Perjanjian Kris

10.6K 458 3
                                    

Wuzza membuka matanya, dia buru-buru meraih hpnya untuk melihat jam.

"Astaga! Sudah jam 6! Aku kesiangan!" Wuzza langsung berdiri,

"Ya ampun, aku baru ingat kalau aku lagi ada di rumahnya Pak Kris."

Wuzza memukul keningnya. Ia terbiasa bangun sebelum matahari terbit, menyiapkan bekal adik-adiknya, dan menyiapkan kue untuk dibawa ke pasar.

Tidurnya malam ini nyenyak. Tidak pernah ia merasa tidur senyenyak ini.

Wuzza menekan kontak Idrus di hpnya, tidak lama suara berat Idrus terdengar

"Halo," jawab Idrus malas.

"Bang! Kemana sih! Kenapa ninggalin Wuzza sendiri!" bentak Wuzza.

"Tenang saja lah kau di sana, baik-baik dulu. Tak ada rugi nya kau"
Jawab Idrus santai,

"Tidak rugi bagaimana? Hari ini aku tidak jualan, hari ini juga ketiga adikku tidak ada yang menyiapkan bekal untuk ke sekolah!"

"Adik-adik kau sudah aman. Semalam aku belikan mereka banyak kali makanan. " Idrus menjelaskan,

"Pak Kris juga sudah menitipkan uang jajan untuk mereka. Mereka senang bukan main, belum pernah mereka dikasih uang jajan sebanyak itu." sambung Idrus.

"Tapi, bagaimana dengan aku?" tanya Wuzza memelas. Rasanya ingin menangis, tapi Wuzza sudah berjanji tidak akan menangis kecuali sedang rindu kedua orang tuanya.

"Kau baik-baik di sana, Pak Kris orang yang baik."

Sambungan telepon Idrus terputus. Pulsa Wuzza habis.

"Hufh!" Wuzza kembali merebahkan badannya di atas tempat tidur. Tatapannya lurus ke atas, melihat langit-langit kamar Kris yang indah, berbeda jauh dengan rumah kontrakannya.

Wuzza berdiri. Perutnya lapar sekali, ia baru ingat dari sore sejak Idrus mengajaknya ke rumah Kris belum ada makanan yang masuk ke perutnya.

Wuzza berjalan ke belakang. Mencari dapur.

Wuzza ternganga melihat dapur milik Kris. Mewah dan lengkap.

Wuzza membuka kulkas.
Banyak sekali sayur dan buah-buahan. Mata Wuzza berbinar-binar. Tangannya gatal untuk segera mengolahnya.

Ia mengambil seluruh bahan masakan, dengan dibantu Bibi Wuzza mengolah seluruh bahan masakan.

Wuzza merapihkan meja makan, meletakkan hasil masakan di atas meja.

Kris bangun sambil menguap. Kris mengerutkan alisnya, bingung.

"Bi, banyak sekali masaknya?" Kris bertanya ke Bibi yang sedang merapihkan piring.

"Saya, saya yang masak." Wuzza yang menjawab, "saya minta maaf sudah lancang, karena saya sudah lapar."

"Jadi, kalau kamu lapar, bukan makan, tapi masak?" Kris bertanya takjub.

Wuzza menyeringai,

"Silahkan duduk, Pak. Saya ajak Nenda dulu. " Wuzza berlari ke kamar Nenda,

"Tunggu.. Za..." Kris berusaha mencegah, tapi Wuzza tidak mendengar dan tetap melangkah ke kamar Nenda.

Wuzza mengetuk pintu, lalu membuka. Nenda masih duduk di atas tempat tidur,

"Pagi, Nenda." sapa Wuzza.

"Hai, apa tidurmu nyenyak?" tanya Nenda.

Wuzza mengangguk semangat, "nyenyak sekali, Nenda. Bahkan, aku sampai kesiangan!" jelas Wuzza.

Cinta 2 MilyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang