Kecewa

8.4K 429 73
                                    


"Za, ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba minta pulang ke rumah adik-adikmu?" tanya Kris. Wuzza memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela. Tidak ingin ia menatap Kris. Kris yang sedang mengemudikan mobil sesekali memalingkan wajaknya ke Wuzza, mobil yang ia kendarai juga sangat pelan. "Kamu baru saja keluar dari rumah sakit, kamu harus memperhatikan keadaanmu.." Kris kembali meyakinkan.

"Jadi maksudmu, kalau aku di rumah , aku tidak bisa memperhatikan kandunganku?" tanya Wuzza dengan nada sedikit mebinggi. Kris terdiam, baru kali itu dia melihat istrinya terlihat sangat marah. 

"Aku dan adik-adikku lahir dan tumbuh di rumah itu. Walaupun jelek dan kami miskin, tapi kami sehat." cerca Wuzza. Kris diam, diam karena memikirkan mengapa istrinya menjadi seperti ini. Tentu saja bukan karena kehamilannya, ia tau betul karakter Wuzza. 

"Baiklah, kita ke rumahmu. Tapi, aku ikut denganmu." 

"Gak usah. Nanti Nenda dengan siapa?" tolak Wuzza.

"Ada Dion." jawab Kris santai. 

"Tolong jangan sebut nama si brengsek itu lagi di telingaku! Kenapa dia gak dihukum mati saja!!" tangis Wuzza pecah. Kris mebepikan mobilnya. 

"Za, ada apa. Cerita denganku.." 

"Cerita apa? Harusnya, kamu yang cerita denganku!! Kamu sengaja kan? Sejak awal, sejak bang Idrus mengantarkanku, kamu sengaja kan mau menjadikan aku istri karena kasihan denganku dan adik-adikku?" bentak Wuzza. Kris diam, tidak mengerti. "Kenapa diam? Hah!!!!" Wuzza berteriak, kali ini tangannya mendorong badan Kris. 

Wuzza sudah kehilangan kendali. 

"Za, aku benar-benar tidak mengerti. Aku mencintaimu. Tulus." Kris mencoba meyakinkan.

"Sudahlah! Aku muak dengar semu. Kamu dan adikmu sama saja!" Wuzza menangis, 

"Za, ada apa.. Tolong jangan buat aku bingung... Aku benar-benar tidak tau apa-apa.." 

"Sudahlah, bawa aku pulang!"

💑💑💑

Kris berjalan lunglai masuk ke rumahnya. Di dalam rumah Bi Inah sudah menunggu.

"Tuan, mana Neng Wuzza?" tanya Bi Inah bingung.

"Dia di rumah adik-adiknya.."

"Tuan, Bi Inah ingin bicara sebentar.. Maaf.." 

Kris duduk, tatapannya masih kosong. Pikirannya masih bersama Wuzza.

"Tadi Neng Wuzza menanyakan, tentang tuan dan Den Dion.." buka Bi Inah.

Kening Kris mengerut menatap Bi Inah, "lalu?"

"Bi Inah ceritakan bagaimana Tuan. Tuan anak yang baik dan rajin. Terus dia tanya bagaimana dengan den Dion.. Hm.. Anu.. Bibi.." bi Inah ragu mengatakannya. 

"Bi Inah jawab bagaimana?" tanya Kris penasaran. 

"Bi Inah jawab, kalau den Dion anak yang baik juga tapi agak sedikit bandel. Bibi  keceplosan kalau den Dion pernah di penjara.." jelas Bi Inah sambil menunduk, "Neng Wuzza lalu menanyakan apa warna mobil den Fion, dan dimana kecelakaannya.."

"Terus?" Kris penasaran.

"Bi Inah jawab sesuai yang Bi Inah tau.. Lalu gak lama Neng Wuzza menangis.. Gak tau karena apa.." Kris tidak mengerti. Kris yakin karena itu lah Wuzza jadi seperti tadi. Tapi, apa penyebab pastinya ia tidak tau. 

Kris tau, Dion pernah menabrak gerobak pedagang kue dan beberapa pedagang lain. Enam orang terluka dan dua orang meninggal dunia. Lalu, apa hubungannya dengan Wuzza? Apa..

"Apa mungkin yang meninggal itu kedua orangtua Wuzza, Bi??" tebak Kris. 

"Bi Inah tidak tau, tapi Bi Inah menyangka juga begitu. Neng Wuzza begiti terlihat terpukul mendengarnya,, Tuan.. Maafkan bibi.."

Bi Inah semakin menunduk. 

"Astaga.." Kris memijat keningnya. Bisa-bisanya ia tidak tau. Kris baru sadar mengapa Dion begitu menjaga jarak dengan Wuzza dan ketiga adiknya. Mungkin Dion sudah tau hal ini. Bathin Kris. 

Kris berlari menuju mobilnya, dan melajukan mobilnya ke rumah Wuzza. Istrinya harus tau kalau ia tidak seperti apa yang ia fikirkan. 

💑💑💑

Kris memasuki rumah kecil sangat sederhana itu. 

"Mas Kris, kenapa tiba-tiba, kak Wuzza minta kami pindah dari rumah yang Mas Kris kasih?" Tanya Gia lugu. 

"Kak Wuzza juga dari tadi mengunci pintunya, kami tidak dibolehkan masuk." ucap Gei kawatir. 

"Kenapa kak Wuzza menangis, Mas? Apa kak Wuzza belum sembuh?" Gio juga bertanya. 

Kris tidak bisa menjawab apa-apa. Ia tidak tau bagaimana kecewanya ketiga adik ipar kembarnya itu bila tau cerita yang sebenarnya.

"Za, aku mohon.. Aku ingin bicara.. " ketuk Kris pelan. 

"Pergi! Aku kecewa! Aku jijik!" teriak Wuzza.

"Za, aku baru mendengar semua ceritanya dari Bi Inah. Aku juga tidak tau sebelumnya.. Aku mohon, buka pintunya dulu.." bujuk Kris, "Ada Gei, Gio dan Gia di sini.. Tolong Wuzza.."

Wuzza tidak menjawab.. Tidak lama suara pintu terbuka.. 

Kris masuk. Kris mendapati Wuzza dengan mata bengkak dan wajah sembab.. 

"Maafkan aku sayang.. Aku sungguh tidak tau.. Kalau.. Bapak dan Ibu.. Maaf... Aku benar-benar tidak tau.." suara Kris bergetar.

"pukul aku, kalau perlu, bunuh aku.."  Kris menunduk. 

"Kenapa harus kamu, Mas? Kenapa harus adikmu!" Wuzza menjerit menggoyang-goyangkan badan kris. Sesaki ia memukul Kris. Kris pasrah, ia tidak tau lagi bagaimana agar kesalahannya bisa sedikit dimaafkan. 

"Kenapa aku tau saat aku mengandung anak Mas? Saat aku benar-benar sedang mencintai Mas?" Tangis Wuzza tak mampu ia bendung, kali ini Wuzza membiarkan Kris memeluknya.. 

"Mas akan melakukan apapun yang kamu mau, saat ini kamu adalah istri Mas. Dan, adik Mas sudah melalukak. Kesalahan besar."

Wuzza menangis. Hatinya hancur. Begitu juga dengan Kris. 



Terimakasih untuk supportnya.. Maaf ya gak bisa maksimal karena ngetiknya di hp nih.. Bold font aja gak bisa.. Hehehe.. See you yaa.. Salam hangat ☕☕☕☕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta 2 MilyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang