Siapa Dion?

9.2K 446 27
                                    

Tatapan mata Wuzza tidak lepas dari beberapa sudut yang bisa ia tangkap dari jendela mobil. Sedetikpun ia tidak membuang tatapannya ke arah lain.

Matanya mulai sayu dan terlihat lelah. Kris tetap menjalankan mobilnya perlahan. Kris sudah berulang kali melewati jalan yang sama, tapi Gia tetap tidak di temukan.

"Za, kita berhenti dulu ya," pinta Kris. Wuzza menggeleng sambil menghapus air matanya.

"Za, aku mohon. Jangan siksa badanmu seperti ini." Kris memegang tangan Wuzza. Wuzza tetap menggeleng.

"Aku berjanji, akan menemukan Gia. Kamu boleh benci aku selamanya, kalau sampai Gia tidak ditemukan."
Kris memastikan. Wuzza diam, wajahnya masih ia arahkan ke jendela mobil.

"Za," panggil Kris. Kris menghentikan mobilnya, memgang pundak Wuzza dan menghadapkan Wuzza sejajar dengan wajahnya.

"Za.. Gia anak yang cerdas dan kuat. Ia akan baik-baik saja." Kris meyakinkan, "tenangkan dirimu. Kita tidak mungkin bisa mencari dengan keadaan seperti ini.." Kris berkata lembut.

Tangis Wuzza pecah. Kris memeluknya erat.

Kris membaringkan Wuzza ke sandaran jok mobil. Wuzza tertidur. Kris menyelimuti Wuzza dengan jas putih yang selalu ia bawa untuk praktik.

Kris menjalankan kembali mobilnya perlahan, dan meneruskan mencari Gia.

Kris membuka ponselnya. Iya menekan sebuah kontak di hpnya, bertuliskan, Fahmi.

Lama tidak diangkat. Kris melihat jarum jam sudah menunjukkan angka tiga pagi, wajar saja kalau tidak diangkat, bathin Kris.

"Halo.." terdengar suara berat dari sambungan telepon yang ia hubungi.

"Pak Firman? Saya dr. Kris, masih ingat?" tanya Kris.

"Oh, iya Pak dokter? Ada apa?" Firman sedikit terkejut menerima telepon dari Kris.

"Maaf mengganggu, Pak. Begini, adik ipar saya tadi sore menghilang."
Jelas Kris.

"Oke Pak, lalu?"

"Pengasuhnya mengatakan, ia di jemput mobil yang sama dengan saya. Saya minta tolong besok lacak mobil yang sama seperti yang saya pakai."

"Besok pagi, temui saya di kantor Pak. Saya akan bicarakan dengan tim." jawab Firman.

"Baik, Pak. Terimakasih banyak."

Kris mematikan teleponnya. Ia mengusap kening Wuzza. Wajah Wuzza terlihat lelah. Kantung matanya bengkak karena sedari tadi tidak berhenti menangis.

Kris mengecup kening Wuzza pelan, ia tidak ingin membangunkan Wuzza. Kris menjalankan mobilnya pulang ke rumah.

💑💑💑

Wuzza membuka matanya. Kepala Wuzza terasa berat, matanya pun nyaris tidak dapat dibuka.

Wuzza meraba tempat tidur di sampingnya, ia tidak mendapatkan Kris.

Wuzza bangkin, duduk pelan. Wuzza memegang keningnya, memijat pelan kepalanya yang berat.

"Gia.." Wuzza memanggil nama adiknya. Yang ia ingat, ia tertidur di mobil Kris saat mencari Gia semalam.

Wuzza melihat jam di ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul enam tigapuluh.

"Mas?" Wuzza memanggil Kris. tidak ada jawaban. Wuzza menekan kontak Kris si hpnya.

"Ya Za?" Kris menjawab,

"Mas dimana? "

"Aku sedang dengan Pak Firman, beliau polisi. Hari ini kami akan mencari Gia.."

Cinta 2 MilyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang