Part 10

124 3 0
                                    

      Zain memberanikan dirinya untuk menyatakan cinta di depan kelas meskipun ujung-ujungnya dia bakal dapat ledekan dari teman-temannya.
" zhulfa aku sayang kamu, kmu mau gak jadi pacar aku?" ungkap zain sembari menunduk di depannya.
" maaf mi, aku gak bisa sama orang yang berpura-pura sayang sama aku" tolak zhulfa, zain yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepalanya, entah kenapa zain tiba-tiba saja mengingat pertaruhan itu. " sebenarnya aku tau maksud kamu, aku tau klo kamu hanya jadiin aku bahan taruhan kamu dan temen-temen kamu" jelas zhulfa, zain yang mendengarnya pun beralih diam tanpa kata, dia tak berani menatap zhulfa, entah kenapa dia ingin sekali menepis tentang itu, dia ingin mengungkapkan klo dia emang bener-bener sayang sama zhulfa. " gk mungkin juga kan klo kamu bkal suka sama aku yang seperti ini apalagi aku hanya sekedar ana pondok.an, gak pantes sama cwok seperti kamu yang keren dan ke kinian" tambah zhulfa, dan setelah itu pergi dari kelas.

" fa maafin aku.. okk, aku akuin masalah tatuhan itu tapi jujur, aku beneran sayang sama kamu" ucap zain ketika mereka berada di balkon sekolah.
" sudahlah zain.. aku tak mau bahas lagi masalah itu, lebih baik kamu tinggalkan aku sendirian" jawabnya.
" tapi fa.." mohon zain.
" aku mohon sama kamu zain, tinggalkan aku sendirian" pinta zhulfa, zain pun diam sejenak dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu. zhulfa yang menahan air matanya kini menangis juga, enathlah apa yang kini zhulfa rasakan. apa dia juga mulai jatih cinta pada zain?.

    Sedangkan Zain, kini dia tengah duduk di tangga sekolah.
" emang salah ya klo gue menyayanginya" ucap zain pada sahabatnya yang berdiri dhadapannya.
" gak ada yang salah zain, tapi kenapa loe gak ngomong dari awal saja" sahut kori.
" ya zain.. kan klo loe ngomong, kita bisa batalkan perjanjian kita" setuju Iqbal.
" gue juga gak tau kenpa bisa sayang sama dia, gue sendiri bingung kenapa semuanya bisa menjadi begini?" tutur zain.
" gini zain, klo memang loe beneran sayang sama dia, buktikan.. karna aku yakin zhulfa btuh bukti zain" saran zain.
" betul tih zain" setuju Iqbal.

    Lain dengan Zain Lain dengan gadis bersuara oktaf ini. yup, siapa lagi klo bukan Nor yang kini tengah menuju kantin bersama Amel, Hikmah dan Inayah.
" eh kaleng rombeng" panggil syakban tiba-tiba sembari menarik tangannya membuat Nor jatuh tapi dengan sigap hafidz yang tak jauh darinya langsung menangkapnya.
" kamu gpp kan?" tanya hafidz.
" gpp" jawab nor, kini dia pun mengalihkan pandangannya ke syakban. " eh uler, kamu tuh apa-apaan sih, seenaknya narik tangan orang saja" Cerocos Nor dengan suara oktafnya. syakban yang bising mendengarnya pun langsung menutup mulutnya Nor.
" aaaaaaa... " erang syakban ketika Nor menggigit tangannya.
" enak kan..... mangkanya janga  macem- macem sama aku" kini injakan kakinya yang dahsyat yang meluncur di kakinya syakban membuat syakban mengerang untuk sekian kalinya, Nor menatap syakban dengan tatapan tajam dan pergi begitu saja tanpa bersalah.
...

    Zain membuktikan omongannya pada zhulfa tapi zhulfa malah menjauh darinya membuat zain bingung padanya.
" kamu marah yaa sama zain fa?" tanya kori. Kini mereka berada di perpustakan.
" aku gak marah tapi hanya kecewa saja" jawab zhulfa.
" tapi zain beneran sayang sama kamu fa, dia pengen kamu jadi pacarnya?" ucap kori.
" maaf kori aku gak bisa. apalagi aku kan santri, pantang untuk pacaran" Zhulfa pun berdiri. " maaf kori aku harus pergi" pamit zhulfa dan setelah itu melangkah kakinya untuk pergi.

     Sedangkan dengan sahabat-sahabatnya zhulfa..
" ini gak bisa di biarin, kita sebagai sahabatnya zhulfa gak terima kalau zhulfa di permainkan seperti ini. pokoknya kita harus memberi pelajaran pada mereka" ucap Inayah.
" yaa... bener tuh, kita harus bikin dia harus memberi pelajaran biar dia kapok karna sudah mempermainkan zhulfa sahabat kit" cerocos Nor membuat Hikmah, Inayah dan Amel geleng-geleng.
" eh Nerr, kamu ngomong kok ribet banget sihh?" ledek inayah.
" ihhh.. aku nih serius" jengkel Nor.
" sudah-sudah... pokoknya kita harus kasih pelajaran buat mereka" selah Hikmah.
" mau kasih pelajaran sama zain apa sama dia hik?" goda Amel.
" dia siapa?" hikmah sok gak tau.
" sudah deh jangan sok gak tau gitu" goda amel lagi.
" siapa sihh??" heran Nor dan Inayah kompak.
" itu lhoo cwok yang berparas arab, yang alisnya kayak celurit, tebel banget dan hidung nya keterlaluan mancungnya" jelas amel. " ehh.. ehh.. kalian tau gak, kemarin hikmah tuh.... " belum sempat amel menyelesaikan penjelaskannya tiba-tiba saja hikmah membekap mulutnya amel sehingga membuat amel diam begitu saja. Entah karna malu atau apa, tiba-tiba saja pipi hikmah merah seketika membuat sahabatnya semakin menggodanya apalagi dengan bersamaan cwok yang mereka omongkan tiba-tiba saja berada di belakangnya mvuat mereka teekejut, yaa siapa lagi klo bukan Iqbal yang bersama dengan Zidan.
" eh ngapain kalian disini.. belum puas temen kalian memepermainkan teman kita" bentak hikmah.
" diem deh, gue gak ngomong sama loe" sahut Iqbal.
" stop..stopp kita gak mau mencari masalah, kita hanya ingin meminta bantuan sama kalian" selah zidan.
" bantuan apa.. ohh.. jangan-jangan kalian mau minta bantuan supaya bisa merayu zhulfa untuk memaafkan temen kalian" hikmah cerocos.
" gue bilang diam.. lebih baik loe cabut saja deh, kuping gue sakit denger loe ngomel" sahut iqbal sembari menarik tangan Hikmah tiba-tiba saja hikmah.....

Kepentok Cinta Si Gadis PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang