HARI itu datang, dimana semua siswa/i bersiap-siap untuk pergi berkemah di hutan yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Mungkin jaraknya sekitar 30km.
Mereka menaiki 5 bis besar yang mengangkut seluruh siswa/i sekolah beserta guru dan juga staf. Sedangkan barang yang di perlukan sudah di sediakan di hutan, termasuk tenda besar yang sudah berdiri dan juga tugku api kecil di depan masing-masing tenda.
Ya, sekolah memang tidak menyarankan para muridnya untuk membangun tenda sendiri. Semua ini untuk acara hiburan, bukan acara siksaan seperti pramuka.
"SEMUA YANG BERADA DI DALAM BIS TOLONG KELUAR DAN BERBARIS DI HALAMAN YANG TELAH DI SEDIAKAN!"
Suara memekakan telinga terdengar dari balik speaker yang sudah berjejer rapih di dekat lahan kosong yang di sebut halaman. Akhirnya semua murid berbondong-bondong keluar untuk mengikuti instruksi.
"Kita nanti setenda kan?" Jeno yang berbaris di belakang Jaemin menaruh dagu pada bahu lelaki bermarga Na itu. Sebenarnya jika tadi pagi Jaemin tidak membangunkan dirinya, mungkin Jeno tidak akan pernah sampai ke hutan ini.
Jaemin mengangguk. "Baris yang bener, nanti di marahin Bu Boa!" matanya menatap takut ke depanㅡ ke arah wanita cantik berambut panjang yang menyandang gelar guru killer di sekolahnya.
Sedangkan Jeno mendengus. Ia malah memeluk Jaemin dengan erat dari arah belakang. "Aku ngantuk.." akunya; sebelum memejamkan mata dan menyembunyikan wajah pada ceruk leher Jaemin.
Entah kenapa. Namun Jeno selalu bisa tidur dengan nyaman setelah menghirup wangi tubuh Jaemin yang terasa begitu memabukkan. Ia menyukainyaㅡ sangat. Jaemin memiliki wangi lembut seperti bayi.
Barisan mulai padat karena semua siswa/i sekolah mulai berdatangan dan berbaris dengan rapih. Mereka semua mendengarkan interuksi yang di keluarkan oleh Ibu Boa dan juga Pak Yongguk. Sedangkan sedaritadi Jaemin hanya bisa menggelengkan kepala saat Jeno dengan sengaja menggesekan hidung pada kulit lehernya.
Nah.
Jika seperti ini, bagaimana Jaemin tidak bisa tidak jatuh cinta pada Jeno? Walaupun awalnya ia tidak memperdulikan Jeno ketika bermain bersama para gadis di sekolah. Menurut Jaemin itu tidak masalah karena Jeno tidak memiliki perasaan apapun terhadap mereka.
Tapi.. Jika Renjunㅡ maka itu menjadi masalah besar. Karena sejak dulu Jeno memiliki perasaan terhadap lelaki manis itu. Dan kini Jaemin tidak akan tinggal diam.
"MASING-MASING TENDA BISA DI TEMPATI OLEH 5-6 ORANG! JADI PILIH TEMAN SETENDA KALIAN MULAI DARI SEKARANG. PEREMPUAN DENGAN PEREMPUAN, DAN LAKI-LAKI DENGAN LAKI-LAKI. JIKA ADA YANG MELANGGAR, MAKA AKAN ADA SANKSIYA!"
Kepala Jaemin langsung menoleh saat seseorang menepuk bahunya dengan pelan. Ternyata itu Haechan; lelaki berkulit Tan tersebut menatap jijik pada Jeno sebelum beralih menatap Jaemin. "Kita setenda kan? Aku bakal ajak Mark hyung!" serunya semangat.
Mendengar itu Jaemin mengangguk. Tidak masalah jika setenda dengan Mark ataupun Haechan. Hanya saja ia tidak bisa menerima orang lain lagi, tidak apa kan jika satu tenda besar hanya diisi oleh 4 orang?
"Boleh, tapi bukannya Mark hyung punya kelompok lain?"
Bibir Haechan mencebik. "Nanti aku paksa biar setenda sama kita!" ia merenggut. Membuat Jaemin tertawa kecil lalu mengangguk setuju.
"Jaemin!"
Oh tidak, jangan orang itu.
"Apa?" jawab Jaemin dingin. Ia menoleh ke arah lain dan menatap dingin Renjun yang balas menatapnya dengan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔
Fanfiction[Romance] [School Life] What if we rewrite the stars? •BxB •Jeno x Jaemin •acel_kins •Don't like? Then don't read bitches!