Part 8

21.3K 3.7K 383
                                    

JENO kembali ke tenda dengan perasaan berkecamuk. Kepalanya terasa pening memikirkan semua omongan Renjun yang memang tidak bisa di ragukan begitu saja.

Apa ini sebabnya kenapa ia tidak bisa mengingat seluruh masa lalunya? Yang ia ingat hanya masa setelah siuman dari koma nya waktu ituㅡah benar! Dulu Jeno ingat jika ia pernah mengalami kecelakaan motor, dan ia tidak ingat apapun setelah itu.

Bukan masalah besar jika kecelakaan itu terjadi karena ulahnya sendiri, tapi jika kejadian itu ternyata benar-benar di rencanakan oleh Jaemin?

"Jeno?"

Kepalanya terdongkak dan menemukan Jaemin yang sedang menatapnya dengan raut bingung.

"Darimana? Aku cariin dari tadi tauu." lelaki manis itu merenggut; mengerucutkan bibirnya.

Menghela nafas. Jeno mengangkat kedua sudut bibirnya; membentuk senyuman lebar. Tapi sayangnya senyuman itu tidak menyentuh matanya. "Abis jalan-jalan, tadinya mau ngajakin kamu, tapi kayanya tidur kamu lelap banget."

"Jalan jalan kemana?"

"Hutan." Jeno menunjuk hutan di belakangnya dengan lirikan mata.

Omongan Renjun lagi-lagi berputar di dalam kepalanya. Ia ingin bertanya pada Jaemin, namun ia urungkan. Mungkin ia akan menanyakan hal itu nanti.

Jaemin mengangguk, lalu mendekati Jeno dan merangkul bahu lelaki itu. "Ayo ke lapangan! Acara pagi udah mau di mulai." serunya.

"Acara pagi apa?" langkah Jeno tersaruk-saruk saat Jaemin memaksanya untuk berjalan menuju lapangan. Oh sialan, Jeno sangat membenci kegiatan seperti ini. Lebih baik ia kembali tidur di dakam tenda.

"Nyari harta karun?" gumam Jaemin tak yakin.

Tawa Jeno meledak saat mendengar hal itu. "Kamu pikir kita lagi di mana sih Na? Cari harta karun apaan coba?"

Lagi-lagi bibir Jaemin mengerucut karena kesal. "Bener tau! Kita di suruh bikin kelompok dan nyari botol kaca yang isinya tulisan di dalem hutan." jelasnya

Akhirnya Jeno hanya mengangguk. Mereka sudah sampai di lapanganㅡterlihat sangat ramai. Dan dari sini, Jeno bisa melihat Renjun yang menatap nanar ke arahnya, lalu dengan cepat Jeno mengalihkan pandangan ke arah lain.

Jika ia terus memikirkan Renjun dan semua omong kosong itu. Ia jadi semakin ingin bertanya pada Jaemin, dan Jeno belun siap mendengar semuanya. Jika memang Jaemin yang mencelakainya, bagaimana? Apakah Jeno siap menghadapi kenyataan itu?

"KELOMPOK TERDIRI DARI 5-6 ORANG! BUAT KELOMPOK KALIAN SEKARANG, DAN YANG UDAH ADA KELOMPOKNYA TOLONG MAJU KE DEPAN BUAT INTERUKSI SELANJUTNYA."

"Na, kita sekelompok sama siapa?" tanya Jeno bingung.

Jaemin menggelengkan kepala. Ia tidak bisa melihat Haechan ataupun Mark di mana pun, harusnya mereka membentuk kelompok!

"Jeongin! Daehwi!" pekikkan itu terlontar dari mulut Jaemin saat melihat teman sekelasnya yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Kedua orang itu menoleh dan langsung menghampiri Jaemin. Mereka tahu jika Jaemin membutuhkan kelompok, karena mereka juga tentunya membutuhkan kelompok.

"Kalian belum dapet kelompok kan?" tanya Jaemin.

Otomatis Jeongin dan Daehwi menggeleng. "Pusing, aku nyariin temen daritadi tapi gak ketemu." kata Jeongin.

"Bener! Kita sekelompok aja ya kalo gitu?" yang ini Daehwi; nada suaranya terdengar melengking.

Sedangkan Jeno mendengus. Ia sangat tidak suka berada di kelompok yang sama dengan dua orang yang sama sekali tidak ia kenal.

[1] Rewrite The Stars《Nomin》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang