ACARA perkemahan itu sudah selesai sejak kemarin. Mereka semua sudah pulang kerumah dan beristirahat, semua siswa/i mendapatkan libur selama dua hari setelah berkemah, hal itu bertujuan untuk memulihkan keadaan mereka. Karena ada beberapa siswa/i yang sempat drop.
Saat ini Jeno sedang terdiam di dalam kamar, tanpa melakukan apapun karana pikirannya di penuhi oleh kejadian kemarin malam. Dimana Jaemin mengungkapkan semuanya, termasuk tentang kecelakaan yang pernah Jeno alami.
Jujur saja, ia merasa sedikit kecewa dan marah. Tapi memangnya Jeno bisa melakukan apa? Jaemin sudah mengatakan yang sebenarnya, ia tidak menutupi hal tersebut ketika ditanyaㅡwalaupun lelaki manis itu sudah menyembunyikan hal ini selama bertahun-tahun.
Tapi memangnya apa yang bisa Jeno lakukan? Tidak ada yang bisa kembali dan merubah masa lalu, jika ia marah besar dan menjauhi Jaeminㅡitu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada hubungan mereka akan berakhir, baik sebagai sahabat, atau lebih dari itu.
Semua yang terjadi di masa lalu, Jeno tidak ingin ambil pusing. Tentang masalahnya dan juga Renjun, ia tidak ingin memperpanjang hal tersebut. Jika memang Renjun adalah bagian dari masa lalu nya, maka hal itu harusnya dibiarkan saja, di lupakan. Toh memang seperti itu kan seharusnya? Jaemin menginginkan hal itu? Dimana fokus Jeno tidak terbagi kepada siapapun?
Jika ditanya, apakah Jeno menyayangi Jaemin? Jawabanya sudah pasti ya, ia sangat menyayangi seorang Na Jaemin, sejahat apapun sahabatnya itu. Tapi selama ini hanya Jaemin lah yang selalu berada di sisinya, menjadi pendukung serta penyemangatnya.
Jeno ingin sekali menulis ulang takdirnya, agar ia bisa menyadari betapa Jaemin mencintainya di masa laluㅡbahkan hingga sekarang pun. Perasaan lelaki manis itu tidak pernah berubah, Jaemin masih tetap mencintai Jeno walaupun tahu seberapa brengseknya ia.
Jujur, Jeno tidak sempurna. Terlalu banyak sisi gelap di dalam hidupnya, apalagi ia sering bergonta-ganti wanita, ia pernah menghamili salah satu gadis. Tapi apa yang Jaemin lakukan? Lelaki manis itu masih terus bertahan disisnya, tanpa menyinggung semua hal yang pernah terjadi.
Lagi pula, Jeno merasa heran. Kenapa juga Jaemin tidak cemburu saat Jeno melakukan hal nista tersebut bersama beberapa gadis di sekolah mereka? Bukankah Jaemin bilang ia mencintai Jeno?
Dan apa salah jika Jeno merasakan hangat pada hati saat mengetahui hal tersebut? Apa selama ini perasaan nya untuk Jaemin memang selalu lebih dari sekedar sahabat? Karena sangat aneh sekali, ia tidak sanggup melihat Jaemin, apalagi seperti malam kemarin.
"Jeno?"
Tubuh Jeno tersentak saat mendengar suara Jaemin tepat di sebelahnya. Sepertinya ia benar-benar melamun hingga tidak sadar akan kedatangan Jaemin di dalam kamar, tapi kemudian Jeno tersenyum dan menepuk sisi kasur yang kosongㅡmenyuruh Jaemin untuk berbaring disana.
Lelaki manis itu tentu tidak menolak, ia berbaring di samping Jeno dan menatap langit-langit kamar milik si lelaki tampan. "Kenapa ngelamun?"
"Gapapa, ada banyak hal yang aku pikirin."
"Mikir apa? Mesum ya?" ejek Jaemin berhasil membuat Jeno mendengus. Sejauh ini, semuanya belum berubah, termasuk persahabatan mereka yang masih terasa hangat.
Apa Jeno harus tetap membiarkan hal ini selamanya? Bersahabat bersama Jaemin atau menjadikan Jaemin sebagai kekasihnya?
"Jaemin, aku mau tanya." ujar Jeno pada akhirnya, ia memiringkan tubuh dan menatap wajah Jaemin dari samping.
Saat ini Jaemin tidak ingin mengubah posisi. Ia tidak mau melihat wajah Jeno, karena hatinya tidak pernah bisa di kendalikan. "Tanya aja."
"Kamu bilang cinta sama aku, tapi kenapa gapernah cemburu tiap ngeliat aku gonta-ganti cewe?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔
Fanfiction[Romance] [School Life] What if we rewrite the stars? •BxB •Jeno x Jaemin •acel_kins •Don't like? Then don't read bitches!