Chapter 12 : I Love Taehyung [END]

861 77 15
                                    

Play the bgm before reading

Delapan belas tahun

Jungkook cemberut karena hyungnya mencium lembut bibirnya. "Kenapa Kookie-ah?" Taehyung mencubit pipinya yang lembut dan gembul. Yang lebih muda hanya menggembungkan pipinya dan menahan napas yang menunjukkan bahwa ia tidak ingin menjawab. "Aku berjanji akan kembali sebelum tanggal 30 Desember. Kemudian kita bisa merayakan ulang tahunku bersama-sama, ok?" Ia meyakinan, Taehyung sedikit menyedihkan, mencoba menyenangkan pacarnya yang sedang marah. Jungkook masih tidak menjawab dan menolak untuk melihat Taehyung. Taehyung mendesah dalam kekalahan. "Kookie-ah. Bicaralah padaku. Aku berjanji kita akan merayakan ulang tahunku bersama-sama. Aku pergi hanya empat hari," Jungkook akhirnya memandang lelaki berambut permen kapas.

Pemuda berambut permen kapas itu memberi tatapan anak anjingnya yang terbaik. "Jangan lakukan itu," Taehyung memohon. "Ini tidak akan berhasil." Tapi itu pasti membuat lutut Taehyung lemah.

"Kenapa?" Tanya Jungkook mengacu mengapa Taehyung harus meninggalkannya tepat setelah Natal.

Taehyung tersenyum padanya. "Karena seorang yang sangat baik akan membantu kita, Kookie-ah. Dan dia ingin bertemu dengan ku."

Jungkook kembali cemberut. "Tidak!" Teriaknya.

"Jeon Jungkook," Taehyung dengan senyum simpati. "Pria baik itu akan membantumu."

Jungkook berubah sedikit sedih dan menarik tepi sweaternya. "Jangan pergi, hyung," ia memohon pelan.

"Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu. Aku sangat berterima kasih kepada orang ini, aku akan bersedia melakukan apa saja untuknya saat ini. Harap mengerti, Kookie-ah. Dia membantumu supaya menjadi sehat. Apakah kau tidak ingin sehat?"

Jungkook mengangguk pelan. "Kookie ingin sehat dan yang lebih baik ingin bersama hyung," jawabnya.

Taehyung membelai wajah mulus kekasihnya. "Aku berjanji akan datang kembali secepat mungkin."

Jungkook akhirnya mengangguk dan membiarkan Taehyung pergi. "Oke."

Taehyung mencium tepi hidung Jungkook. "Aku mencintaimu, Jeon Jungkook."

Yang muda berubah menjadi merah dan meringis. "Hyuuung!"

.
.
.

Taehyung memutar pembicaraan dirinya dengan pamannya hari sebelumnya.

"Dia adalah orang yang menawarkan diri untuk memberikan jantungnya, Taehyung. Dia orang yang baik." Taehyung harus bertanya.

"Tapi kenapa dia setuju untuk melakukan hal ini?"

"Kau bisa bertanya padanya secara pribadi, Taehyung-ah. Dia ingin bertemu dengan mu dan Jungkook," jawab pamannya.

Senyum gembira melewati bibirnya. "Baik. Baik. Aku akan ke sana." Dan mereka mengatur waktu dan tempat. Taehyung menemukan bahwa pendonor itu seorang pasien di rumah sakit pamannya sehingga mereka sepakat melalui e-mail untuk bertemu di kamarnya. Setelah bertukar beberapa e-mail tentang kapan dan di mana mereka akan bertemu, Taehyung bertanya siapa namanya.

"Park Jimin." membaca pada teks di layarnya.

.
.
.

Taehyung menatap lorong-lorong rumah sakit untuk ruang 205. "Dua nol lima, dua nol lima," ulangnya sehingga ia tidak akan lupa. Dan akhirnya, ia menemukan di lantai tiga. Papan nama di samping pintu jelas tertulis.

Paper PlanesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang