. "Ayo! Katanya mau di suapin!" bentak Jaemin kesal.

Sekilas, mata Jeno menatap Haechan yang terkejut serta Mark yang menahan tawa. Akhirnya ia membuka mulut dengan malas hingga makanan itu masuk ke dalam rongga mulutnya. Ia mengabaikan tatapan kedua orang itu, masa bodoh! Yang jelas Jeno ingin di suapi.

Tidak ada yang berbicara lagi selama 10 menit ke depan. Mereka sibuk mengisi perut agar tidak kelaparan esok hari. Setelah selesai makan, ia dan Jeno kebagian tugas mencuci karena Haechan dan Mark di panggil oleh guru; mungkin mereka berdua mendapatkan tugas baru.

[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang