Yang datang kembali (2)
Warning!!!
Chapter ini mengandung muatan konten 18+, menggunakan kata-kata vulgar meski saya sudah berusaha menggunakan kata ganti. Bagi pembaca dibawah umur harap bijak menyikapi karena saya tidak menanggung akibat apa pun termasuk pencemaran otak kalian.
Happy Reading...Madam duduk di kursi bar Farenheit dan Ian langsung menyuguhkan segelas cocktail, matanya menelisik wajah bosnya dengan pandangan prihatin. Namun, enggan bersuara karena sibuk meracik minuman untuk pelanggan lain. Seperti biasa Farenheit selalu ramai layaknya club malam lain bedanya hanya di sini penghibur yang menari lincah adalah banci.
Terbiasa melayani banyak pelanggan membuat pria dengan wajah khas Asia timur yang bermata sipit dan kulit kuning itu dengan cepat menyelesaikan seluruh pesanan pelanggan dan kini menatap bosnya dengan wajah ramah sambil merapikan botol-botol minuman.
"Madam sepertinya sangat letih," kata Ian tak tahan melihat bosnya yang terus tersenyum padahal sangat lelah bahkan make upnya tak mampu menutupi.
"Ya! Akhirnya ada yang notice kalo saya lelah," jawab Madam girang yang sukses membuat Ian tersenyum lembut merasa tenang karena teman lama yang dia kenal tak pernah berubah, baginya Madam memiliki sifat yang tak bisa di tampik yaitu dia adalah orang yang tak ragu menunjukan ekspresi dan perasaanya.
"Saya tak keberatan menangani Farenheit untuk malam ini, Madam boleh pulang dan beristirahat," tawar Ian penuh perhatian pada bos sekaligus sahabat baiknya.
"Yaampun Ian, gini deh kalo di apartemen saya bisa istirahat mana saya kelelahan sekarang ini. Tapi, di sana saya ga bisa istirahat," Madam menutup kalimatnya dengan helaan napas berat.
"Apa yang membuat apartemen Madam engga enak untuk istrahat?"
"Wildan," jawab Madam mengundang decakan dari mulut bartender clubnya, karena dia sangat tau hubungan Madam dan Wildan bahkan dia lah yang menemani Madam dimasa tidak warasnya saat patah hati mengetahui dikhianatai.
"Saya kira dia tak akan kembali."
"Benar! Saya juga kira begitu. YaLord saya kelelahan menghadapi dia sejak pagi dia tiba, menertawakan drama gila yang dia bawa dan menikmati rasa bersalahnya tetapi berujung letih mendengar curhat drama keluarga penghianat," jelas Madam setengah meringis. Dia merasa tenang karena ada seorang yang tau mengenai dia dan Wildan.
"Lalu, apa tujuan dia kembali?" Ian bukan tipe orang yang suka mengorek kehidupan pribadi orang lain tapi sejak bekerja di Farenheit dia banyak menjadi pendengar meski tidak peduli. Namun, Madam beda cerita, dia benar-benar peduli sebagai sahabat.
"Saya rasa otak di dalam batok kepala Wil sudah sepenuhnya rusak. Ayolah, bayangin deh Ian dia mau ngajak saya pacaran, huuh."
"Madam masih sakit hati dengan perbuatannya? Saya mengerti, dia pacaran dengan orang lain padahal masih ada Madam walau kalian tak pernah resmi ditambah kebaikan hati Madam menjadi rumahnya menggantikan Maya, bahkan bercinta dengannya."
"Bukaaaan Ian. Saya udah engga peduli dengan itu, yang ngebuat saya teringgung adalah dia itu V E R S," jelas Madam sedikit mengeram kesal dan menengak minumannya. Ian terbeliak beberapa saat meski tau persis Madam adalah banci anti vers dia tetap terkejut, baginya vers menyenangkan.
Ian membuka mulut, ingin bersuara tapi tertahan begitu Madam lanjut bicara, "Jangan pasang tampang gitu dong. Kamu vers, ia saya tau tapi saya engga bisa terima didekati vers. Saya ogah nusuk pantat dia," Ian menahan tawa dengan meletakan punggung tangan di mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Banci dan Murid Hot
Fiction généraleSetiap Nara berhadapan dengan Bagas hanya ada dua hal yang menjadi fokusnya Headline di berita kriminal "Pemuda 19 tahun dicabuli guru les privatenya yang Banci." Atau "Pemuda 19 tahun perkosa guru les privatenya yang banci"