Menjadi Istri Dokter (18+)

16.3K 463 9
                                    

Chapter ini mengandung konten dewasa.

Bagi yang tidak bermimat,  silahkan skip pada sub-chapter terakhir. 

Terimakasih👍

Wuzza mengusap perlahan wajahnya dengan handuk. Hari yang melelahkan.  Wuzza saat ini bersama dengan Kris.  Dalam satu kamar. Saat ini Kris sedang mandi.  Wuzza tau, kewajibannya sebagai istri Kris bukan hanya untuk mengurus dan membuat Nenda bahagia.

Kris keluar kamar mandi,  mengusap rambut tipisnya dengan handuk. 
Ia mengenakan baju kaos putih.  

"Belum tidur?" tanya Kris.

"Sudah mau,  sebentar lagi." jawab Wuzza

"Oo," Kris menjawab singkat. 

Wuzza bangun dari duduknya.  Menggantungkan handuk kecil di pintu lemari. 

Ia naik ke tempat tidur dan menarik selimut. 

Kris duduk di tempat tidr di samping Wuzza.  Ia mengenakan kacamata,  dan menghidupkan lampu baca yang terletak di dekat tempat tidurnya. 

Sebuah buku tidak besar tapi amat tebal ia buka.  Di sampulnya tertulis,  "Ginecology", Wuzza tidak tau apa artinya. 

"Buku apa itu?" tanya Wuzza penasaran.

"Ada salah satu temanku di Medan,  mengirimkan buku ini." jawab Kris.

Wuzza mengangguk, "Mas kan sudah jadi dokter,  sudah spesialis,  pasti sudah pintar.  Untuk apa baca buku lagi?" tanya Wuzza lugu. 

"Kalau dokter,  sepanjang hidup harus belajar.." jawab Kris. 

"Sekarang tidur,  kamu pasti lelah seharian ini banyak berdiri." Kris mengusap rambut Wuzza lembut.  Dada Wuzza berdetak kencang sekali. 

Wuzza belum bisa menutup mata.  Ia masih ingin menyaksikan suaminya yang sedang fokus membaca.

Kris memiliki kulit yang putih,  hidung tidak terlalu mancung, badannya tinggi berisi.

"Apa lampu baca ku mengganggumu?" tanya Kris.

"Tidak.  Aku suka lihat Mas membaca.  Aku juga suka baca.  Terkdang aku suka mampir ke perpustakaan daerah." jelas Wuzza. 

"Oh ya?" Kris menatap Wuzza, "buku apa yang biasanya kamu baca?" tanya Kris serius. 

"Aku anatomi tubuh manusia." jawab Wuzza. 

"Apa?" Kris sedikit terkejut. 

"Dalam tubuh manusia,  ada banyak sekali keajaiban.  Dan, aku selalu penasaran dengan itu semua" jelas Wuzza. 

Kris menutup bukunya.  Ia merubah posisi tidur,  sejajar dengan Wuzza. 

"Aku senang memiliki istri yang memiliki hobi yang sama denganku." ucap Kris pelan. 

"Za.." panggil Kris, Wuzza menjawab dengan tatapan,

"Aku akan memberimu waktu, untuk kamu mencintaiku. Pada saat itu, aku akan meminta dirimu sepenuhnya."

Wuzza tersenyum. 

"Kalau sudah sah,  itu berarti aku sudah menjadi milik Mas sepenuhnya"

Jawab Wuzza.

"Praaaaangg!" tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh.  Kris dan Wuzza terbangun.

"Nenda!" Wuzza lari terlebih dahulu dari Kris.  Ia langsung masuk ke kamar Nenda. 

"Ya ampun. Nenda gak apa-apa?" Wuzza meraih tangan Nenda yang gemetar.  Sebuah piring berisi apel jatuh. 

"Nenda tidak apa-apa." jawab Nenda. 

"Nenda menjauh dulu,  nanti aku sapu." Wuzza mendorong kursi roda Nenda. 

"Biar aku saja," Kris menahan tangan Wuzza untuk memunguti serpihan kaca. 

Wuzza mengangguk.  Wuzza membantu Nenda naik ke tempat tidur.

"Nenda,  Nenda bisa panggil aku kapan saja Nenda butuh. " ucap Wuzza pelan. 

"Ini malam pertama kalian,  Nenda tidak mau mengganggu." jawab Nenda. 

Wuzza tersenyum,  "ini malam pertama aku menjadi istri Mas Kris, itu berarti ini juga malam pertama Wuzza menjadi cucu menantu Nenda." jelas Wuzza sambil memotong apel untuk Nenda. 

"Kamu memang tidak salah pilih, Kris." Nenda berkata ke Kris yang sedang membersihkan serpihan kaca di lantai, Kris tersenyum.

Wuzza tersenyum. 

"Sudah,  sudah,  sekarang kembali ke kamar kalian.  Sebelum mati,  Nenda ingin menggendong cicit."

"Mulai deh,  Nenda ngomongnya ngelantur.  Sampai anak Kris besar, Nenda pasti sehat."

"Wuzza tidur duluan ya Nenda." Wuzza pamit.

"Kok tidur?  Mana bisa huat cicit kalau tidur?" Nenda berkata sedikit mengejek. 

Wuzza dan Kris tersenyum, Nenda tertawa.

💑💑💑

Kris menutup pintu kamar.  Wuzza sudah duduk di tempat tidur. 

"Za,  terimakasih.."

"Untuk?"

"Sudah menyayangi Nenda."
Jawab Kris.  Wuzza tersenyum,

"Aku sudah menganggap Nenda,  Nenek aku sendiri." Wuzza tersenyum.

Kris mendekatkan wajahnya ke Wuzza.  Dada Wuzza berdetak kencang. Kecupan hangat mendarat ke kening Wuzza.  Wuzza memejamkan mata. 

Kecupan hangat Kris turun ke bibir Wuzza.  Wuzza diam masih memejamkan mata. 

Kris mengecup bibir Wuzza pelan.  Mengulumnya,  begitu juga dengan Wuzza.  Ia pasrah,  Kris sudah menjadi suaminya. 

Wuzza melenguh pelan ketika tangan Kris mengusap pudaknya dan menemukan miliknya. 

Kris merebahkan Wuzza perlahan. 

Kris membuka pakaian Wuzza,  hingga tidak mengenakan sehelai benamgpun. 

Sekali lagi Kris mengecup bibirnya,  leher,  lalu ke dadanya.  Wuzza menggeliat. 

Lama Kris di dada Wuzza,  memainkannya hingga Wuzza tidak bisa berebuat apa-apa. 

Kris tidak lama di sana,  ia membuka paha Wuzza.  Ciumnnya mendarat ke daerah sensitif Wuzza. 

Seperti tau dimana yang paling bisa membuat Wuzza tergila-gila,  Kris memainkannya dengan lihai. 

Wuzza seperti ingin menjerit.

"Za.." ucap Kris,  mengusap wajah Wuzza pelan.  Wuzza mengangguk,  mempersilahkan suaminya memenuhi kewajibannya. 

"Aduh.. Ssst" Wuzza mencengkram sprei yang sudah acak-acakan

"Maafkan aku,  sedikit lagi.." Kris mengecup Wuzza dan mendaratkan senjtanya lebih dalam. 

Wuzza menitikan air mata.  Kris mengusapnya.  Rasa sakit berubah sebuah rasa yang luar biasa saat Kris mulai bergerak bebas menguasai Wuzza. 

"Mas,  ah..  Aku... Apa ini...  Ah.. "
Wuzza merasa ada sesuatu yang mengasai badannya,  ingin ia menjerit saking nikmatnya. 

Wuzza memeluk Kris erat,  Kris menghentikannya,  membiarkan Wuzza larut dalam kebahagiaan. 

Setelah Wuzza melemas,  Kris kembali bermain. Kali ini lebih cepat,  semakin cepat,  hingga Kris menyentakkan senjatanya keras di dalam tubuh Wuzza. 

"Za,  uuuh..  Hmmmm.. "

Kris melenguh bersama Wuzza..

Kris jatuh ke pelukan Wuzza..

"Terimakasih,  istriku.. "
Kris berbisik pelan. Wuzza tersenyum dan mengangguk pelan.

💑💑💑

Happy reading guys 💕💕💕💕
Maaf kalau ada typo..  Hehe

Cinta 2 MilyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang