Tidak ada orang ketiga

1.3K 59 6
                                    

Bagas sungguh menampakan dirinya seperti dugaan Saya, dia muncul di Farenheit menjelang tengah malam. Ekspresi wajahnya sedikit murung, dia langsung mendatangi Ian. Anehnya Saya tidak menangkap gerakan mencarinya seperti biasa, yang akan menolah kesana kemari dengan wajah berseri-seri untuk menemukan Saya. Dia terlihat memulai pembicaraan dengan Ian, rasa penasaran dan ingin mengetahui apa yang mereka bicarakan dan bergegas menghampiri mereka.

Saya ga minus tapi rasanya sesaat tadi jadi buta dan cuma bisa melihat Bagas sampai tak melihat pria lain yang duduk disampingnya. Memerhatikan setiap detail fisik keduanya memastikan apa ada memar atau luka-luka hasil adu pukul. Rupanya tidak ada, hal itu membuat Saya penasaran alasan keduanya bisa duduk bersisian sekarang..

"Ada apa dengan kalian berdua?" Berharap keduanya adu mulut untuk memperebutkan saya seperti diadegan-adegan sinetron. Nyatanya tidak, keduanya masih diam-diaman. Padahal hati ini sudah penasaran tapi nampaknya otak mereka sedang kosong.

Mata Saya beralih pada Ian, meminta penjelasan bagaimana kedua orang ini tiba di sini sampai jadi begini, tapi Ian hanya menggeleng. Ini pasti ada hubungannya dengan mereka yang menghilang dari apartemen Saya tadi. Aduuuh, ini Wildan saya jadi curiga mereka bukan adu pukul tapi malah adu penis di hotel dan malah jadi having sex mengingat Wildan paling jago memanfaatkan situasi untuk urusan selangkangan. Apalagi Bagas tipe cowok hot yang sepertinya tak masalah dengan vers.

Jari saya mengetuk meja gelisah, bagaimana jika benar. Saya bahkan belum mencicipi penis Bagas atau mengukurnya. JugA belum tebar pesona dengan elegan ala Nara, dan masih ada jadwal les privat dengannya. Uuuh.

"Pak."

"Madam," tegas Saya.

"Disini ada kamar?"

Setelah tadi cuma diam dan menunduk tiba-tiba nanya kamar? Tipikal sekali anak ini. Benar kata Saya, dia butuh les tatakrama. Dan ya tentu saja disini punya kamar, ini club khusus mana mungkin tidak memfasilitasi pelanggan untuk bersenang-senang. Meremehkan sekali anak ini. Lagi pula untuk apa menanyakan kamar? Mau threesome haah?

Bagas mengangkat wajahnya menatap Saya tepat dimata setelah tidak mendengar jawaban sama sekali dia melihat ekspresi dingin Saya. Tidak ada rasa bersalah sama sekali yang tertangkap dari wajahnya setelah menanyakan tentang itu padahal kepala Saya sudah berkeliling Jakarta-Bandung memikirkan segala hal tentangnya yang isinya hanya pertanyaan.

Jangan remehkan Saya. Madam dan Nara masih punya jiwa superior, tentu saya akan menuntut penjelasan jadi saya melipat tangan dan tidak berniat untuk menjawab. Satu kali saya melirik pada Wildan, entah apa yang terjadi padanya sejak tadi tidak sekalipun dia mau menatap Saya.

"Saya ingin menyelesaikan urusan kita bertiga, kita butuh tempat yang lebih tenang." Biasanya nada bicara Bagas cenderung menggoda dan ringan saat bicara pada Saya berbeda dengan sekarang, dia lebih serius. Menurut Saya masalah ini tak begitu serius, jika keduanya enyah hidup akan kembali seperti biasa dan baik-baik saja. Setidaknya itu lebih baik sebelum punya rasa tertarik selain urusan selangkangan dan les privat dengan Bagas.

Harga diri harga mati, jadi Saya tidak menjawab dengan kata-kata tapi memberikan isyarat pada keduanya untuk mengikuti ke kamar. Sebenarnya ini kamar pribadi Saya tapi tak apa, jika mereka berdua lepas kontrol dan merusak perabotan itu akan jadi hal yang menguntungkan untuk Saya karena akan menerima ganti rugi.

Ruang kerja Saya sengaja di desain jauh berbeda dengan seisi club, satu-satunya ruangan dengan warna Cream karena itu membuat rileks daripada warna merah temaram atau semacamnya. Biasanya Saya melarang orang masuk karena disini ruang pribadi tapi kalo kami menggunakan kamar hanya untuk bicara, lebih baik kamarnya di sewa pelanggan untuk menghasilkan pundi-pundi daripada hanya untuk bicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Banci dan Murid HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang