|07|Mading dan Hujan

1.4K 56 1
                                    

"Katanya hujan tau kapan waktu yang tepat untuk datang."

||||

Langit hari ini nampak mendung,dengan memudarnya warna langit menandakan cuaca sedang tidak baik baik saja,perempuan berkaca mata tersebut menatap langit dari jendela kelasnya lalu menatap bangku kosong disamping nya seperti nya laki laki tersebut membolos,sementara ia menatap punggung laki laki yang tengah membaca buku sejarah tersebut dengan kacamata khasnya.

baru saja aurely menghela nafas,perempuan berpakaian ketat tersebut datang duduk disamping nya membuat aurely mendengus merasakan radar tidak baik.

"hai cupu?apa kabar?pasti lo seneng beberapa hari ini gak gue ganggu"ucap aersya menarik rambut aurely dengan kuat membuat ia meringis 

"ersya"suara dingin penuh peringatan dari laki laki dihadapan nya membuat aersya dan aurely menatap kesumber suara,biwa yang menatap ersya mengisyaratkan untuk melepaskan aurely.ersya terkekeh lalu melepaskan tangan nya dari rambut aurely

"gue nunggu lo pulang sekolah didepan ruang mading,ada yang mau gue omongin"ucap ersya lembut lalu meninggalkan aurely disana

aurely menatap biwa setelah merapihkan rambutnya "makasih biwa"

biwa hanya diam tersenyum tipis kembali membaca bukunya sementara aurely memilih untuk menidurkan kepalanya diatas meja.

Suara gemuruh tersebut menggelegar dilangit menampakan kilatnya,aurely merasakan aura dingin disekitarnya karena hujan turun setelah mendung tadi.

dirinya menatap tulisan dipintu 'Ruang Mading bercat coklat tersebut,lalu matanya menangkap sosok perempuan manis berjalan dengan tumbukan kardus dikedua tanganya hingga  entah bagaimana tumpukan kardus tersebut terjatuh karena tidak seimbang,aurely yang melihat hal tersebut dengan terpaksa membantunya.

matanya meilrik bed kelas perempuan tersebut,ternyata kakak kelasnya "saya bantuin bawa aja kak"

perempuan manis dengan rambut bergelombang hitam tersebut menatap dirinya dengan binar "makasih ya,anterin keruangan mading aja"

aurely mengangguk dan mengikuti perempan tersebut membuka pintu coklat tersebut dan manaruh kardus coklat berukuran tidak terlalu besar tersebut diatas meja

"nama kamu siapa?"tanya kakak kelasnya dbelakang aurely,aurely mengamati seisi ruangan yang belum  pernah ia lihat ruangan mading tersebut sangat indah sebagaimana fungsinya dipenuhi kata kata

"aurely kak"jawab aurely kemudian

"aku Rere,salam kenal ya"ucap perempuan tersebut yang aurely kini sudah tau namanya,mata aurely berhenti menangkap piguran foto bingkai kecil dimeja belakang rere tersebut.aurely mendekati nya dan menangkap foto kedua perempuan memakai seragam yang sama tersenyum manis kearah kamera

"itu temen aku namanya nata"ucap rere mengambil bingkai tersebut dan menatapnya dengan pandangan tidak terbaca

"dia kemana?gak bantu kakak?"tanya aurely 

rere mendongak menatap wajah aurely dan tersenyum tipis "dia udah gak ada didunia ini"

aurely diam dan rere tersenyum "gak papa kamu kan gak tau"

aurely tersenyum tipis dan kembali mengobrol dengan kakak kelasnya tersebut hingga akhirnya rere pamit,aurely hendak memilih pulang namun perempuan yang memintanya bertemu datang.

byurrr

air hitam tersebut kini berada disekujur tubuh aurely,aurely menyeka wajahnya dan menatap ersya nyalang 

"lo!"ucap aurely hendak menghampiri ersya namun kalah cepat dengan dayang dayangnya yang mengikat tangan aurely dan menarik paksa dirinya meski aurely tidak ingin namun kekuatanya kalah melawan 5 orang tersebut.

laki laki berkacamata tersebut menatap pintu dengan gelisah dirinya kembali mengerjakan soal soal yang diberikan gurunya karena ia sedang mempersiapkan olimpiade dan hari ini jadwal dirinya dengan beberapa siswa yang menjadi perwakilan untuk belajar

meski ia mencoba fokus berkali kali namun ucapan perempuandihadapanya tadi siang mumbuatnya tak nyaman terlebih hujan masih mengguyur  

"bu saya permisi kamar mandi sebentar"ucap laki laki tersebut berdiri dari tempat duduknya bergegas 

"sihlakan biwa"ucap sang guru tutor dan kembali fokus kepada buku dihadapanya

sementara itu perempuan yang basah kuyup tersebut mulai merasakan mengigil ditubuhnya ia beberapa kali berusaha melepaskan ikatan ditangan,kaki dan mulutnya namun tidak bisa dan memilih diam

percakapan dengan rere membuatnya terdiam,Nata adalah sahabat rere yang meninggal karena bunuh diri ucapan tersebut entah mengapa membuatnya memikirkan sesuatu.suara dobrakan dari luar membuat aurely tersentak,matanya mulai memburam namun ia masih bisa melihat laki laki tersebut kini datang kepadanya dengan berteriak khawatir dan pandanganya mulai hilang.

Sinar matahari membuat dirinya menyerjapkan cahaya tersebut,dirinya merasakan kepalanya nyeri lalu duduk ditempat duduknya menatap sekitar

"xis,jangan banyak gerak lo demam"ucap perempuan yang aurely kenal membawakan nampan tersebut

"nih,gue buatin bubur sama teh anget"ucap olive memberikan kepada aurely dan aurely menatap mangkuk tersebut

"gue kok bisa disini?"tanya aurely kepada olive

plang 

suara pintu yang dibuka tanpa pelan tersebut menarik perhatian keduanya ,zia datang dengan handuk dipundaknya dan piyama merah mudanya merangkak naik keatas ranjang tersebut

"OMGG ALEXISSS YOU SICK?"teriak zia memegang dahi aurely yang panas,aurely hanya menutup matanya merasakan gendang telinganya hampir pecah karena zia namun memilih diam karena energi nya tidak banyak

"tuh bocah,semalem langsung kesini denger keadaan lo,siapa lagi yang paling marah sama keadaan lo saat ini"ucap olive menyadarkan aurely dan membuat aurely menatap perempuan yang datang tanpa sepata kata pun memilih pergi dari pintu kamarnya

aurely akan berbicara kepada zia nanti,dan memilih memakan bubur yang olive buatkan untuk nya.sementara itu laki laki diseberang sana nampak flu dipagi hari dan ia memutuskan untuk tidak sekolah,biwa laki laki tersebut menidurkan kepalanya karena merasakan pusing.

"biw,gue ketongkrongan!"ucap suara laki laki mengelegar tanpa minat biwa membalas karena ia tidak ingin menjawab ucapan satya.

||||

HOLAA PART 7 WKKWKWKWK MAAF YAA PENDEK KARENA AKU LAGI SIBUK KULIAH AHAHAH HAVE FUN.

AurelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang